five

66 23 18
                                    

Cklek...!

"Eungh...! Eomma? Eomma eodiseo?" Jaejoong membuka matanya perlahan sembari mencari ibu sambungnya kekanan dan kekiri. "Hiiks.." Jaejoong baru saja akan menangis ketika tidak menemukan Ryeowook, tetapi sedetik kemudian matanya berbinar menemukan satu pintu yang tertutup rapat.

Jaejoong membuka pintu tersebut dan tersenyum melihat Ryeowook yang berada di sudut ruangan sembari memeluk dengkulnya. "Eomma ireonaa..." Tangan mungil tersebut menggerakkan badan Ryeowook "eo–"

BRUGH..!

"E-eomma? Tangan eomma berdarah!" Tangan Jaejoong bergetar begitu melihat tubuh lemah Ryeowook yang berada di lantai serta telapak tangannya yang menampilkan banyak darah kering.

"Hiiks.. eotteokhae? Joongie tidak tahu mengapa eomma tidak bangun-bangun."

Jaejoong memutuskan untuk mencari bantuan dari luar,  membuka pintu apartemen Ryeowook dengan susah payah "tolong! Hiiks... tolong eomma Joo— A-ahjussi?" Ucap Jaejoong begitu melihat seseorang tertidur didepan pintu apartemennya bersama Ryeowook.

"Eungh..?"  Orang yang dipanggil ahjussi tersebut membuka matanya secara perlahan.

"Ahjussi! Yesung ahjussi tolong Ryeowook eomma! Cepat ahjussi ireonaa..!!"

Ya, semalaman Yesung tidur didepan apartemen Ryeowook. Mendengar nama Ryeowook disebut dan Jaejoong yang menangis membuat Yesung panik. "Hey.. Hey... Jaejoong kenapa menangis cantik?" Mengabaikan rasa pegal di punggungnya karena tidur dengan posisi duduk Yesung lebih memilih menenangkan Jaejoong.

"Hiiks... eomma!"

"Apa yang terjadi dengan eomma mu Jaejoong? Bicara pelan-pelan agar ahjussi mengerti, ne? Berhenti menangis, ahjussi janji akan membantu mu."

Yesung memutuskan membawa Jaejoong kedalam gendongannya. "A-ahjussi, tangan eomma banyak darah."

Yesung menyatukan kedua alisnya "darah?!" Ucapnya sedikit panik.

"N-ne, dan eomma juga tidak bangun saat Joongie bangunkan. Ah—"

"Shit, Ryeowook! Apa yang kau lakukan?" Yesung berlari masuk kedalam apartemen Ryeowook dengan satu tangan menggendong Jaejoong.

"Dimana eomma mu Jae?"

Jaejoong menunjuk ruang kerja Ryeowook, tetapi kepalanya sudah berada di dada Yesung karena takut melihat keadaan Ryeowook. "Jaejoong tunggu di sofa dulu ya? Tidak apa-apa kalau Jussi tinggal sebentar saja kan?"

Jaejoong hanya mengangguk, membuat Yesung langsung melihat keadaan Ryeowook. Mata kecil Yesung membulat sempurna melihat kondisi ruangan yang sangat berantakan. Pecahan kaca dimana-mana, barang di meja berserakan, dan yang terakhir Ryeowook yang sudah berbaring dengan banyak darah kering disekitar tangannya.

"Oh astaga Ryeowook!" Tanpa waktu lama Yesung segera menggendong tubuh mungil Ryeowook dan membawanya keluar dengan wajah pucat pasi. Takut jika sesuatu terjadi pada Ryeowook-nya.

"Jaejoong berhenti menangis sayang, lebih baik Jaejoong bantu ahjussi membukakan pintu dan menekan lift ya? Eomma mu pasti baik-baik saja percaya dengan ahjussi." Pinta Yesung ketika melihat Jaejoong yang masih menangis di sofa.

"Hiiks.. ne ahjussi." Jaejoong menyeka air matanya dan membuka pintu apartemen dengan cepat.

.
.
.
.

Yesung dengan cepat memasukkan Ryeowook kedalam mobilnya dan membawanya ke rumah sakit tempat ia bekerja karena jaraknya yang lebih dekat.

Mata Yesung terus melirik kearah belakang, hatinya berdenyut perih melihat kondisi Ryeowook. Ditambah lagi Jaejoong yang duduk disebelahnya yang terus saja menangis.

TANGLED (얽힌)Where stories live. Discover now