42. Ini Aneh

128 29 4
                                    

Sedih sih, semakin kesini readersnya pada ngilang.

Tapi gpp hehe.

Selamat membaca semuaaa-!!

*********

Saat berada di makam Olivia, mata Rara tertuju pada makam di samping Olivia. Ya, makam Clarissa. Suasana di pemakaman teratai indai terbilang sangat sepi. Rara bisa merasakan energi negatif di sini.

Kemudian, Rara berjalan ke makam Clarissa. Rumput-rumput di sini sudah mulai panjang. Kenapa semakin lama energi negatif itu seakan mendekatinya? Sungguh, Rara benar-benar takut kali ini.

Manik matanya menatap nisan bertuliskan Clarissa Syeta kemudian memegangnya secara perlahan. Rara masuk ke dunianya.

Di ruangan itu gelap, tidak ada penerangan sama sekali. Tidak ada manusia, hewan, ataupun makhluk lain. Rara mencoba keluar dari sini tapi tidak bisa, jiwa seolah di tahan untuk beberapa waktu ke depan.

Satu bayangan itu muncul di mana pertama kali Rara bertemu dengan hantu seram yang pernah mengganggunya, kemudian di susul oleh wanita berparas cantik dan anggun dengan balutan dress berwarna putih tersenyum ke arah Rara.

"Saya Clarissa, hantu yang pernah mengganggumu. Maaf jika waktu saya menyakitimu, tapi itu semua untuk melindungimu.."

"Melindungi?" ulang Rara.

"Ya melindungi, tapi cara saya yang salah. Kamu tau? Sebenernya saya ngungkapin ini dari dulu. Sahabat kamu yang kakaknya adalah pelaku pembunuhan saya dan kekuarga itu sebenernya enggak baik. Waktu itu saya ingin memberitahumu soal ini, tapi kamu terlanjur mengetahuinya sendiri."

"Huh? Benarkah?"

"Ya, kamu tau? Teman kamu yang meninggal itu ulah saya. Saya masuk ke tubuh sahabat kamu untuk balas dendam dan supaya dia di penjara, tapi apa? Dia malah menuduh kamu yang melakukan ini. Untuk masalah kasus saya dan keluarga yang sudah terkuak, saya berterima kasih sekali atas keberanian dan ketulusanmu membantu membuka kasus ini."

"Tidak apa,"

"Pergilah, datangi kejutan itu walau menyakitkan. Di dunia ini memang banyak kejutan yang sejatinya berujung sakit hati."

Alis Rara terangkat,"Maksud anda, apa?"

"Harus tegar anak muda, akan ada suatu hal dan membuat kamu lebih kuat lagi."

Setelah mengucapkan itu, Clarissa pergi meninggalkan Rara sendirian di sini dengan penuh tanda tanya.

Kelopak matanya perlahan terbuka, Rara terkejut ketika dirinya sudah tidak di makam lagi,di mana dirinya sekarang?

"Lo udah bangun?" tanya seseorang yang tak lain adalah Juna.

Rara menatap datar Juna, ia kemudian beranjak dari kasur dan melenggang pergi tanpa mengucapkan sepatah kata apapun. Juna tak tinggal diam, cowok itu mengejar Rarl yang sudah keluar dari apartemennya beberapa menit yang lalu.

Juna berhasil menemukan Rara yang berada di pintu masuk apartemen.

"Gue mau ngomong sama lo." kata Juna menatap Rara dengan lekat.

"Gak penting." Rara hendak meninggalkan Juna tapi dengan cepat cowok itu mencekal pergelangan tangannya.

"Pliss, Ra."

Rara membalikkan badannya,"Mau apa sih?"

"Lo tadi pingsan di makam, untung gue ngikutin elo. Kalo enggak gimana?"

Rara menatap jengah manusia di hadapannya,"Bisa gak sih, lo gak ngikutin gue mulu?"

"Gue khawatir sama lo, Ra. Mama lo juga khawatir, lo gak kasian apa?"

Aurora [END/BELUM REVISI]Where stories live. Discover now