Dirty Boss

223 31 1
                                    

"100 ribu dollar? Vivian apa kau gila?" Jane setengah teriak mendengar pengakuan Vivian saat mereka berdua tengah berada di dalam toilet wanita, Vivian duduk seraya memegangi kepalanya yang terasa pusing.

"kau apakan uang sebanyak itu?" tambah Jane.

"Kredit card milikku membengkak kala itu Jane, oh... Bagaimana ini? Ia pasti akan melaporkanku ke polisi." Vivian berjalan mondar mandir kesana-kemari seraya berpikir keras untuk melunasi janjinya kepada Mr. Skinner.

"bagaimana mungkin ia memberimu uang sebanyak itu?" tanya Jane makin penasaran.

"aku harus tidur sebanyak 100 malam dengannya..."

"what...?" Jane terlonjak.

"kau gila..." tambah Jane.

"iya, aku akui aku gila. Tapi ketika itu aku harus membiayai kuliahku sendiri Janey, aku tak menyangka ia akan menemukanku di sini." Vivian memegangi kepalanya yang mulai terserang sakit kepala.

"apa kau sudah tidur dengannya?" Vivian mengehentikan langkahnya.

"secara teknis aku hanya berhutang setengah padanya, iya aku telah tidur dengannya." Vivian tak mengelak kejadian beberapa tahun silam, saat ia berjanji kepada Mr. Skinner untuk mengembalikan sisa hutangnya.

"Apa kau melihat bagaimana cara Deborah melihat ke arahmu? Dan bagaimana semua orang di kantor melihat kalian berdua?"

"Kau telah membuat desas-desus yang menggemparkan, Vivian." Kata Jane, Vivian mengerti. Dan entah mengapa ia sama sekali tidak perduli dengan hal itu, ia hanya perduli dengan uang Mr. Skinner yang harus ia kembalikan entah bagaimana caranya. Vivian sadar ia akan menjadi bahan omongan orang lain lagi dan mungkin akan menggemparkan media.

Jika saja pria itu sama seperti pria hidung belang lainnya dengan perut buncit dan uang mereka yang banyak, mungkin Vivian akan sanggup tidur seratus malam dengannya. Tapi Mr. Skinner bukan pria seperti itu, gaya bercinta pria itu selalu menyakiti Vivian. Hingga akhirnya Vivian harus mengundurkan diri dan pergi dari hidup pria itu demi menyelamatkan hidupnya dari kekangan Mr. Skinner, tanpa Vivian sadari jika dunia ini benar-benar sempit dan berhasil mempertemukan dirinya lagi dengannya.

"Apa yang kalian berdua lakukan di sini!" Suara Deborah menggema hingga sudut ruangan, mendapati Vivian dan Jane tengah mengobrol di saat jam kerja di dalam toilet wanita.

Bukan urusanmu, tua! Ingin sekali Jane mencerca Deborah, namun melihat Vivian menggelengkan kepala menatap tajam ke arahnya, Jane akhirnya mengurungkan niat.

"Ada apa Deborah? Aku sedang tidak enak badan." Kata Vivian.

"Jane, pergilah!" Ujar Vivian, tak lama gadis itu pergi meninggalkan Vivian bersama Deborah tanpa melepaskan pandangan tajam ke arah wanita gemuk itu.

Deborah berkacak pinggang setelah Jane pergi, "Mr. Skinner ingin kau ke ruangannya!" Seru Deborah yang berhasil membuat Vivian terkejut.

"Untuk apa?" Tanyanya balik.

"Mana aku tahu, mungkin karena hutangmu. Maka dari itu, jika tidak mampu jangan berhutang!" Cecar Deborah setelah itu pergi begitu saja, Vivian tak habis pikir apa yang salah pada Deborah hingga wanita itu bersikap demikian kepadanya.

Vivian berdiri dengan debaran jantung yang tak karuan, kini masa lalu terulang kembali. Mr. Skinner menempati ruangan presiden direktur yang dulu bukanlah miliknya, namun entah bagaimana pria itu bisa memiliki segalanya, termasuk karir dan hidup Vivian.

Vivian mengetuk pintu, kejadian ini persis seperti beberapa tahun yang lalu. Ia membuka pintu, pria yang ia hindari selama beberapa tahun terakhir kini berada di sana. Duduk dengan anggun dengan gaya bossy yang selalu dapat meluluhkan hati semua wanita, dan salah satunya adalah Vivian yang pernah jatuh ke dalam rayuannya.

My BossWhere stories live. Discover now