17

793 142 14
                                    

"Helena maafkan aku."

Helena menghela nafas, ini sudah dua puluh kali Natalie meminta maaf padanya pagi hari ini. Dari ketika Natalie bangun, sarapan di asrama hingga tiba di kelas dia tidak berhenti untuk meminta maaf.

"Natalie aku sudah memaafkanmu. Jangan meminta maaf lagi." Ucap Helena.

"Ta-Tapi kau hampir terluka ketika aku tidak ada. Ini semua salahku." Ucap Natalie lirih dengan mata berkaca-kaca.

Helena yang melihat Natalie akan menangis ingin berbicara untuk menenangkan Natalie tapi terpotong dengan teriakan menggelegar Rendell yang baru masuk ke dalam kelas.

"Helena!!!!" Teriak Rendell dengan nada khawatir.

Helena menolehkan kepalanya ke arah Rendell, dan sepupunya itu berlari menghampiri Helena dengan raut muka cemas. Dia juga memutar tubuh Helena untuk memeriksa ada luka apa tidak. Ketika tahu jika Helena tidak terluka dia menghela nafas.

"Aku sungguh khawatir kau terluka Helena." Ucap Rendell dengan nada lemas.

Rendell kemudian menatap Natalie tajam. "Kau berada dimana?! Kenapa kau tidak bersama Helena?! Apa kau tahu aku sungguh panik kemarin hingga ingin menerobos Asrama Putri!"

Ya, benar kemarin ketika Rendell mendengar berita Helena hampir terkena panah dengan segera dia berlari ke Asrama Putri. Dia berlari dengan raut muka cemas, bahkan dia tidak peduli dengan orang yang ditabraknya adalah kakak kelas atau guru karena terlalu cemas.

Sampainya Rendell di gerbang Asrama Putri tentu saja dia langsung di tahan oleh penjaga asrama. Tapi karena kecemasan menguasai diri Rendell, laki-laki itu hampir saja menggunakan kekuatan sihirnya untuk menyingkirkan penjaga asrama sebelum Hazel datang menghampirinya bersama Yovana.

Hazel menenangkan Rendell dan berkata jika Helena tidak apa-apa. Hazel juga berkata pada Rendell untuk tidak bertindak menerobos Asrama Putri, karena Helena akan membencinya jika dia melakukan itu.

Rendell yang sudah tenang mulai sadar akan tindakannya akhirnya kembali ke kamar asramanya. Walaupun dia sudah mulai tidak bertindak sangat cemas seperti tadi, Rendell di kamar asramanya tidak bisa tidur dengan nyenyak karena dia masih khawatir dengan Helena.

Natalie menunduk dan matanya mulai menangis lagi mendengar amarah Rendell. Selain itu Natalie juga terkejut mengetahui jika Rendell bertindak nekat untuk menerobos Asrama Putri, begitu juga dengan Helena yang mendengar ucapan Rendell.

"Ma-maafkan aku. Ini salahku, aku seharusnya tidak berkeliling asrama kemarin. Maafkan aku Rendell." Ucap Helena dengan gemetar.

Rendell yang mendengar ucapan Natalie gemetar menjadi merasa bersalah. Rendell terdiam dan mengalihkan pandangannya dari Natalie. Kemudian Rendell menghela nafas pelan.

"Aku memaafkanmu. Lain kali jangan biarkan Helena sendiri lagi." Ucap Rendell dengan nada lembut, dia tidak mau membuat Natalie menjadi semakin bersedih.

Natalie masih menunduk dan hanya mengangguk. Helena yang melihat interaksi Rendell dan Natalie menghela nafas. Dia lebih suka mereka berdua bertengkar daripada seperti ini.

Helena menggenggam tangan Natalie. "Natalie coba lihat aku dulu."

Natalie menuruti permintaan Helena, dia mendongak dan matanya masih berkaca-kaca. Helena tersenyum dan dia mengusap puncak kepala Natalie lembut.

"Jangan merasa bersalah lagi. Aku tidak suka melihatmu menangis. Aku suka melihat Natalie yang ceria. Bagaimana jika kau ikut menemaniku ke perpustakaan sebagai bentuk maafmu karena tidak menemaniku kemarin?"

Lady of Castillo || Heejin Loona [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang