Bab 21

4.1K 286 14
                                    

Ig: @nis_liha
@wattpadnisliha

HAPPY READING

-----

"Memang tidak semua nyawa harus dibalas dengan nyawa. Tapi, setidaknya dia harus mencicipi nerakanya dunia sebelum dia memasuki neraka yang sebenarnya."

Suara lengkingan khas seorang cewek langsung menyambut indera pendengaran Gista ketika cewek itu memijakkan sebelah kakinya yang berbalut sepatu converse hitam kombinasi putih di atas tanah parkiran.

"Aaaa! Gistaaaaa! My baby bala-bala gueeee!" heboh Anara berlari menghampiri Gista yang keluar dari mobil sembari merentangkan kedua tangannya seperti mau terbang.

Tubuh Gista yang baru saja keluar dari mobil langsung terhuyung ke belakang akibat Anara yang menubruknya tanpa aba-aba. Rasa pengap langsung menyergapnya karena pelukan Anara yang begitu erat pada tubuhnya.

"Gue kangen tauk sama lo," ungkap Anara berkaca-kaca.

Selama dua minggu Gista menjalani masa skors-nya. Anara sama sekali tidak pernah bertemu dengan gadis itu atau sekadar mengunjunginya di rumah Revan. Bukannya Anara tidak setia kawan. Akan tetapi, Gista sendiri yang meminta agar Anara tidak mengunjunginya dulu selama dua minggu itu karena ia ingin menyendiri terlebih dahulu. Selain itu, ia ingin Anara fokus pada tugas sekolahnya saja.

Dan hari ini adalah hari pertama Gista masuk sekolah setelah menjalani masa skors selama dua minggu.

Gista menepuk keras lengan Anara yang memeluk tubuhnya. Anara sebenarnya tidak gemuk. Akan tetapi, tubuhnya lebih berisi dan tinggi dari Gista yang mungil dan pendek. Jadi, bisa dibayangkan betapa engapnya Gista si mungil yang dipeluk erat oleh Anara.

Sadar akan pelukannya yang terlalu erat. Anara sontak menjauhkan tubuhnya dari Gista.

Uhuk uhuk... uhuk uhuk

Gadis berkuncir kuda itu terbatuk beberapa kali.

"Lo mau bunuh gue? Hah?!" sembur Gista dengan bola mata yang nyaris keluar dari tempatnya usai batuknya mereda.

Yang disembur bukannya takut malah cengengesan tidak jelas. "Hehe sorry, Beib. Abisnya gue kangen banget sih sama lo," ucap cewek berkuncir dua itu dengan cengiran lebarnya.

"Dua minggu nggak ketemu sama lo itu udah kayak dua abad tau nggak! Gue nggak pernah loh sekangen ini sama seseorang. Sumpah!"

Gista memutar kedua bola matanya malas. Anara ini memang suka melebih-lebihkan sesuatu. Hoax sekali jika gadis itu bilang tidak pernah merindukan seseorang sampai segitunya. Padahal, dulu saja ketika pacar pertamanya tidak satu SMA dengannya karena pindah ke luar kota. Gadis itu bilang merindukannya setengah mati. Sampai nyaris setiap hari Anara mengelusi foto sang pacar yang kini telah menjadi mantan itu.

Mengabaikan Anara yang terus mengoceh seperti burung berkicau tanpa ada hentinya, terus menanyai kegiatannya selama di rumah juga bagaimana bisa dia jadi model seperti Kanaya. Karena setahu Anara, Gista sangat tidak berminat pada dunia model seperti kakaknya. Gista melangkahkan kakinya menuju ke gedung sekolah. Akan tetapi, langkahnya terhenti ketika mendengar suara motor vespa yang baru saja datang dari arah gerbang.

Gadis berkuncir kuda itu mendapati sebuah motor vespa berwarna kuning yang memasuki area parkiran sebelah selatan. Diikuti oleh motor bebek jadul Yamaha berwarna oranye dan motor Honda CB jadul berwarna biru di belakangnya.

GISTARA (END) Where stories live. Discover now