15. DOUBLE KILL

2.5K 415 4
                                    

Antonio berjalan bersama Firman menuju kantin sembari berbincang-bincang ringan. Mereka berdua tengah asik membahas bagaimana cara mengatasi pacar yang sedang marah. Lebih tepatnya Firman yang meminta solusi.

"Gue bingung kenapa Sifarah selalu nyalahin gue setiap kali berantem," Firman memasukkan ponselnya kembali ke dalam saku setelah membalas chat pacarnya.

"Namanya juga cewek, minta di perhatiin."

"Tapi gue selalu merhatiin dia,"

"Terus? Lo masih disalahin?"

Firman mengangguk.

"Ya itu karna lo salah."

"Salah dari mana?"

"Mana gue tau, gue kan Antonio Mahendra bukan Istighfarah," ketus Antonio.

"Kan lo pawang buaya betina, masak masalah gini doang gak tau salah gue dimana?!"

Antonio berhenti. Dia menatap Firman dan memegang kedua bahunya. "Kalo gue pacar lo, gue bakal tau salah lo dimana. Tapi sayangnya gue bukan pacar lo,"

Firman bergidik ngeri mendengar ucapan Antonio. Ia menghempaskan kedua tangan Antonio dari kedua pundaknnya. "Amit-amit," ia memukul kepalanya beberapa kali. "Ogah gue punya pacar lo!"

Antoni menjitak kepala Firman dengan keras. "Lo kira gue mau! Gue bukan gay!" jawab Antonio. "Mending lo tanya aja deh sama Sifarah, salah lo dimana,"

"Gue disuruh mikir sendiri sama do'i,"

"Makanya peka jadi cowok!"

Firman menghela nafas panjang. "Ribet juga ya,"

"Siapa suruh pacaran, ribet ngurusin cewek. Contoh tuh gue sama Tirex, mulai dari zigot gak pernah pacaran."

"Tirex?" ulang Firman. "Serius dia kagak pernah pacaran?"

"Lo jadi sahabatnya kok gak tau?"

"Bukannya Tirex udah punya gebetan?"

"Gebetan?" Antonia tertawa mendengar celotehan Firman. "Gebetan dari Hongkong! Deketin cewek aja ogah,"

Firman mencekal lengan Antonio. Ia pun menoleh. "Tirex gay?"

Antonio menggeleng. "Lebih tepatnya males,"

Firman manggut-manggut. "Bener juga ya, selama Dua tahun gue temenan sama Tirex gak pernah ada cewek yang berhasil deketin dia. Heran gue, kenapa cewek-cewek harus ngejar Tirex, padahal masih ada Firman yang lebih ganteng."

Antonio geleng-geleng kepala. "Percaya diri sekali Anda!"

"Harus! Nggak percaya diri nggak afdol."

Sifat kepedean Firman mulai muncul. Padahal baru beberapa menit yang lalu cowok itu berduka cita.

"Alah bacot!"

"Bacot bukannya adeknya Tirex?"

"Bekicot got!" ucap Antonio dengan nada naik satu level.

Mereka berdua kembali fokus. Koridor sekolah sangat sepi karna pelajaran sedang berlangsung. Namun, kedua orang ini malah berjalan santai melewati ruang kepala sekolah.

"Lo gak takut?" bisik Firman sangat pelan di dekat telinga Antonio. Cowok itu mendorong kepala Firman agar menjauh darinya.

"Gak," sahutnya.

Firman sedikit melirik ruangan kepala sekolah. Terlihat bahwa Bapak Kepala sekolah tengah disibukkan oleh beberapa dokumen penting. Firman sedikit lega. Beliau tidak mengetahui keberadaan keduanya berkeliaran di sekitar koridor.

Secret MafiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang