33. Push Up 100 kali

980 77 5
                                    

Raka maupun Arziel tampak serius berbincang, mereka membicarakan dari hal yang penting sampai yang gak berfaedah, dan Rayhan hanya bisa menjadi saksi bisu diantara mereka.

Rayhan sedang sakit, sedang si dua pria dewasa itu malah ketawa ketiwi tak jelas.

"Lo ingat gak, dulu sepatu lo sering banget kecebur di kolam ikan yang ada di sekolah," kata Arziel mengingat kenangan ketika mereka masih kecil.

"Hahah lucu bet kalo di ceritain," sahut Raka tertawa.

"Gue heran kok bisa ya, sepatu lo hampir setiap hari jatuh di kolam ikan."

"Gimana gak jatuh. Orang kita berdua kalo semua siswa udah pulang, eh kita malah lari ke kolam ikan buat main bentar dan berakhir sepatu gue jadi santapan tuh ikan ikan."

"Lu yang goblok, ngapain coba mancing tuh ikan pake sepatu, yah di santap lah tuh sepatu, mereka ngiranya lo ngasih makan mereka," kata Arziel.

"Hahaha, kan lucu ziel, waktu mereka berlomba lomba buat ngambil sepatu gue."

"Iya sih, tapi tuh sepatu mahal loh setiap hari pasti hilang sebelah. Untung bukan sepatu gue."

"Dan lo tau, setiap hari juga gue dimarahi sama mami karena selalu pulang hanya memakai sepatu sebelah, untung aja kaki gue gak sekalian di hilangin sama papi," kata raka tertawa mengingat mami nya yang selalu memarahinya ketika raka tak pernah pulang dengan memakai sepatu yang lengkap, dan berakhirlah setiap hari raka memakai sepatu baru.

"Hahaha enak banget lu setiap hari pake sepatu baru. Lah gue 3 bulan sekali, itu pun kalo gue merengek dulu sama ortu baru boleh di beliin."

"Eh tapi yang paling lucu itu apa?" tanya raka menahan tawanya.

"Apaan?"

"Waktu lo kecebur di kolam ikan."

Raka tertawa begitu keras, setelah mengatakan itu. Membuat dokter atau pun suster yang sedang lewat mengelus dada sabar, mendengar suara yang begitu menganggu.

"Itu semua kan demi nyelamatin sepatu lo."

"Wkwkwk, waktu itu lo sok sok an bisa ngambil sepatu gue, eh malah tergelincir, jatuh deh. Untung lo gak di makan sama ikan."

"Dan lebih beruntungnya lagi, pak ramon datang di saat yang tepat. Nyelamatin gue yang udah sekarat."

"Benar, sampai kita di ceramahi sampe malam, dan berakhir di hukum deh."

"Tapi gue bersyukur banget loh, berkat pak Ramon gue masih bisa hidup sampai sekarang, dan sejak itu kita udah kapok buat main di kolam ikan."

"Masa kecil itu emang indah ya."kata raka.

"Ho oh. Dan semuanya udah berlalu, tapi memorinya masih kita simpan dengan jelas,"balas arziel.

"Kenapa bukan papa yang kecebur got?" tanya rayhan polos.

Pertanyaan dari rayhan sontak membuat arziel tertawa terbahak bahak. Berbeda dengan raka yang kesal.

"Terus lo maunya gue yang kecebur waktu itu? Terus menghadap yang ilahi, dan lo gak pernah ada di Dunia ini." kata raka marah.

"Ya gak gitu juga. Papa gak usah marah dong, kan ray cuma nanya." kata rayhan ngambek sambil membelakangi papanya itu.

Raka menghela nafas pelan "gini amat punya anak, untung anak gue lu ray. Sabar, jadi orang tua emang harus selalu sabar," batin raka.

"Jangan ngambek dong, maafin papa ya."

Tak ada balasan dari rayhan, anak itu masih mempertahankan posisinya.

 Rayhan StoryWhere stories live. Discover now