46

505 86 2
                                    

"Kau mau kemana Theo?" tanya Jay menahan kepergian Theo setelah mereka selesai berurusan dengan Kepala Desa Botan.

Theo menghentikan langkahnya, lalu menoleh pada Jay. "Aku akan pergi ke Gedung Penyekapan."

Jay melihat raut muka Theo yang sedari tadi serius bahkan raut mukanya sekarang cukup membuat orang segan berada dekat dengannya. "Theo, jangan terlalu keras memikirkan kejadian hari ini."

Theo terdiam sejenak mendengar perkataan Jay. Kemudian dia mengalihkan pandangan dari Jay dan langsung berteleportasi. Jay hanya bisa menghela nafas, ketika Theo langsung berteleportasi tanpa membalas perkataannya.

Theo sekarang berada di dalam hutan yang tidak jauh dari Desa Botan. Dia harus berteleportasi beberapa kali lagi untuk sampai ke Gedung Penyekapan. Dia bisa saja langsung berteleportasi kesana, tapi dia harus menghemat Mana Sihirnya.

Theo mulai berjalan untuk memperpendek jarak ke Gedung Penyakapan. Tapi dalam perjalanan Theo merasakan adanya Mana Sihir, Mana Sihir itu terasa sangat tipis sekali yang menandakan jika ada pelindung yang menghalangi Mana Sihir itu.

Theo membelokkan arah jalannya untuk mencari Mana Sihir itu, hingga langkahnya terhenti di depan area hutan yang lumayan luas. Theo berdiri sekitar tiga meter dari tempat area itu berada.

"Vultus," bisik Theo.

Kornea Mata Theo yang awalnya berwarna coklat berubah menjadi warna emas. Dia tadi mengucapkan mantra untuk melihat keadaan di dalam dinding pelindung transparan. Ini adalah mantra yang baru diciptakan oleh Theo, jadi belum ada yang mengetahuinya.

Seketika area hutan yang awalnya Theo tidak melihat siapapun disana, sekarang terlihat sebuah pertarungan disana. Theo tidak bisa mempercayai apa yang dia lihat sekarang, karena orang yang sedang bertarung itu adalah Helena, putri temannya Jay Castillo.

Helena bersama pelayan dan prajurit pribadinya, serta laki-laki dan perempuan asing yang belum Theo temui bertarung dengan sengit. Lawan mereka hanya satu orang, tapi kekuatan sihirnya lebih tinggi dari empat orang itu. Dan Theo tahu jika lawan mereka adalah seseorang dari Bangsa Iblis.

Theo menonton pertarungan itu dengan terus menatap kagum Helena dan empat orang lainnya. Ini adalah pertama kalinya bagi Theo melihat seseorang bertarung tanpa menggunakan kekuatan sihir sama sekali, mereka bahkan bisa membuat lawan mereka kewalahan.

Ini membuat Theo semakin ingin merekrut Helena, beserta empat orang lainnya bergabung ke Pasukan Heilig. Melihat orang-orang yang berbakat seperti mereka menyia-nyiakan bakat hebat mereka sangat melukai hati Theo.

"Awas!" teriak Theo. Dia spontan berteriak karena melihat sebuah pukulan sihir akan mengenai Helena.

Helena terlambat menyadari pukulan sihir dan membuatnya terpukul mundur. Gadis itu mengusap darah yang keluar dari sudut bibirnya dan menatap darah itu dengan dingin.

Theo menatap Helena dengan mata terbuka lebar, dia melihat Helena menghilangkan dua belatinya kemudian memunculkan sebuah seruling. Sihir menyimpan benda di tempat tak kasat mata seperti yang dilakukan Helena saat ini, baru diajarkan kepada siswa kelas tiga, sedangkan Helena masih di kelas satu.

Theo juga melihat ketika Helena mulai memainkan serulingnya, fokus serangan dari lawannya mulai goyah, dia menyerang dengan tidak terkontrol sambil terus berusaha menutup telinganya. Theo tahu lagu yang dimainkan Helena telah membuat lawannya frustasi.

Empat orang lainnya langsung memanfaatkan keadaan itu dengan secara bergantian menyerang titik buta sang lawan. Si lawan mulai menyadari keadaannya sekarang disebabkan oleh permainan seruling Helena, dia langsung berusaha menghampiri Helena.

Lady of Castillo || Heejin Loona [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang