78. Rencana Pernikahan

735 120 5
                                    

"Fir, g-gue.. takut.."

Gadis itu memegang erat lengan Firman. Ia tak ingin melangkah maju. Rasanya begitu berat. Seakan-akan kakinya menyeret bola besi 2 ton. Perasaan takut, bersalah, sedih, kecewa, pasrah dan juga rasa trauma bercampur dan bersarang layaknya sarang laba-laba di dalam dirinya.

Meskipun dia tau, jika mungkin rencana ini adalah jalan terbaik dari sebuah tanggung jawab atas apa yang pernah cowok itu lakukan padanya. Tapi, tetap saja ia takut dihina, dibenci, dicaci maki dan tak direstui.

Dia berada di posisi yang akan selalu terlihat salah. Di mata orang lain, dia adalah wanita murahan. Tak akan ada orang yang memberinya gelar istimewa tanpa mau tau permasalahannya. Di lingkungan masyarakat, ia hanya akan di cap sebagai racun yang mematikan.

Firman belum pernah mengatakan yang sebenarnya pada orang tuanya, karna dia ingin mengatakannya hari ini bersama Daniar.

Meski orang tua Daniar sakit hati mendengar pengakuan Firman, tapi mereka mencoba untuk merestui dan menerima tanggung jawab Firman walaupun sulit.

Firman menepuk telapak tangan Daniar, lalu mengelusnya pelan. "Jangan takut, ada gue yang akan lindungi lo. Tenang aja, gue yakin mereka paham. Apapun keputusan gue, mereka akan setuju, karna gue anak tunggal."

Terlihat mudah jika diucap.

Mata Daniar berkaca-kaca. Jujur saja ia masih kecewa dan sakit hati pada sosok cowok di sampingnya ini. Ia juga belum siap dan tak sanggup menahan beban hidupnya.

Tapi, ia tak bisa terus-menerus bersedih, kan? Jika ini adalah jalan yang terbaik, Daniar hanya bisa berdo'a dan berusaha melakukan yang terbaik.

Lagipula ia tak mau membunuh nyawa anaknya sendiri. Daniar mengelus perut ratanya.

"Tapi gue takut orang tua lo benci kita, Fir,"

"Gue akan mencoba untuk meyakinkan kedua orang tua gue."

"Kalau nanti orang tua lo nggak setuju, jangan dipaksa ya, Fir. Gue akan berusaha semaksimal mungkin untuk jaga anak ini." Kata Daniar.

Firman mengerutkan keningnya. "Nggak Daniar. Gue udah pernah bilang kan sama lo, kalau gue akan bertanggung jawab atas perlakuan buruk gue terhadap lo."

Firman menarik napasnya dalam. Ia menarik Daniar untuk menghadapnya. Matanya menatap lurus pada manik-manik cewek berbulu mata lentik itu.

Ia memegang kedua bahu Daniar. Lantas, ia pun berkata, "kalaupun nanti mereka tidak merestui kita, gue akan tetap menikahi lo."

"Gue pastikan itu!"

"Kita rawat anak ini sama-sama."

***

"Kenapa?"

Satu kalimat tanya yang terlontar dari mulut Antonio membuat suasana menjadi tegang. Semua anggota Tirexay juga ingin menanyakan hal yang sama, namun mereka menahan diri untuk tidak bertanya. Karna mereka tak ingin membuat suasana tambah kacau.

Mereka hanya bisa diam tak mengeluarkan sepatah kata. Bahkan saat bernapas pun, hanya mengeluarkan hembusan dengan sangat pelan.

Tak ada seorang pun yang tidak menatap punggung ketua mereka dengan berbagai macam ekspresi.

Kaget, dan juga tak menyangka. Tak percaya jika cowok itu meminta Antonio dengan permintaan yang tidak masuk akal.

Cowok itu menatap langit-langit. Membuang napasnya dalam, sembari memejamkan mata dengan menghirup udara segar. Senyuman indah terukir dibibir tipisnya.

Secret MafiaWhere stories live. Discover now