BAB 32 :NYAMAN DAN HANGAT

248 22 1
                                    

ANNYEONG
Jangan lupa tekan bintang di sudut kiri bawah ya..
Sabar.... Baru konflik kecil kok belum yg inti konfliknya,

Selamat membaca.



"HELLOWWW."

Asya terperanjat kaget seraya mengelus dadanya mencoba sabar dan tidak memaki seseorang yang sudah mengagetkannya. Jika bukan Farel sudah pasti Asya akan memberikan bogeman.

"Masih pagi ya Tuhan kamu ngapain ada disini?" Tanya Asya berkacak pinggang menatap cowok itu.

"Belajar sbmptn katanya,"

"Oh iya...." balas Asya dengan suara pelan.

"Eumm.... kalo besok aja gimana, Rel? Aku hari ini masih belum bisa, pikiran aku masih kacau." Asya menggaruk belakang kepalanya seraya menunduk.

"Gak bisa. Aku udah capek-capek dateng kesini dan kamu malah bilang gak bisa gitu aja? Mikir gak sih kalo dari rumah kesini itu jauh dan nyita banyak waktu, sedangkan kamu tinggal bilang belum bisa? Bilang dari tadi kek bikin capek aja."

Asya kaget mendengar kalimat Farel yang tiba-tiba meninggi dengan mimik wajah yang berubah datar. Demi apapun Asya tidak menyangka Farel akan memarahinya sampai seperti ini.

"Maaf Farel. Ya udah nggak apa-apa yuk kita belajar, mau dimana bela–"

"Itu tadi contoh pacar jahat dan nggak tau diri, harus di jauhin pacar kaya gitu. Masa tuan putrinya lagi nggak baik-baik aja nuntut banget harus lakuin kegiatan awal sih. Dan aku bukan salah satu dari mereka. Aku nggak mau liat kamu terbebani lagi, iya besok aja nggak apa-apa kok nanti besok aku datang lagi." Ucap Farel mengelus puncak kepala Asya sayang.

Sudut bibir gadis itu perlahan naik, membentuk senyuman lalu menggapai tangan Farel yang masih berada di kepalanya. "Farel.... Makasih ya." Asya memandang sendu pada cowok itu dengan mengelus tangan Farel.

"Sama-sama tapi untuk apa? Aku nggak pernah kasih hal atau sesuatu yang patut untuk di beri ucapan makasih segala." Sebelum menjawab Asya menarik tangan Farel agar mengikuti dirinya masuk ke dalam kamar.

"Nooo. Kamu selalu mau ngertiin aku di segala keadaan, sedangkan aku? Selalu egois dan nggak mau mikirin gimana tentang kamu. Maaf ya, Farel. Masih belum bisa jadi yang kamu harapkan."

Asya enggan menatap Farel. Bukanya menyelesaikan kalimat dengan menatap lawannya, gadis ini malah merapihkan rambut Farel yang selalu tidak tertata. Nyarisnya tataan rambut itu malah membuat kadar ketampanan laki-laki ini bertambah berkali-kali lipat.

"Cih lemah banget, masa ngomong kaya gitu aja nggak mau natap orangnya, payah nih." Farel sengaja mengejek agar gadis itu kesal dan mau menatapnya. Tapi gagal, Asya malah tertawa dengan pandangan masih sama.

"Hahaha iya payah banget kan cuman ngomong gitu doang padahal. Tau nggak sih aku udah jatuh banget sama semuanya tentang kamu, Farel. Jadi, bisa nggak kamu jangan kecewain aku atau punya niatan buat jadiin aku kaya yang dia lakuin sama aku," akhirnya setelah akhir kalimat sedikit panjang itu selesai Asya kembali menatap Farel dengan tatapan penuh harap.

"Aku juga udah jatuh banget sama kamu Delucy. Makasih ya udah mau berusaha buat cowok nakal ini jadi cowok yang lebih mendingan sekarang, mungkin kalo bukan karena kamu kayanya sekarang aku lagi pusing banget deh dengerin ceramahan Mama dan Papa tentang nilai yang selalu turun. Mau tau kabar bahagia gak?" Tanya Farel dengan senyum merekah.

BAPER [COMPLETED] Donde viven las historias. Descúbrelo ahora