4. I Want to See You

1.7K 215 40
                                    

DICLAIMER: CERITA INI HANYA FIKSI DAN HANYA UNTUK HIBURAN SEMATA. SEMUA YANG TERJADI DALAM CERITA INI HANYA PRODUK IMAJINASI PENULIS DAN SAMA SEKALI TIDAK ADA HUBUNGANNYA DENGAN REAL LIFE. MOHON PARA PEMBACA DAPAT BIJAKSANA DALAM MEMBACA. WHAT HAPPENS IN THIS STORY, STAY IN THIS STORY.

Sengaja pasang diclaimer pake capslock gede-gede sebagai pengingat karena berkaitan dengan rules baru dari MSS Studio tentang fan fiction. Saya yakin pembaca-pembaca di sini sudah pintar dan bijak dalam membaca. let's enjoy the story together :)

Oh iya kalau kalian suka sama cerita-ceritaku dan berkenan memberikan tip sebagai bentuk apresiasi, kalian bisa mampir di laman trakteer aku yah di trakteer.id/sonyatoho di (laman tersebut sama sekali tidak ada satu pun cerita Mewgulf (cuma ada beberapa FF Yunjae buatanku), just in case kalian mau ngasih tip aja hehehe)

happy reading ^^

~...~

"Arin jangan menangis, kita pasti bisa bertemu dengan ibumu lagi." Anak laki-laki itu sedih melihat teman kecilnya menangis tersedu-sedu karena tidak menemukan ibunya di mana pun setelah mereka turun dari wahana permainan.

"Arin mau bertemu dengan Mae. Mae di mana?" tangisan Arin semakin kencang, mengundang perhatian banyak orang.

"Nanti pasti ketemu lagi, kita tunggu di sini saja yah? Sebentar lagi, ibumu pasti kembali ke sini. Dia mungkin sedang ke toilet, jadi jangan sedih, hm?" Arin mengangguk.

Bocah lelaki itu lalu meraih tangan Arin, menggenggamnya dengan erat seakan takut jika ia melepaskannya barang sedetik saja, Arin akan menghilang dari pandangannya.

"Jangan tinggalkan Arin. Arin tidak suka sendirian," rengek Arin. Walau begitu tangisannya kini mulai reda, ia merasa tenang karena ada yang menemani. Saat bersamanya, Arin selalu merasa tidak takut apapun. Arin senang jika bersama teman laki-lakinya ini.

"Tentu saja. Mana mungkin aku meninggalkanmu. Aku akan terus bersamamu. Janji?" anak itu mengacungkan jari kelingkingnya yang mungil ke depan Arin.

"Janji!" Arin pun menautkan kelingkingnya, senyumnya kini terbit menghiasi wajahnya yang lucu namun basah karena air mata. Karena itu anak laki-laki tersebut menjulurkan tangan untuk mengusap basah di wajah Arin.

...

...

Sewaktu Gulf terbangun, ia sudah berada di dalam kamarnya yang dibanjiri sinar matahari pagi yang hangat. Seingatnya, semalam ia dan Mew tertidur di sofa. Apa pria itu yang memindahkanya kemari? Gulf bahkan terbangun dengan piyama lengkap di tubuh.

Ia tersenyum kecil. Gulf tidak pernah mendapatkan perhatian seperti ini sebelumnya dari pasangan-pasangan yang pernah bersama dengannya.

"Oh, kau sudah bangun?" Kao tiba-tiba saja masuk ke kamarnya. Asistennya itu sudah rapi dan wangi lengkap dengan jas kerjanya.

"Kapan kau datang?" tanya Gulf sambil meregangkan otot-otot di tubuhnya yang terasa kaku. Oh, beberapa bagian tubuhnya terasa sakit dan pegal akibat aktifitasnya semalam dengan dosen tampan yang sekarang tak ia temukan di kamar ini.

"Cepat mandi, aku akan membuatkanmu sarapan. Sebentar lagi kita berangkat kerja," ucap Kao sambil menarik paksa tubuh Gulf agar ia segera berpisah dengan tempat tidur lalu mendorongnya ke kamar mandi.

Kao lalu membuka walk-in closet Gulf dan mulai memilah setelan jas mana yang akan digunakan oleh atasannya yang kini sedang membersihkan diri, tak lupa ia juga memilih jam tangan serta sepatu yang cocok.

I Want You to the BoneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang