71. Menentang

390 46 3
                                    

Raka akhirnya menunggu Rayhan di depan gerbang sekolah anak itu. Sekaligus ingin tahu, apakah Rayhan masih dekat dengan Raja. Rasanya, kepalanya begitu pening, dengan kenyataan yang baru saja ia ketahui. Raja, anak yang telah menyelamatkan Rayhan dulu, malah kembali menjadi musuh dan ancaman untuk putranya.

Raka yang melamun tanpa sadar kedatangan Rayhan, ia langsung memasang senyum pada putranya itu. Rayhan mendekat, dengan berbagai pertanyaan di kepalanya. Merasa aneh, melihat Raka yang tiba-tiba datang ke sekolah nya. Tidak mungkin, ayahnya itu datang hanya untuk menjemput Rayhan.

Karena tidak ingin kepedean, ia lantas bertanya,"papa, ngapain kesini?" tanyanya dengan suara pelan.

Rayhan cuma gak mau banyak anak yang mendengar ucapan mereka. Karena, Raka benar-benar tidak bisa dikatakan sebagai ayah pada umumnya, pria itu masih terlihat muda. Dan pastinya jika ada yang tahu, mereka malah berpikir jika ia ada haram karena pergaulan bebas, padahal tidak seperti itu sebenarnya.

Senyuman Raka perlahan pudar, saat melihat Raja ternyata mengikut dibelakang Rayhan. Tatapan hangat yang tadi ia berikan pada Rayhan, berganti dengan tatapan tajam yang ditujukan untuk Raja. Sebenarnya, ia tidak ingin bersikap demikian, tapi Raja bukanlah orang yang baik untuk Rayhan, maka dari itu ia harus bersikap tegas.

"Pulang!" ucap Raka dingin.

Rayhan, beserta para bodyguard itu langsung terkejut dengan perubahan sikap Raka. Mereka menunduk ketakutan, berdiri dibelakang Rayhan. Ada yang berpikir, jika mereka malah melakukan sebuah kesalahan sehingga membuat Raka marah seperti itu.

"Pah, emm. Raja boleh ikut nebeng? Soalnya Raja hari ini, Raja gak bawa mobil, juga gak ada yang jemput," ujar Rayhan dengan nada memohon.

Meski sudah dilarang untuk berteman dengan Raja, karena kejadian pada saat di kebun binatang itu. Rayhan masih berharap jika ayahnya kali ini sudah memaafkan Raja, karena baginya Raja tidaklah bersalah. Itu semua karena keinginannya sendiri bukan paksaan. Lagi pula, yang tulus berteman dengannya hanyalah Raja. Ia tidak ingin tak memiliki sahabat lagi, jika harus menjauhi Raja. Sahabatnya itu begitu baik.

"Naik taksi, 'kan bisa," balas Raka masih berusaha agar tidak emosi. Rayhan ternyata anak yang keras kepala, ia sudah meminta untuk menjauhi Raja, tapu ternyata mereka masih berteman.

"Tapi pa-"

Kalimat Rayhan yang ingin protes langsung terhenti karena ucapan Raka.

"Mulai sekarang, papa minta agar kamu menjauhi dia. Raja bukan teman yang baik untuk kamu Rayhan. Tolong kali ini, kamu mengerti papa, turuti keinginan papa. Jangan keras kepala."

Raka benar-benar memohon agar putranya itu mau mengerti. Namun, balasan Raka membuatnya berpikir jika anaknya itu telah jatuh pada perangkap Raja, yang merupakan mata-mata Edgar.

"Papa kok jahat. Rayhan gak akan mau jauhin Raja. Bagaimana pun, dia satu-satunya teman yang mau menerima Rayhan apa adanya. Dia gak mandang Rayhan yang bisa sekolah disini karena beasiswa. Raja tulus berteman sama Rayhan, ia juga sangat baik. Papa seharusnya gak minta untuk Rayhan jauhin dia. Karena itu gak mungkin!"

Raka memandang putranya tak percaya. Baru kali ini, Rayhan menentang ucapannya, karena ucapan Rayhan.

"Rayhan dengerin papa. Dia bukan orang baik!" ucapnya tegas untuk meyakinkan sang buah hati. Namun ternyata, Rayhan seolah menulikan pendengarannya dan masih tetap menentang perintahnya.

"Pa, apa alasan papa malah nyebut Raja itu orang jahat! Dia baik pa! Aku ngerti, aku juga bukan anak kecil lagi yang pertemanannya harus diatur oleh papa. Maaf jika aku menentang ucapan papa, tapi Rayhan gak bisa untuk menganggap Raja itu jahat. Karena dia sangat baik, dan selalu jaga Rayhan dari orang-orang yang jahat.

Raka menahan sesak di dadanya melihat Rayhan menentangnya karena Raja. sepertinya, ucapan Zico tadi beneran terjadi. Rayhan bisa saja membela Raja dan lebih mendengarkan dia ketimbang orangtuanya sendiri.

"KARENA PAPA ORANG TUA KAMU RAY. DAN PAPA GAK MAU KAMU HAL BURUK TERJADI SAMA KAMU!"

Balas Raka dengan teriak seolah membentak bagi Rayhan. Ia memegang hatinya yang sakit. Baru kali ia dibentak oleh orang yang sangat berarti untuk Rayhan. Meski baru beberapa bulan, hidup bersama papa dan mamanya, tapi rasa kecewa yang pernah ia rasakan langsung lenyap saat bertemu mereka. Berharap mendapatkan sebuah keluarga harmonis seperti impian masa kecilnya.

"Apa alasan papa, mengatakan jika Raja jahat! Apa yang kalian sembunyikan dari Rayhan! Mengapa papa sangat bersikeras menyuruh Rayhan untuk menerima bodyguard-bodyguard itu, secara tiba-tiba tanpa tanpa alasan jelas. Rayhan udah besar pa, Rayhan bisa jaga diri sendiri. Dan Rayhan sudah tahu, mana yang buruk dan mana yang baik untuk Rayhan. Ray berhak menentukan sendiri jalan hidup Rayhan-"

"Lagi pula, apa yang papa ngerti tentang Rayhan. Papa dan mama selama ini gak pernah ada saat Rayhan butuh, dan sekarang kalian malah nyuruh Rayhan menuruti keinginan kalian, tanpa alasan yang jelas. Tolong katakan apa yang kalian sembunyikan!"

"Papa gak pernah ngerti Rayhan, selama ini papa dan mama hanya sibuk sehingga hanya sekedar melihat keadaan Rayhan saja kalian enggan! Kita baru bertemu beberapa bulan ini, dan Rayhan gak bisa menyembunyikan perasaan kecewa Rayhan pada kalian. Rayhan selalu merasa kecewa, saat kalian asing kan seolah Rayhan itu gak pantas untuk hidup! Kalian seolah menghindar untuk menerima Rayhan di kehidupan kalian yang ternyata bahagia. Rayhan sadar, seharusnya memang Rayhan gak ada karena hanya sekedar menghancurkan masa depan kalian. Maaf Rayhan yang salah terlalu berharap jika kalian akan mengerti dan menyayangi Rayhan seperti anak dan orangtua pada umumnya.

Rayhan itu lemah, cengeng. Buktinya, ia meneteskan air matanya untuk mengatakan kalimat-kalimat yang sebenarnya telah ia pendam lama. Rayhan gak bisa menyembunyikan kekecewaannya yang merasa terbuang, tapi ia berusaha untuk terlihat baik-baik saja. Hanya sekedar agar orangtuanya itu bisa lebih paham tentang dia. Dan Rayhan juga yakin, ada yang mereka sembunyikan darinya.

"Maaf pa. Rayhan akan pulang dengan Raja saja. Permisi," setelah mengatakan itu, ia segera menarik pergelangan tangan Raja untuk berlari menjauh dari Raka. Perasannya saat ini campur aduk, dan bingung apa yang harus ia lakukan.

"Tuan anda tidak papa?" tanya salah seorang bodyguard itu. Melihat Raka yang hanya terdiam dengan ucapan menusuk dari Rayhan yang tak ia sangka. selama ini, Raka memang tidak pernah berpikir jika Rayhan memandang kekecewaan atas masa lalu itu. Tapi, percayalah semuanya bukan keinginan Raka dan Dinda, melainkan karena keterpaksaan oleh keadaan.

"Apa perlu kami mengejar tuan muda Rayhan," tanyanya lagi.

"Gak perlu!" ujar Raka lalu masuk ke mobil. Bersiap untuk pulang. Ia akan membiarkan Rayhan untuk menenangkan dirinya sendiri. Mungkin ia terlalu memaksa tadi.

"Maafkan papa Ray, papa memang bukan ayah yang baik."

25 desember 2022

 Rayhan StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang