BAB 43 :PENJELASAN

185 22 2
                                    

ANNYEONG
Bestiee aku kemarin ultah kalian ga mau ngucapin gitu:( ayok ucapin ultah aku maksa:)
Eh omaygatt aku lama banget gada up ya tuhan,otaknya beku parahh Oktober ini, sampai-sampai hampir kena Writers's block 😩

Selamat membaca

"Gue Zera."

"Temenya Farel?" tanya Asya sangat pelan.

Zera mengangguk meskipun sang penghubung tidak melihatnya. "Iya." balasnya.

Terdengar helaan nafas panjang dari sebrang sana, ia jadi penasaran siapa Asya ini. Ya, hanya nama itu yang tertera saat ini di ponsel cowok itu.

"Zera temen kuliah atau satu gedung apartemen sama Farel?" tanya Asya sekali lagi.

"Teman kuliah," balas Zera cepat.

"Kenapa ada di apartemennya Farel? Emang Zera lagi ngapain di sana? Ada urusan kah?"

Untuk pertanyaan yang satu ini entah kenapa rasanya ragu untuk menjawabnya. Hingga pendengarannya menangkap suara pintu terbuka dan nampaklah Farel yang sedang berjalan ke arahnya dengan tangan yang mengusap-usap rambutnya yang basah.

"Halo Zera masih terhubung kan?"

Deg.

Farel menghentikan langkahnya tepat di samping gadis itu, suara itu sangat familiar di telinganya. Saat itu juga Farel langsung merebut ponselnya yang di genggam oleh Zera, merebutnya kasar.

Farel menatap tajam gadis itu yang sekarang sudah menunduk. Farel mengepalkan tangannya kuat-kuat, ia mengalihkan pandangannya pada ponsel, benar nama Asya tertera di layar ponselnya.

Farel mematikan sambungan itu secara sepihak dan kembali menatap Zera dengan pandangan yang sulit di artikan.

Farel memilih duduk di kursi sebrang Zera yang masih menunduk. Farel menarik nafasnya dalam-dalam dan menghembusnya dengan perlahan.

"Kenapa lo angkat, Ze? Itu sikap yang nggak sopan untuk seorang tamu."

Zera mengangkat kepalanya dan menatap Farel takut, tidak menyangka lelaki itu akan se-marah ini.

"Sori," ujarnya.

"Lain kali jangan gitu lagi ya, itu termasuk privasi, lo nggak bisa seenaknya kaya tadi." Ucap Farel menasihati.

Gadis itu mengangguk dengan cepat.

Farel menyandarkan tubuhnya ke punggung sofa. Ia yakin setelah ini dirinya tidak aman lagi. Entah prasangka apa lagi yang Asya pikirkan tentangnya 

"Udah ngomong apa aja sama Asya?"

"Nggak banyak, dia nanya siapa gue dan kenapa bisa ada di apartemen lo."

"Terus lo jawab apa?" tanya Farel ingin tahu.

"Gue jawab cuman temen,"

Farel merasa lega mendengar balasan Zera, gadis itu tidak terlalu memperkeruh.

"Cuma nada bicara dia kaya lemah dan pelan banget tadi, kaya orang sakit." ujar Zera membuat tubuh Farel menegang. Ia melupakan gadis itu yang sekarang sedang sakit, ia benar-benar lupa karena sakit semalam yang membuatnya lupa akan semuanya.

"Ah! Sial gue lupa kasih kabar sama dia!"

****

Asya menatap sendu layar ponselnya, panggilan di akhiri sepihak ketika ia mendengar suara Farel, setelah itu berakhir. Entah apa yang di lakukan gadis yang bernama Zera di apartemen Farel pagi-pagi sekali. 

BAPER [COMPLETED] Where stories live. Discover now