14. Kemajuan kedua

57.9K 10.1K 401
                                    

Orion duduk sembari mengetuk-ngetukan kakinya ke lantai, seakan-akan sedang mengurangi kegugupannya.

Matanya tidak lepas sama sekali dari sebuah kotak styrofoam yang sudah berada diatas mejanya sejak ia datang barusan.

Revan menatap cowo itu aneh, kemudian menatap Ken yang juga menatap Orion. Mereka saling bertatapan dengan kening yang mengkerut dalam.

Tidak pernah sekalipun Orion bersikap seperti ini. Apa dia ketularan Qiandra yang sifatnya berubah 180 derajat karena kecelakaan?

Revan menepuk bahu cowo itu, membuat Orion seketika tersadar dan menatap cowo itu. "Lo kecelakaan ya?"

"Hah?" Orion mengerutkan keningnya.

"Lo aneh hari ini, ketularan Qiandra, ya?" Tanya Ken ikut-ikutan.

Orion berdecak. Ia tidak menjawab pertanyaan cowo itu melainkan menanyakan hal yang lain. "Menurut kalian, ini isinya apa?"

Tangannya naik menunjuk styrofoam yang berada didepannya.

Feelingnya tidak enak ini.

Revan dan Ken semakin mengerutkan keningnya. Wajah mereka benar-benar kontras menunjukkan bahwa mereka merasa aneh dengan sikap Orion.

Jadi dari tadi, cowo itu gugup hanya karena memikirkan isi dari kotak styrofoam itu?

"Kalian ngapain?" Tanya Shaka yang tiba-tiba datang dengan memikul tas punggungnya, diikuti dengan Shaga yang berada dibelakangnya.

"Gatau nih orang aneh banget," Ken menunjuk Orion dengan bibirnya, menatap Shaka yang sedang menaruh tasnya dikaitan khusus disamping mejanya.

"Aneh kenapa?" tanya Shaka balik.

"Gatau, gajelas, kiarin kenapa, tau-tau cuman karena styrofoam dari Qiandra," jelas Revan, ia mengeluarkan ponselnya kemudian sibuk berselancar disana.

Shaga yang sejak tadi duduk diam ikut mengerutkan keningnya, ia berbalik menatap styrofoam yang berada diatas meja Orion.

"Feeling gue ga enak sih ini," tangan Orion naik hendak membuka styrofoam itu, mengabaikan ke empat pasang mata yang benar-benar fokus menunggu hal selanjutnya.

Orion membukanya. Semuanya hening. Revan dan Ken tidak sengaja saling bertatapan.

Dan kemudian, "HAHAHAHAHAHA!" suara tawa Revan dan Ken menggelegar memenuhi kelas, menarik perhatian orang-orang didalam sana.

Orion menatap kosong styrofoam yang hanya berisi nasi dan ... telor ceplok?!

TELOR CEPLOKKK?!!

Wajah Orion terlihat masam, tangannya mengepal greget. Ingin rasanya meleparkan styrofoam itu ke wajah Qiandra secara langsung.

Shaka sedikit terkekeh, wajahnya terlihat meledek pada Orion, "Lo ngarepin apa sih dari tuh cewe?" Ia bersedekap dada.

Tawa Revan perlahan-lahan reda, "Mending lo beli dikantin dari pada sama dia."

Orion mengusap wajahnya masam, ia berdecak kecil, tangannya mengambil sendok yang tersedia kemudian memakannnya dalam jumlah yang besar sekaligus dengan kesal.

Cowo itu mengunyah sebentar, tetapi sedetik kemudian berlari melesat menuju tong sampah, memuntahkan semua isi dari dalam mulutnya.

"Huek!"

Keempat cowo itu menatap Orion dengan heran, kemudian Ken berinisiatif mengambil sendok bekas cowo itu dan ikut mencicipi nasi dan telur ceplok milik Qiandra.

"HUEEKKK!!"

Tidak sampai 5 detik cowo itu sudah berada disebelah Orion memuntahkan semua isi mulutnya.

Seventeen but Fifteen Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang