5. Got A Pretty Face

153 24 1
                                    

Hanni sudah menyampaikan salam semua orang kepada Jungwon. Senyum Jungwon merekah, apalagi ketika ada Jay yang dari belakang memberinya tepukan hangat di pundak.

"Kak Jay ngapain?" Tanya Hanni, membuat senyum Jungwon memudar.

"Shh, gue bolos." Jawab Jay sembari menjabat tangan Jeongwoo yang ada di sebelah Hanni.

Jay terlihat hendak menyodorkan tangannya kepada Hanni juga, namun Jungwon mengalihkan perhatiannya. Mengatakan bahwa ia perlu bertemu dengan beberapa petinggi dan menarik tangan Jay, membuatnya mengucapkan perpisahan kepada Jeongwoo dan Hanni.

"Liat, kan, lo." Ucap Jeongwoo tertawa kecil, membawa Hanni pergi dari sana.

"Iya." Jawab Hanni singkat sambil cemberut. Jungwon posesif.

Senyum Hanni terpajang sekali-kali ketika bertemu salah satu dari lima gadis yang tadi berkenalan dengannya. Hanni juga menangkap tatapan sinis Jeongwoo untuk pemuda yang duduk di samping Hyewon tadi.








Hanni menceritakan semua yang terjadi padanya hari ini kepada Minji via telepon. Minji tertawa sampai puas dan menyemangati Hanni.

Keesokan harinya Hanni datang ke sekolah tanpa menduga bahwa Jungwon akan sampai lebih dulu dibanding dirinya.

Pemuda itu... benar-benar.

Kalau Hanni jadi Jungwon, Hanni akan membolos sebagai self reward dan meminta catatan pelajaran dari anak pintar lain; yang lebih baik kepadanya daripada Minji.

"Lo pucat amat, Won. Belum sarapan?" Tanya Niki.

Jungwon menggeleng, menunjuk ke tenggorokannya dan berbicara sebisanya, "Udah."

"Oh, suara lo habis, ya?" Tanya Niki lagi, dibalas anggukkan dari Jungwon.

"Itu, ada di grup, Ni." Ucap Taki, teman sebangku Jungwon.

Niki hanya menyengir, mengatakan bahwa ia belum membuka ponselnya dari semalam.

Jungwon memberitahukan di grup kelas mereka, bahwa suaranya habis dan akan berkomunikasi lewat pesan dengan moda yang ada.



Hari ini ada matematika sebagai mata pelajaran pertama, bukan kesukaan Hanni. Membuka buku saja rasanya sudah malas.

Minji di sebelahnya juga menghayati pelajaran matematika seperti Jungwon. Biasanya. 

Namun hari ini ada yang aneh dari Jungwon, Hanni menangkapnya beberapa kali menggelengkan kepalanya. Apakah Jungwon tidak mengerti? Tidak mungkin.








Hanni tidak tau apa yang terjadi karena ia terlelap untuk sesaat, namun dengan segera terbangun karena suara benturan yang cukup kencang dan teriakan seluruh temannya.

Hanni berdiri mengikuti Minji.

Guru matematika mereka duduk bersimpuh di lantai dengan... Jungwon! Itu Jungwon yang kesadarannya tampak hilang.

Jungwon pingsan!

"Ada anak kesehatan?" Tanya guru matematika mereka.

Jealousy, JealousyWhere stories live. Discover now