Chapter 8

124 10 7
                                    

1st POV

Malam hari pun tiba, ibu sudah pulang dan aku membantunya menyiapkan makan malam. Setelah makanan semuanya sudah siap di meja makan kami sekeluarga makan bersama.

Ibu seperti biasa bertanya apa saja yang kami pelajari di sekolah dan apa yang kami lakukan selama berada di sekolah. Shion dan Yuko selalu yang menjawab pertanyaan ibu, Shion sebenarnya tidak ingin membicarakan apa kejadian di sekolah hari ini namun Yuko dengan mulut embernya menceritakan semuanya. Shion juga terpaksa ikut membicarakan itu dengan ibu dan Yuko, ia bilang aku melakukan semua itu untuk membela diriku sendiri.

"Y/N sayang, ibu tahu kamu melakukan ini untuk membela diri sendiri dan juga teman-temanmu serta kedua saudarimu. Tapi sebaiknya jangan terlalu melakukan kekerasan seperti itu, kasihan Henry dan teman-temannya di babak belur olehmu."

Baik hati seperti biasa huh ?. Dia adalah orang berhati lembut dan baik, walaupun ia pernah depresi karena ditinggalkan suaminya, kebaikan hatinya tidak luluh dari jiwanya. Aku masih bisa melihat titik Kebajikan masih mendominasi dari pada titik dosanya.

"Mereka tidak perlu di kasihani ibu, mereka pantas mendapatkannya!." (Yuko)

Kata Yuko yang kesal dan melahap makanannya.

"Sudahlah Yuko-oneechan, baiklah ibu, aku akan berusaha untuk tidak berkelahi dengan Henry." (Y/N)

"Bagus! Itu baru anakku!." (Sayori)

Ibu menepuk dan mengusap-usap kepalaku, itu membuatku merasa malu.

"I-Ibu." (Y/N)

Shion, Yuko, dan ibu sendiri tertawa kecil melihat reaksiku. Kami pun melanjutkan makan malam kami. Setelah selesai makan aku membantu Shion membersihkan piring sedangkan Yuko pergi ke kamarnya entah ingin melakukan apa. Sedangkan ibu, ia mengerjakan tugas-tugasnya yang harus ia selesaikan.

Beberapa jam kemudian, ini sudah waktunya untuk tidur. Setelah mengucapkan selamat malam kepada Shion, Yuko, dan Ibu, aku pun segera memasuki kamar. Aku belum mau tidur, sekarang karena aku ingin melakukan 'kegiatan malam'ku.

Sambil menunggu, aku melakukan s*x dengan Miyu karena aku berjanji akan melanjutkannya jika malam sudah tiba. Namun aku harus berhenti di ronde ke-2 karena ini sudah cukup larut dan semuanya mungkin sudah tertidur.

A/N : maaf tidak ada 'adegan' itu lagi di Chapter ini :D

Miyu tidak terima tapi ia juga tidak bisa membantahku. Setelah bersiap-siap, aku pun dengan perlahan menuruni tangga. Tapi langkahku terhenti ketika melihat ibu sedang tertidur di depan Laptopnya dan beberapa kertas.

"Dia bekerja sampai larut huh ?."

Baginya ini pasti berat, tapi aku merasa terharu saat berpikir ia melakukan semua ini untukku dan kedua kakakku yang adalah anaknya. Aku mengambil selimut dan menyelimuti ibu. Aku merasa malu melakukan ini tapi aku mencium pipi ibuku dan membisikkan ini ke telinga ibu.

"Terimakasih ibu."

"Aw~ so sweet~!."

"Oi~ B*tch, kau merusak momen ini tahu!."

"Sudahlah Zeno." (Y/N)

Setelah melakukan semua itu, aku pun keluar dari rumah dengan wujud Grim Reaper-ku.

*****

3rd POV

"Kumohon! Aku tidak memiliki apapun!."

"Tapi kamu mempunyai tubuh yang sempurna untuk menggantikan itu."

Seorang gadis sedang terpojok oleh seorang Perampok sekaligus Pemerkosa. Dia berencana akan 'bersenang-senang' dengan gadis tersebut hingga puas lalu membunuhnya dan kalau gadis itu memiliki uang maka ia akan mengambilnya setelah membunuh gadis tersebut.

Grim Reaper Di Sekolah SMAWhere stories live. Discover now