03 | ʜᴏᴍᴇꜱɪᴄᴋ

1.5K 320 130
                                    

Warning: Cerita ini tidak cocok dibaca oleh anak di bawah 15 tahun karena mengandung tindak kekerasan, kata-kata kasar, dan konten lainnya yang dapat mengganggu kenyamanan. Mohon dibaca dengan bijak. Terima kasih.

ʙᴇꜱᴛ ʀᴇᴀᴅ ɪɴ ᴅᴀʀᴋ ᴍᴏᴅᴇ!
ᴘʟᴇᴀꜱᴇ ᴛᴜʀɴ ᴏɴ ᴅᴀʀᴋ ᴍᴏᴅᴇ ᴏɴ ʏᴏᴜʀ ᴀᴘᴘꜱ!

•────⋅☾ 🐺 ☽⋅─────•

Ada pepatah mengatakan "home sweet home", atau dalam Bahasa Indonesia dapat dimaknai sebagai "rumahku istanaku". Rumah menjadi tujuan pulangnya kita usai lelah beraktivitas di luar. Rumah adalah tempat ternyaman yang dipenuhi suasana hangat serta kekeluargaan. Tanpa memandang mewah atau tidaknya bangunan tersebut, rumah akan membuatmu rindu ketika pergi jauh kala merantau.

Setidaknya begitulah rumah yang 'ideal', rumah yang seharusnya.

Hiroto berhenti melangkah saat melihat lampu rumahnya telah menyala. Matanya berkedip sesekali. 'Jangan-jangan mereka sudah pulang?' pikirnya seraya bergegas masuk.

'Yabaii, aku bisa kena marah Oji-san karena terlambat pulang!'

Sejak ibunya jatuh sakit, Hiroto tinggal bersama paman dan bibinya. Karena masih di bawah umur, dia tidak diizinkan tinggal seorang diri tanpa adanya wali. Hiroto juga tidak mau dikirim ke pusat perlindungan anak karena itu akan membatasinya dengan dunia luar, termasuk ibunya. Oleh karena itu, Hiroto memilih diasuh oleh paman dan bibinya meski dipenuhi berbagai masalah internal yang kompleks.

"T-Tadaima!" Hiroto membuka pintu rumahnya dengan tergesa-gesa.

"Okaeri, Hiroto~"

Pemandangan pertama yang Hiroto lihat adalah seorang perempuan yang menyambutnya dengan pakaian minim, hanya memakai celana pendek dan tank top ketat. Lekuk tubuhnya yang sempurna pun terlihat jelas. Ditambah lagi, rambut merahnya dikucir tinggi semakin menampakkan leher jenjangnya.

"Kau habis menjenguk ibumu lagi, ya?~"

Gadis itu adalah Nakatani Akari, sepupu Hiroto yang sudah dia anggap sebagai kakak sendiri.

"Apa kau mau makan? Atau mau mandi? Atau malah ... a-k-u?" tanya Akari dengan nada menggoda. Dia seperti memperagakan adegan legend di anime yang mana si istri menyambut suaminya setelah pulang kerja.

Krik... Krik...

Hiroto mengheningkan cipta di tempat. Tanpa mengucapkan sepatah kata pun, dia membuka kancing seragamnya satu per satu. Tindakan tersebut sontak membuat Akari salah tingkah sendiri.

"H-Heeee?! T-T-Tunggu, Hiroto! J-Jangan-jangan kau ingin melakukannya di sini?!" tanya Akari panik. Pikirannya melayang ke mana-mana. Rumah sepi, berduaan dengan cowok tampan, kira-kira hal menyenangkan apa yang bakal terjadi?

Fantasi nan indah itu seketika runtuh saat Hiroto menyampirkan blazernya untuk menutupi tubuh Akari. Seketika Akari ber-eh bingung dengan tampang ola-olo, sedangkan Hiroto hanya menghela napas singkat.

"Kau bisa masuk angin kalau berpakaian seperti itu, Onee-san," ucap Hiroto tenang. Setelah itu, dia melepas sepatunya dan berjalan masuk rumah. Akari di belakangnya melongo tidak percaya. Cowok itu sama sekali tidak tergoda olehnya.

"Geh!? Hiroto, kau tidak merasa doki-doki sedikitpun?" Akari yang menyusul adiknya itu bertanya. "Bukankah cowok akan bersemangat kalau digoda seperti tadi?"

ᴡᴏʟᴠᴇꜱTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang