9. All I Think Is I Should Be Prettier and Happier

338 35 9
                                    

Semalam dihabiskan ketiga remaja itu dalam diam. Dengan Jungwon yang tetap di tempat tidurnya, Hanni yang tertidur di sofa, dan Jeongwoo yang meminta satu sofa lagi untuknya tidur.

Jungwon baru membuka mulutnya pagi ini.

"Lapar." Keluhnya.

Hanni yang baru bangun mengangguk. Ia menemukan dirinya sudah diselimuti saat terbangun di tengah malam, namun tidak ada satupun makanan yang bisa disantap, hanya ada botolan air mineral.

Jeongwoo juga mengangguk, yang dapat makan malam hanya Jungwon. Ia dan Hanni belum makan sedari kemarin.

"Kalau kayak gini sih, musti makan all you can eat." Usul Jeongwoo.

"Setuju." Ucap Hanni.

"Gue gimana...?" Tanya Jungwon menciptakan keheningan.

Jeongwoo memecahkan keheningan dengan suaranya, "Suster!" Teriak Jeongwoo sambil membuka pintu, "Teman saya boleh pulang, gak, ya?" Tanyanya lagi kepada suster yang berjaga di depan kamar Jungwon dengan cukup lantang.

Kemudian seorang dokter dan dua orang suster datang untuk memastikan kondisi Jungwon bisa untuk rawat jalan.

















Jeongwoo dengan bahagia mendorong kursi roda Jungwon kesana-kemari. Jungwon tertawa, rasanya ternyata seru saat didorong menggunakan kursi roda dengan cepat. Jungwon berusaha bersandar sebaik mungkin supaya tidak terjatuh.

Jungwon menoleh ke belakang sambil tertawa, Hanni berlari minta ditunggu. Jeongwoo terlalu cepat mendorongnya.

Jungwon senang.


Di pusat perbelanjaan Jeongwoo membelikan Jungwon sendal baru, karena Jungwon hanya memakai sendal rumah sakit. Jeongwoo juga membelikan Hanni sebuah jaket, untuk menutupi pakaian kerjanya, "Malu, lah, gue! Masa gue kece begini jalan sama mbak-mbak klinik dan anak yang baru dari rumah sakit!" Ucap Jeongwoo saat ditanya Hanni alasannya.

Ketiganya tertawa.


Di restoran khas jepang yang menawarkan pelanggan untuk mengambil makanan sebanyak mungkin dalam kurun waktu dua jam, entah berapa piring daging yang sudah ketiganya habiskan. Hanni paling banyak.

"Gue laper banget." Ucap Hanni setelah menghabiskan daging di piring kesepuluhnya. Jungwon mengangguk setuju.

"Hmmm... ngomong-ngomong, siapa yang bayar, ya?" Tanya Jeongwoo.

Hanni dan Jungwon langsung menatap Jeongwoo. Hanya Jeongwoo yang membawa dompet.

"Lo, lah." Jawab Hanni, mengundang tawa dari Jungwon karena wajah masam Jeongwoo.

Alis Jeongwoo bertaut, "Udah, lah, jaketnya balikin!"

"Yaudah, nih!"

"Eh, jangan, deh. Gue malu."

"Dih..."

Jungwon tertawa lagi.

Jungwon merasa senang.


























Jealousy, JealousyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang