Bab 10

5.6K 348 15
                                    

Ig : @nis_liha

HAPPY READING!

-----
"Percuma pinter dan cantik kalau lo nggak bisa jaga mulut lo."

-Janu Bayanaka


Kelas XI IPA 1 yang semula ricuh kini diam seketika mendengar pengumuman dari pak Malik yang ditujukan pada Gista. Usai pengumuman, kasak-kusuk pun terdengar di mana-mana. Mereka mulai berkerumun membicarakan Gista dan menonton video cewek itu yang mereka dapat dari grup angkatan.

"Eh, gila si Gista keren banget!"

"Woah! Berasa liat film action gue."

"Aduh nendangnya mood banget sih gila! Parah!"

"Puas banget gue liat si kakel sombong itu nggak berdaya. Biar mampus aja sekalian."

Tak berbeda jauh dengan teman-temannya. Manggala CS saat ini juga tengah menonton video itu di layar ponsel milik Janu. Cowok berambut klimis itu terus menggelengkan kepala takjub melihat kemampuan Gista. Magenta seperti biasa hanya ikut menonton dalam diam tanpa banyak berkomentar. 

Sementara, Manggala yang biasanya juga suka membuat ricuh seperti Janu. Kini ia juga menonton video itu dalam diam. Dia semakin penasaran dengan Gista. Walaupun mereka satu angkatan, bahkan satu eksul. Tetapi, Manggala tidak pernah mengobrol dengan Gista. Yang dia tahu hanya sekadar cewek itu yang begitu membenci laki-laki.

Di saat para cowok mengagumi kelihaian Gista dalam berkelahi. Para cewek mencibir Gista yang menurut mereka terlalu bar-bar.

"Keren sih nggak! Bar-bar iya!"

"Pantes aja jomlo nggak laku-laku. Orang kelakuannya aja udah kayak cowok. Suka berantem. Suka nonjok. Jangan-jangan dia itu dulu waktu di USG cowok, tapi lahirnya cewek," seru salah seorang cewek berambut pirang dengan bagian bawah yang dicurly.

"Ngeprank dari lahir dong," sambung cewek berambut ikal sambil terkekeh.

"Makanya sama cowok aja sampe berani nonjok-nonjok gitu!"

Janu melempar cewek itu dengan penghapus tepat mengenai kepala cewek berambut pirang dengan bagian bawah yang dicurly yang bernama Bianca itu. Membuat si empu meringis. "Awsh... lo apa-apan sih, Jan?"

Janu terkekeh sebentar. "Lo ngata-ngatain si Gista, Bi?"

Cewek yang dipanggil "Bi" itu mengangkat sebelah alisnya yang tarlihat tebal karena lukisan pensil.

"Pertanyaan gue cuman gini. Lu mampu gak bos?" lanjut Janu menampilkan raut wajahnya yang menyebalkan. 

Bianca si miss endorse itu mencak-mencak tidak terima dengan pertanyaan Janu. "Maksud lo apaan bilang gue gak mampu?!" sentaknya, judes.

Janu mengedikkan bahunya acuh. "Ya, lo pikir aja sendiri?"

Bianca yang geram melemparkan tipe-x-nya mengenai wajah Janu. Membuat Janu mengaduh kesakitan. 

"Sakit tau, Bi!"

"Ya sukurin! Salah sendiri bilang gue gak mampu. Gak mampu apanya? Nyaingin Gista? Ya, mampu lah gue. Lihat aja! Satu sekolah juga tahu siapa gue. Siapa sih yang nggak tau miss endorse CANTAKA yang cantik ini!" oceh Bianca lalu mengibaskan rambutnya ke belakang, sok cantik. 

Memang benar siapa sih yang tidak mengenal Bianca Yolanda Arabella. Si miss endorse-nya SMA CANTAKA.

Bianca disebut sebagai miss endorse karena dia merupakan salah satu model terkenal di Jakarta. Followers ig-nya udah beratus-JT-JT. Udah ada tanda centang birunya juga. Dia sering meng-endorse pakaian, sepatu, dan aksesoris yang bermerk. Bahkan, Bianca si cewek blasteran itu juga pernah meng-endorse salah satu toko belanja online yang identik dengan warna oranye.

GISTARA (END) حيث تعيش القصص. اكتشف الآن