2. You Go Out Every Night

223 32 0
                                    

Terhitung sudah hari keempat Hanni dan Jeongwoo berbicara. Tentunya karena permintaan Jungwon.

Jeongwoo adalah anak yang mudah bergaul. Hanni yakin, Jeongwoo punya bakat dalam hal menggaet lawan jenis. Postur tubuhnya tinggi dan tegap, senyumnya manis, dan tingkahnya lucu. Ia sering meminta saran kepada Hanni bagaimana cara untuk menghabiskan harinya.


Dan malam ini Jeongwoo sampai di rumah Hanni, setelah Hanni mengatakan kalau Jeongwoo mungkin butuh udara segar seetelah banyak menghabiskan waktu di depan monitor.

Tentunya Hanni terkejut, terlebih saat Jeongwoo membawa buah tangan dan meminta izin untuk membawa Hanni makan malam kepada orang tuanya.

Mereka baru berkenalan dan Jeongwoo berani melakukan itu semua.

Ayah Hanni melirik kendaraan yang terparkir bersama seorang laki-laki paruh baya di sebelah pintu pengemudi, di depan pintu rumahnya. Satu lagi poin tambahan untuk Jeongwoo. Tidak ada alasan bagi kedua orang tua Hanni untuk melarang anak semata wayang mereka dijemput Park Jeongwoo makan malam.


Ibu Hanni meminta putrinya untuk memakai pakaiannya yang paling cantik, semacam dress di bawah lutut dengan aksen memperjelas lekukan di bagian pinggang.

"Ini, bagus, nih." Ucap ibu Hanni yang kepalang senang.

"Ih, Ibu, buat apa?! Itu baju ke kondangan! Ini cuman makan sama si Jeongwoo aneh itu aja." Gerutu Hanni menolak pakaian pilihan ibunya, masih memeluk jeans dan kemeja pilihannya erat.

"Lho, kok pacar sendiri dibilang aneh?"

Mata Hanni mendelik, "Ibu!!!" Teriaknya, Hanni menghentakkan kakinya, "Dia bukan pacar aku!" Lanjutnya sambil akting menangis.

"Oh, berarti sebentar lagi." Kelakar ibunya, menarik baju mainstream itu dari tangan anaknya dan mendorong si gadis untuk memakai baju pilihannya.













Belum sampai sedetik Jeongwoo masuk ke mobil, Hanni sudah berteriak di depan wajahnya, "Tau rumah gue dari mana?!" Bentak Hanni.

Jeongwoo bahkan tidak terkejut, "Dari Jungwon, lah." Jawab Jeongwoo santai, matanya memindai Hanni dari kepala sampai ujung kaki, "Gue kira lo gak bakal suka---"

"Kok itu anak bisa sembarangan ngasih alamat gue ke stranger kayak lo?! Mana cowok lagi? Sinting!" Racau Hanni lebih lanjut.

"Tenang, princess. Lo cantik banget, serius." Ungkap Jeongwoo masih santai, menyalakan pendingin kendaraan di atas kepala Hanni dan memberi gestur tangan meminta gadis itu untuk duduk bersender.

"I don't care, just what the actual fuck is going on here? Ini beneran buat nutupin kak Jay sama Jungwon sampai segininya? What about my privacy?!" Bentak Hanni sekali lagi, jarinya menunjuk tepat di wajah Jeongwoo.

"Hey, calm down, princess..." Tegur Jeongwoo, memegang kedua pundak Hanni yang masih saja belum bersender ke jok mobil, "Duduk yang bener, gue gak mau lo jatuh kalau tiba-tiba direm."

Hanni menurut, dia duduk dengan benar dan melipat kedua tangannya di depan dada, "Nggak usah princass princess." Gerutu Hanni.

"Orang keliatannya beneran kayak princess, masa gak gue panggil princess?"

"Ada berapa cewek coba yang lo panggil princess sebelumnya."

Jeongwoo menautkan alisnya dan meletakkan tangannya di kening, "Hmm... lost count..."

Jealousy, JealousyWhere stories live. Discover now