24. Bunuh Diri

733 56 24
                                    

Helping others is easy, helping yourself is difficult.

Helping others is easy, helping yourself is difficult

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Fajar mana, sih? Disca laper." Kesepakatan hari ini adalah Fajar yang akan mengatur keuangan. Meski hanya sekedar membeli makan siang, kenapa makan siang? Keduanya tak memiliki cukup uang untuk makan tiga kali sehari. Kata menyedihkannya 'menjamak' antara sarapan dan makan malam.

Disca merutuki sikap borosnya. Apa ia se-bucin itu sampai merasa 'tidak apa-apa kelaparan asalkan bersama kekasih' sudah separah itu ternyata rasio ketidakwarasan seorang Disca.

____

Satu kresek putih berisi bungkusan nasi dan teman-temannya mengayun dari setiap langkah yang dibawa Fajar. Untung saja ia masih hafal dengan lika-liku jalan sekitar sini, sebagai anak asli Malang yang sangat dicintai penjual warteg, ia diberi gratis karena saking rindunya---katanya.

Cukup beruntung hari ini, Fajar tersenyum dan sejenak melupakan soal perekonomiannya yang berantakan. Manik kopinya bertemu dengan seorang gadis dengan isakan tak tertahan tengah memasukki sebuah gedung. Fajar mendekati sesuatu yang jatuh pada jejak perempuan tersebut, kaplet yang sempat membuatnya dekat dengan kematian beberapa hari lalu.

Gadis itu bermasalah dengan mental, mengkonsumsi anti depresan, dan tengah menangis. Fajar mengikuti sang gadis yang terlihat lebih tua sekitar dua sampai empat tahun, semakin lama langkahnya tertinggal. Teriakan panggilan pada gadis berambut ikal bawah berwarna pirang tersebut tak juga diindahkan.

Langkah Fajar dipercepat, mencoba menyamakan langkahnya dengan sang gadis yang mencuri start terlampau jauh. Sialnya ia menaiki tangga dengan lincah, sial sekali Fajar harus menaiki tangga sebanyak itu dengan cekatan sementara yang sedang diperjuangkan tengah tuli tak mendengarkan. Entah mengapa Fajar mau sepeduli ini terhadap gadis ber-blush putih ini.

Sampai di rooftop dengan keadaaan napas Fajar yang berebut keluar masuk, sang gadis tanpa nama berdiri di bibir atap. Menatap lalu-lalang kendaraan dari lantai dua puluh, baginya semua orang di bawah sana punya alasan untuk tetap berjuang menghadapi kemacetan. Sedangkan dia tidak, sekali pun hanya untuk menghadapi rotasi yang menggeser hari.

"Kak! Obatnya jatuh!" Fajar tak sanggup lagi kalau harus mengeraskan suaranya yang parau.

Samar Fajar melihat lengan putih gadis itu, terlihat bekas sayatan-sayatan yang mencemari keestetikan kulit yang sebenarnya mulus.
Fajar mendekat dengan sisa energi yang ia punya, terseok dengan rasa ngilu yang bersenggama dalam dada. Dengan berani Fajar menarik tangan sang gadis sesaat setelah si makhluk Hawa berhasil menaiki pembatas rooftop.

Terlampau tiba-tiba Fajar menariknya, membuat keseimbangan gadis di depannya runtuh dan terjerembab ke belakang menindih tubuh Fajar. Semakin menyiksa rasanya kala dada manja miliknya terkena beban seberat manusia dan terpukul sikut wanita.

"Kamu kenapa halangin aku?" Dia bangkit, ingin mencoba sekali lagi percobaan bunuh diri yang gagal. Namun, urung karena ia mendengar suara Fajar terbatuk. Anak SMA tersebut tergeletak dengan wajah kesakitan.

NeverriseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang