10. Falling

1.1K 123 29
                                    

Appreciations such votes and comments will be loved💜

—•—

Semenjak malam itu, keduanya menjadi semakin dekat. Jungkook kerap menghabiskan waktu di kedai Eun Woo usai jam kuliah berakhir—ada atau tidak ada Da In. Tentu tujuan awalnya adalah bertemu dengan Da In. Namun jika gadis itu tidak di sana, Jungkook tetap mencari tempat duduk untuk menuangkan ide dan menulis lirik lagu. Seperti saat ini, Jungkook berdiri di depan meja kasir, memesan es Americano pada Eun Woo yang terus menggodanya. Sebab Eun Woo pun tahu Jungkook nyaris setiap hari mengunjungi kedai.

"Ini sedikit aneh saat kau terlihat benar-benar sedang tertarik dengan seseorang," Eun Woo berujar usai menerima pesanan.

"Aneh bagaimana?" sahut Jungkook cepat. Alisnya naik sebelah. Membuat Eun Woo mendengus.

Tak lekas menjawab, Eun Woo terlebih dahulu membuatkan Americano dan memberikan pada Jungkook setelah pria itu menyelesaikan pembayaran. "Meski aku mengatakan, kau tetap akan menyangkalnya. Tipikal orang yang sedang jatuh cinta, tapi tidak ingin mengakui."

Dengus tawa kembali lolos dari bibir Eun Woo sebelum Jungkook menyesap Americano-nya dan berlalu menuju meja kosong di sudut ruangan. Jungkook meletakkan ransel dan minuman ke atas meja sementara dirinya duduk bersandar di kursi. Mengeluarkan sebuah buku catatan dan notebook untuk mulai fokus membuat lirik. Merangkai tiap-tiap kejadian yang tertangkap memorinya, lantas memberi sedikit rasa dan rima. Sesekali Jungkook akan menggunakan hal yang baru dirasakan, atau melihat sekeliling untuk membuat lagu. Sisanya dia hanya memainkan imajinasi.

Berkali-kali Jungkook terdistraksi oleh suara pintu yang terbuka. Atensinya terus diusik dan selalu memandang ke arah pintu tiap kali lonceng di atas pintu terdengar. Satu kali. Dua kali. Tiga kali. Hingga Jungkook kehilangan hitungan tak berarti dalam otaknya. Sampai pada saat menit ke sekian ia berada di kedai, pintu kembali terbuka dan menampakkan seseorang yang membuat Jungkook melawatkan sedetik detak jantung.

Pandangan Jungkook tidak beralih. Memperhatikan langkah demi langkah. Senyum kecil terbit di wajahnya. Meski kandas dalam beberapa detik saat pusat atensinya memberi balasan. Melambai dan tersenyum ke arah Jungkook. Entah sadar atau tidak, kedua pipi Jungkook terasa memanas sebab seperti sedang ketahuan mengawasi orang diam-diam. Walapun secara harfiah bisa dikatakan demikian, tetap saja Jungkook malu harus terpergok memperhatikan kedatangan Da In.

Ada satu hal yang membuat senyuman Jungkook lenyap seketika. Tepatnya saat Eun Woo mengusak puncak kepala Da In sebelum kenya itu berlalu menuju dapur untuk memakai apron dan merapikan surainya. Jungkook tahu Eun Woo sudah memiliki kekasih, tapi tetap saja terasa ganjil saat melihat salah satu sahabatnya itu memberikan afeksi pada wanita lain. Atau lebih tepatnya pada Da In.

"Kook, sedang menulis lagu?" sapa Da In bersemangat setelah menghampiri Jungkook. Seperti sudah terbiasa, Da In langsung saja menempatkan diri pada kursi kosong di sebelah pria itu.

Jungkook hanya mengangguk memberi jawaban. Melirik sekilas pada Da In yang kini sedikit membungkuk melihat ke arah notebook. Memindai Digital Audio Workstation yang sering Jungkook gunakan untuk membuat musik. Dapat terlihat dari sudut pandang Jungkook, Da In dengan pakaian kasual tertutup apron coklat di bagian depan, surainya dikuncir tinggi dan sedikit berantakan, serta raut yang memantul dari layar notebook tampak begitu jelas.

"Apa ini draft baru? Tampak berbeda dari sebelumnya," Da In menarik tubuhnya kembali. Memberikan tatapan penuh tanya pada Jungkook. Kemudian Da In terpaku melihat penampilan Jungkook. Ada piercing pada alisnya. "Kau memiliki tindik baru?"

"Iya. Aku membuatnya dua hari yang lalu." Jungkook kembali bersuara.

"Boleh aku menyentuhnya?" Permintaan Da In sukses membuat Jungkook tertegun. Bahkan belum sempat menjawab, Da In lebih dulu mengarahkan telunjuknya untuk menyentuh tindik yang ada pada pelipis Jungkook. Tangan Da In begitu dingin, membuat Jungkook berdebar saat kulit mereka bersentuhan. "Wow, cool!"

"Kau menyukainya?"

Da In mengangguk antusias. "Terlihat bagus untukmu. Aku selalu ingin membuat satu, tapi aku takut tidak cocok saat memakainya."

Samar, namun dapat terlihat Jungkook tersenyum mendengar komplimen Da In. Ini pertama kalinya ia mendapat afirmasi atas apa yang ia lakukan. Seolah yang dilakukan terasa benar. "Kau tahu, banyak orang yang kerap memberi komentar buruk pada seseorang yang melakukan hal terkesan negatif. Aku senang saat tahu kau menyukainya."

Da In mengerutkan kedua alisnya, menatap Jungkook penuh tanya. "Untuk apa mendengarkan komentar orang lain selama hal itu bisa membuatmu bahagia? Dan piercing bukan hal negatif. Itu bukan tindakan kriminal. Tidak juga merugikan orang lain. Lalu untuk apa memikirkan tanggapan negatif atas hal yang kau lakukan? Kau tidak butuh validasi untuk melakukan hal-hal pada dirimu sendiri Jungkook.

Lagi-lagi Jungkook tersenyum. Kali ini sedikit tergelak kecil sambil menunduk. Tidak ada yang salah dari kalimat Da In. Jungkook juga tahu, Da In memang merupakan gadis yang tidak mempedulikan pendapat orang lain jika itu hanya akan menjatuhkannya. "Kau sangat apatis, Da In."

"Ini bukan pertama kali aku mendengarnya." Lalu keduanya tertawa bersama. Entah apa yang sedang ditertawakan. Seperti, kehadiran keduanya di sini saja bahkan memberi impresi komedi. Ingin tertawa terus menerus.

"Kau bilang ingin membuat piercing. Kenapa tidak mencobanya di tempat yang lebih tertutup? Seperti tato yang pernah kau katakan. Kau memiliki tato di tempat yang orang lain tidak dapat melihatnya kan?"

Da In mengangguk ragu. "Apa menurutmu aku harus mencobanya?"

Jungkook mengedikkan bahu. "Tempatku membuat ini berkata akan memberikan diskon jika aku kembali lagi."

Lalu keduanya tertawa lagi. Kali ini Da In mengangguk setuju. Jungkook mengamati raut Da In yang masih tersenyum menatapnya. Kedua hazel membentuk bulan sabit dan menyipit. Kerutan diantara hidung. Pipi yang tertarik ke atas membuat gumpalan pada puncaknya. Kepalanya mendadak kosong menyadari debar anomali itu muncul lagi.

Mungkin Eun Woo benar, Jungkook sudah terjatuh pada afsun wanita di hadapannya.

—•—

—•—

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
RedamancyWhere stories live. Discover now