4. Yeah, You Living The Life

138 25 1
                                    

Hubungan Hanni dan Jeongwoo yang membaik membuat Jungwon berusaha memperbaiki hubungannya dengan Hanni. Meski Hanni masih berusaha tidak berurusan dengan Jungwon.

Dua hari yang lalu Jungwon mengajaknya dan Minji untuk bergabung jadi satu kelompok. Ada semburat perasaan tidak enak di hati Hanni dan Minji, menjadikan mereka mau tidak mau menerima tawaran Jungwon.

Hari ini guru ekonomi tak hentinya memuji Jungwon sampai memintanya untuk berhenti. Sekilas yang Hanni dengar di tengah rasa kantuknya, adalah Jungwon akan menjadi perwakilan sekolah, entah di mana dan untuk apa.

Belum sampai disitu, kepala sekolah dan kepala yayasan datang ke kelas mereka untuk menjemput Jungwon yang hendak mengikuti kelas spesial.

Ternyata semua ini karena partisipasinya sebagai pembicara di suatu konferensi ekonomi dan bisnis.

Jungwon benar-benar spesial dan beruntung.



"Emang bisa, ya, anak kayak kita jadi pembicara begitu?" Tanya Hanni kepada Minji di kafetaria.

Minji menaikkan bahunya, "Entahlah, mungkin bisa? Itu si Jungwon buktinya."

Hanni bersungut, "Tapi, kan... ya, iya, sih."

"Gue kaget kemarin dia ngajak kita. Ini gara-gara lo sama Jeongwoo, gak, sih?"

Hanni yang tidak berniat membicarakan hubungannya dan Jeongwoo nyaris tersedak jus apel, "Apaan! Enggak, lah! Gak ada hubungannya tau..."

Alis Minji bertaut, "Lho, kok gak ada? Kan lo bilang ini semua akal-akalan Jungwon doang. Ya, dia pasti senang lah, kalau lo sama Jeongwoo makin dekat... kan, artinya lo udah membelokkan panah asmara ke Jeongwoo." Goda Minji sambil mencokeh pipi dan dagu Hanni.

Hanni berdecih dan melangkahkan kakinya kembali ke kelas, meninggalkan Minji yang langsung menyusulnya sambil tertawa.












"Pham Hanni!"

Hanni yang masih berusaha menjauh dari Minji menghentikan langkahnya, disusul Minji yang mengambil kesempatan untuk mengaitkan tangannya dan Hanni.

"Kenapa, Won?" Tanya Hanni.

Ya, benar, yang mencarinya adalah Jungwon.

"Lo mau nggak, ikut ke konferensi besok?"

Bukan hanya mata Hanni yang membelalak, namun juga mata Minji.

"Ngapain?!" Tanya Minji mewakili perasaan Hanni yang mematung.

"Sekolah kita diundang ke konferensinya untuk nulis feedback. Butuh dua orang, tapi karena gue udah jadi pembicara cuman perlu satu orang lagi." Jelas Jungwon.

"F-feedback gimana?" Tanya Hanni.

"Ya, misalnya, lo setuju apa enggak dengan pendapat gue. Lo bisa jelasin sendiri nanti alasan lo setuju atau enggak itu kenapa. Seru, deh. Nanti juga ada Jeongwoo."

'Seru apanya...' Batin Hanni, "Kenapa gue, Won?" Tanyanya.

"Gak apa-apa, gue kepingin lo hadir aja. Lagian lo abisnya bisa jalan sama Jeongwoo karena besok kita izin full day."

Hanni menghembuskan napasnya, Hanni tidak mengerti kenapa Jungwon benar-benar memaksanya dan Jeongwoo untuk dekat. Tidakkah dia melihat bagaimana nyaris setiap hari Jeongwoo menjemputnya? Apa Jungwon punya cita-cita terpendam menjadi mak comblang?

"Selain gue, ada kandidat lain?" Tanya Hanni.

Jungwon mengarahkan pandangannya kepada Minji yang dari tadi asik mendengarkan dengan alis bertaut, "Minji? Lo mau?"

Jealousy, JealousyDove le storie prendono vita. Scoprilo ora