7. I Want to Know the Truth

1.3K 189 40
                                    

Sebelum mulai membaca, ada baiknya vote dulu  hehehe. 

happy reading ^^

~...~

"Keluarganya membunuh ayahmu!"

Jantung Gulf seperti melesat satu hitungan. Bak disengat listrik tegangan tinggi, satu fakta itu membuat Gulf nyaris tidak berkutik. Seluruh tubuhnya melemas seketika sehingga ponsel Mew yang berada di genggamannya meluncur dan jatuh ke atas lantai, ia bahkan harus berpegangan pada tembok untuk menahan tubuhnya yang sedikit oleng.

Dan suara gaduh di luar itu pun menginterupsi Mew dan ibunya. Dosen tampan itu lantas menghampiri pintu rumahnya dan terbelalak saat menemukan Gulf ada di sana, nampak terguncang.

Mew seratus persen yakin Gulf mendengar apa yang ibunya katakan.

Diraihnya lengan sang kekasih. "Gulf..." gumam Mew penuh kelembutan seraya mengamati raut wajah Gulf, menerka-nerka isi kepalanya, menanti-nanti reaksinya tapi nihil, Mew tidak bisa menebak sekaligus mengantisipasi bagaimana Gulf memberi tanggapan. Sang kekasih hanya nampak tertegun.

Namun sejurus kemudian dengan cepat Gulf memungut ponsel Mew yang terjatuh di lantai dan memberikannya pada pria itu. "Ponselmu tertinggal." begitu saja lalu Gulf dengan langkah gegas pergi meninggalkan Mew.

Mew tidak tinggal diam, ia kejar Gulf hingga ia dapat menangkap lengan pemuda itu. Mew tidak bisa membiarkan Gulf dengan seribu satu pikiran buruk memengaruhi isi pikirannya pergi begitu saja usai mendengar pernyataan ibunya.

"Gulf! Tunggu!"

"Kau bilang ayahmu meninggal karena kecelakaan!" pekik Gulf saat tangannya baru saja terulur hendak membuka pintu mobil namun tertahan karena Mew keburu mencegahnya.

"Memang seperti itu kenyataannya! Ayahku meninggal karena mobil yang dikendarainya ditabrak truk! Itu yang kutahu!"

"Lalu kenapa ibumu bilang bahwa keluargaku yang membunuhnya?!"

"Aku juga tidak tahu! Mae tidak pernah cerita soal itu. Dia memang sempat histeris sewaktu pemakaman dengan mengatakan bahwa ayahku dibunuh tapi kupikir itu mungkin karena dia sedang emosional. Setelah itu pun dia tidak pernah cerita soal apapun lagi soal kematian ayahku."

"Terus bagaimana bisa ibumu menyimpulkan bahwa ayahmu dibunuh? Pasti ada alasannya!"

"Ayahku seorang polisi. Saat dia mengalami kecelakaan dia memang sedang menyelidiki beberapa kasus, aku tidak tahu apa saja itu. Dia tidak pernah menceritakan pekerjaannya."

"Jadi maksudmu saat itu ayahmu sedang menyelidiki kasus yang melibatkan keluargaku, lalu kecelakaan, dan keluargaku dituduh membunuhnya?"

"Aku tidak tahu, Gulf! Itu sudah sekitar... mungkin 14 tahun yang lalu."

"Kalau begitu cari tahu! Tanyakan pada ibumu kenapa dia menuduh keluargaku membunuh ayahmu." Gulf menepis tangan Mew lalu membuka pintu mobilnya.

"Gulf, tunggu." Mew kembali manahan Gulf.

"Aku juga penasaran. Kalau kau sudah tahu jawabannya baru kita bicara lag. Ini sudah malam. Aku akan pulang dan istirahat, kau juga. Kita bicarakan lagi ini nanti. Aku sudah cukup lelah, pasti kau juga ." Gulf pun melepaskan tangan Mew yang tengah menahan pintu mobilnya. Sementara Mew tak bisa kembali mencegah Gulf masuk ke dalam mobil lalu meninggalkannya.

.

.

.

"Jadi? Bisa Mae jelaskan padaku apa maksud Mae mengatakan bahwa keluarga Gulf membunuh Pho?" todong Mew saat ia kembali masuk ke dalam rumah lalu merongrong ibunya dengan pertanyaan, ia lebih dari siap untuk mendengar sang ibu bercerita.

I Want You to the BoneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang