7. The Main Character

1.5K 142 48
                                    

Barangkali pembaca Redamancy belum tahu, aku sedang proses bikin e-book. Jadi aku akan slow update sekali karena aku tidak bisa multitasking huhu :( Redamancy kemungkinan yang akan aku update terus selain DC karena ceritanya ringan. Biar akun aku ga berdebu juga kelamaan ditinggal wkwk.

Btw kalau kalian juga tertarik sama e-booknya, boleh lihat announcement di work Sweet Scar ya💜

That's it. Happy reading, x.

—•—

Da In masih setia menatap orang keluar masuk toko bunga dari seberang kedai kue beras—tempatnya berada saat ini. Duduk di sebelah jendela kaca besar yang berhadapan langsung dengan trotoar. Mengaduk kue beras tanpa merasakan sedikit pun pesanannya sejak sepuluh menit lalu. Seperti biasa, lamunan pagi selalu berhasil membawanya pada kenangan yang tidak seharusnya hadir. Memejam sejenak, Da In mencoba mengenyahkan berbagai memori acak dalam serebrumnya. Lalu membuka mata saat lonceng di atas pintu berdenting, mendapati presensi kedua sahabatnya yang segera menuju ke arahnya beriringan.

Mengambil posisi masing-masing, Ryujin duduk di sebelah Da In dan Yoonhee duduk di hadapan Da In, keduanya lantas menikmati hidangan terlebih dahulu. Makanan yang beberapa saat lalu Da In pesan dan enggan masuk ke dalam kerongkongan. Benar saja, makanan pedas memang pas untuk menghilangkan pengar. Tidak salah Da In menelepon pagi-pagi buta dan mengajak mereka untuk pergi ke kedai dekat universitas.

Memperhatikan wajah hangover Ryujin dan Yoonhee, Da In menggeleng singkat. Sudah terlihat jelas berapa banyak alkohol yang dihabiskan. Untuk Ryujin mungkin sudah terbiasa, lagipula selalu ada yang menjaga gadis Ryu saat pergi ke kelab, sang kekasih—Kak Hoseok. Sementara satu lagi, Yoonhee, tidak biasanya Yoonhee akan menghabiskan alkohol sebanyak-banyaknya jika tidak sedang berada di tengah masalah. Ryujin juga sadar akan hal itu. Namun dia tetaplah Min keras kepala Yoonhee. Tidak akan ada yang bisa membuat Yoonhee membuka mulut untuk bercerita kecuali ia berinisiatif dengan sendirinya. Maka Ryujin dan Da In memilih bungkam, menunggu hingga Yoonhee memilih untuk angkat suara terlebih dahulu.

"Kalian tidak bertanya kemana semalam aku pergi?"

Ryujin menatap Da In dengan mata seperti dipaksa terbuka, "untuk apa aku bertanya? Sudah pasti kak Ah In meneleponmu untuk segera pulang."

Yoonhee mengangguk setuju. "Aku berani bertaruh kak Seokjin yang menjemputmu semalam," imbuhnya.

Da In merasa sedikit kecewa karena Ryu dan Min sudah tau bagaimana Da In berakhir setiap pergi ke kelab malam. Jelas mereka berdua mabuk berat hingga tak menyadari bagaimana Da In bisa menghilang dari kelab. Padahal jika dipikir, alasannya sangat patut untuk dipamerkan pada dua sahabatnya ini.

"Aku mengajak Jungkook one night stand."

Tidak ada yang terdengar selain suara Ryujin yang tersedak kue beras dan denting sendok ke atas meja sebab Yoonhee menjatuhkannya.

"Prestasi."

"Kau memakai kondom kan?"

Reaksi mereka nyaris bersamaan. Sementara Da In menghela napas. Tatapannya menuju pada Yoonhee yang selalu berucap gamblang. Lalu beralih pada Ryujin yang sudah tidak lagi terlihat setengah pengar. Keduanya sudah tersadar penuh.

"Ceritakan lebih banyak! Bagaimana dia melakukannya? Did he treat you good? Bagaimana dengan ukurannya? Ugh, cepat katakan!" rutuk Yoonhee tak sabaran.

Menarik napas dalam, Da In hendak menceritakan lebih banyak. Membuat Ryujin dan Yoonhee semakin mendekatkan wajah. Memasang pendengaran dengan baik sebab ini kali pertama Da In membuka diri dari berbulan-bulan sejak Da In terpuruk. Kejadian langka. Terlebih, Jungkook? Seorang Jeon Jungkook yang beberapa minggu lalu membuat Da In meluapkan kekesalan dengan tidak elit. Berakhir terjebak dengan asmara panas nan singkat semalaman.

"He did. He treated me good. He was so gentle and—," ujar Da In disertai untai tipis pada bibirnya. Berhenti sejenak. Yoonhee terlihat paling bersemangat menyimak hingga memajukan tubuh. "—dia menolakku."

Bersamaan, tubuh Ryujin dan Yoonhee menjauh. Memasang raut kesal sebab Da In yang menggantung perasaan bahagia dalam benak sahabatnya tiba-tiba dijatuhkan begitu saja. Mereka berekspektasi Da In bisa lebih baik dari ini. Namun mereka yakin Da In pasti bertingkah. Melakukan hal ceroboh hingga Jungkook menolak untuk melakukannya dengan Da In.

"Lalu apa yang kau maksud dia memperlakukanmu dengan baik? Aku mengira dia memperlakukanmu dengan baik di atas ranjang," ujar Yoonhee bersungut-sungut.

"Jangan bilang kau melakukan hal aneh? Jungkook memang tidak pernah berkencan, tapi diantara yang lain dia kerap bercinta dengan wanita. Yet, he's so picky. Jadi, jika dia menolakmu, mungkin karena kau bukan tipenya atau kau melakukan hal yang membuatnya tidak suka." Giliran Ryujin menjelaskan panjang lebar. Sudah mengenal Jungkook lebih lama daripada Yoonhee dan Da In. Dia sudah tahu betul masing-masing karakter anggota The Heather. Selain karena Jaehyun merupakan sepupunya dan Ryujin sering bergaul dengan The Heather, sebab Ryujin juga satu jurusan dengan beberapa anggotanya.

"Kenapa kalian terdengar seperti menyalahkanku? Apa salahku karena aku tidak jadi melakukan seks dengan Jungkook?"

"Iya!" sahut Yoonhee dan Ryujin bersamaan lagi dengan tegas.

"Kumohon berhenti menutup dirimu Da In. Sudah saatnya kau membuka lembaran baru dalam bukumu," nasihat Ryujin membuat kening Da In berkerut.

"Aku tidak tahu kenapa dia menolakku, Ryu. Jangan salahkan aku untuk hal itu. Aku sudah mencoba membuka diri. Salahkan Jungkook yang tidak ingin melakukannya dan memilih mengajakku untuk berkendara hingga larut. Dan kalaupun aku harus menulis cerita baru pada bukuku, aku rasa Jungkook bukanlah pemeran utamanya."

"Kalian apa? Berkendara hingga larut? Kalian berdua?" cecar Yoonhee membuat Da In semakin kebingungan. Kemudian Yoonhee melempar tatap pada Ryujin. Tersenyum seolah baru saja mendengar brand fashion kesukaannya sedang mengadakan diskon musim hingga separuh harga.

Menyadari Da In bukan orang yang mudah dekat dengan orang lain, merupakan sebuah keajaiban Da In mau menghabiskan malam bersama orang asing. Disamping kenyataan bahwa Da In telah menenggak alkohol yang bisa melumpuhkan kewarasan, tetap saja Da In tidak mungkin menerima tawaran untuk berkendara di malam hari dengan Jungkook yang notabene masih belum dikenalnya dengan baik. Mungkin Da In bersungguh-sungguh saat mengatakan ia mulai membuka dirinya kembali. Meski akal sehatnya masih menyangkal, namun Yoonhee yakin cepat atau lambat Da In akan segera menemukan penyembuh lukanya.

"He's the main character Da In. He will be."

—•—

RedamancyWhere stories live. Discover now