four

78 23 17
                                    

Sehun memang datang ke tempat LuHan kerja yaitu Dangjin Hospital. Tapi, ia dan kekasihnya memiliki spesialis yang berbeda yang dimana ia berada di ruangan yang berisi dokter-dokter spesialis bedah jantung dan LuHan spesialis bedah.

"Akhirnya selesai juga!" Semangat LuHan begitu ia menyelesaikan seminar nya. Menyalakan ponselnya yang sedaritadi berada apik di jas dokternya, menekan kontak ber-atas namakan sang kekasih.

"Sehun-ah!" Seru LuHan begitu telepon nya tersambung.

Kekehan kecil terdengar dari sebrang sana "apa sayang?"

"Kau sudah sampai di rumah sakit?"

"Belum, sebentar lagi. Tadi aku behenti sebentar untuk membeli kopi."

"Sehun-ah, jangan terlalu banyak meminum kopi! Kopi tak baik untuk kesehatan mu jika kau minum secara terus menerus!"

Sehun menghela napasnya "ya, nanti akan ku kurangi Lu."

"Bagus!" LuHan berseru puas membuat banyak pasang mata menoleh kearahnya.

"Jadi? Ada apa kau menghubungi ku?"

"Bisakah nanti malam kau menjemputku dan menginap di apartemen ku?"

"Lu, bukankah kemarin aku baru menginap ke apartemen mu? Dan lagi, bukankah kau membawa mobil?"

"Mobil ku sedang berada di bengkel Hun-ah."

"Lu, tapi jarak antara apartemen mu dan rumah sakit tempatku tidak dekat sayang. Aku mohon pengertian mu."

"Aku tidak mau tahu! Aku mau kau menginap malam ini, kumohon..."

Lagi-lagi Sehun menghela napas nya, kali ini lebih terdengar frustasi. "Baiklah, aku akan menginap di apartemen mu malam ini."

Mata hazel LuHan berbinar cerah, "Kau yang terbaik Sehun-ah! Aku mencintaimu, selamat bekerja!!"

"Aku lebih mencintaimu, selamat bekerja juga sayang."

PIK!

Setelah sambungan terputus LuHan berjalan ke arah resepsionis dengan senyuman indahnya. "Ada berapa pasien yang sudah mendaftar hari ini?" Tanya LuHan lembut.

"Untuk yang mendaftar ada sekitar sepuluh pasien dokter Lu, belum termasuk yang terkena serangan mendadak."

"Ah, baiklah kalau begit–"

"LuHan hyung!"

LuHan menolehkan kepalanya begitu perkataan nya dipotong dan namanya dipanggil. "Ah! Jongin, Ada apa memanggilku? Tidak kembali ke Seoul?" Tanya LuHan sambil tetap tersenyum.

Jongin balas tersenyum dan menggelengkan kepalanya "Hyung, aku tadi tidak sengaja mendengar percakapan mu dengan Sehun."

Senyuman LuHan pudar, LuHan hanya tersenyum sembari mengangkat kedua alisnya begitu mendengar ucapan Jongin. "Lalu?"

"Aku rasa kau terlalu mengatur Sehun. Maksudku, aku tahu kau sedang hamil tetapi, bukankah kau terlalu mengekang nya hyung? Jarak antara Seoul dan Dangjin memakan kurang lebih waktu satu jam. Dan Sehun harus berangkat pagi jika baru menginap apartemen mu, bukankah itu menguras banyak tenaga? Sehun bisa saja terganggu dengan mu lama-kelamaan hyung."

Napas LuHan tercekat "be-benarkah aku terlihat seperti terlalu mengekangnya?"

"Ya hyung, kau terlalu sibuk memenuhi kesenangan mu tanpa mengingat kesenangan Sehun juga. Hidup Sehun adalah miliknya hyung, bukan milikmu. Sekalipun kau adalah calon istrinya. Bukankah begitu hyung?"

TANGLED (얽힌)Where stories live. Discover now