43. B Reshus(-)

532 47 38
                                    

DIBUTUHKAN CEPAT GOLONGAN DARAH B RHESUS NEGATIF, DENGAN KETENTUAN BEBAS PENYAKIT. KAMI AKAN MEMBAYAR.

Disca langsung otomatis membulatkan mulutnya saat melihat status Instagram orang tuanya. Siapa lagi yang punya darah itu kalau bukan Fajar? Dengan cekatan Disca menelpon Herman, suara yang terdengar sangat bisik. Didominasi oleh suara kepanikan Siska.

"Fajar kenapa?" tanya Disca cemas, kuku yang baru saja dia dipercantik dengan seni kuku gambar stroberi pun tak aman dari giginya.

"Habis berantem, kena pukulan benda tumbul di perut jadi mungkin ada luka dalam. Muntah darah, dan butuh darah segera kalau misal temen Disca ada, tolong, ya?" tutur Herman dari balik telepon. Hati Disca pedih untuk kali yang tak terhitung, akhir-akhir ini hidup begitu berat, ya?

Disca berpikir tentang sebuah fakta, bahwa Fajar bukan tipe orang yang suka mengotori tangannya untuk berkelahi. Disca langsung menodong Glen dengan pensil alis ke arah mata Glen yang mengemudi.

"Ke rumah sakit biasa sekarang!" perintah Disca. Melawan diri sepertinya tidak bisa dilakukan secara mendadak, pergerakan Glen telah terkunci, dari pada kehilangan bola mata lebih baik Glen menuruti saja Disca.

Mungkin saja ini saat terakhir Fajar, bukan? Begitu sampai, Disca langsung berlari kencang sampai lupa dia menggunakan sepatu hak tinggi. Ia sempat terjatuh dan terkilir, Disca mengumpat keras kakinya begitu menyedihkan. Namun, dia tidak punya waktu untuk sekedar merasakan sakitnya.  Disca melepas sepatunya, tetap berlari meski terlihat pincang.

Air mata sakit dan cemas mencelos dalam satu waktu. Disca langsung mengintip tempat Fajar berbaring.
"Kok bisa?" tanya Disca.

"Nanti kalau Fajar baikan kita tanya, ya?" Herman mengelus rambut putrinya, menyadari ada yang salah dari kaki pun Herman berlutut. Mengurut pelan kaki mungil yang sedikit kotor akan debu, Disca di waktu yang normal akan berteriak. Namun, saat Fajar berjuang begini rasa sakit lain dalam tubuhnya tidak terindahkan lagi rasanya.

Seorang wanita paruh baya keluar dari dalam ruangan, dia mengantongi stestoskopnya dan menatap penuh sendu masing-masing keluarga yang Fajar punya.

"Tidak ada keluarga asli Fajar?" tanya dr.Arina.

"Ai!!" seru Disca.

"Ai masih di bawah umur dan dia terlalu jauh," ujar Herman penuh kebimbangan.

"Seingat saya anak dr.Fadli, dia sering mendonorkan darahnya di sini bersama ibunya dulu. Golongan darahnya B Negatif," ujar dr.Arin, memang dr.Arin sedikit banyak tahu kalau Herman dan Fadli adalah teman yang sering berbagi contekan di masa lampau.

"Disca, ayo bujuk pacar kamu." Siska mengguncang tubuh Disca, bagaimana bisa Disca akan berhutang nyawa lagi kepada Glen. Pasti lelaki itu akan menjadi empat belas kali lebih menyebalkan. Di sisi lain, takut Fajar pergi tanpa pertolongan.

Di mana lagi Disca harus mencari orang selain Glen? Di Asia, hanya 0,4% orang yang memiliki darah B reshus negatif.
"Kamu tahu, 'kan Daniel meninggal karena apa?" Siska berkaca-kaca, wajahnya sudah kacau balau. Iya, sedikit mengingatkan kalau Daniel meninggal karena kehilangan banyak darah pasca pertarungan menyelamatkan Disca.

Pastinya Fajar lebih sabaran, dia tetap bertahan meski menyakitkan. Disca tidak tahan lagi, Glen harus mau menyumbangkan darahnya untuk Fajar. Apa pun caranya, entah dibicarakan sesuai kekeluargaan atau pemaksaan.

___

Mana mungkin Glen mau menyumbangkan meski hanya setetes darah, jelas Glen adalah dalang dari semua ini dan kematian Fajar adalah finishnya. Soal Arif, Glen bahkan tidak peduli. Anak itu sering keluar masuk penjara, masuk sekali lagi pun tidak akan ada bedanya.

NeverriseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang