Part 53 "Malam Pertama"

169K 3.7K 281
                                    

Warning 🔞 Adegan 🍌 berbahaya! Hanya boleh dipraktekan oleh emak-emak dan suaminya 😁

"Eungh ... " Sebuah rintihan laknat keluar dari mulutku tatkala tangannya membelai nakal area kewanitaanku dari luar celana.

"Mana yang katanya datang bulan? Bukankah seharusnya kamu mengenakan pembalut?"

Aku terdiam, sama sekali tak bisa berkutik. Apa lagi membela diri. Sementara ia kembali terkekeh puas karena telah berhasil membongkar kebohonganku.

"Belum genap 24 jam jadi istri, tapi sudah berani berbohong sama suamimu sendiri. Ckckck ... soleha sekali, " sindir mas Bisma diringi decakan seraya menatap kesal padaku.

"Kalau begitu ... terimalah hukuman dari Mas!" lanjutnya rendah sembari menggigit kuat puncak dadaku yang masih tertutupi baju. Sontak serangan tiba-tiba tersebut membuatku menjerit kaget sekaligus perih di bagian dada.

"Ih, Mas! Sakit!" protesku memekik kencang sambil mendorong mundur kepalanya agar menjauh dari aset gunung kembar yang kupunya.

"Halah, sok-sokkan teriak sakit. Digigit sensasinya nikmat pasti, kan?" ledeknya menyeringai. Aku mendengus.

"Nikmat dengkulmu!" elakku ketus. Maklum, saking dongkolnya.

Lagi-lagi, ucapanku kembali mengkonfrontasinya. Ia menggeram rendah bersamaan dengan perubahan aura wajahnya yang semakin menggelap. Sorot matanya menghunusku. Nyaliku pun menciut seketika.

"Ma-maaf Mas. Aya hilang konto---"Aku menghentikan kalimatku saat merasa ada yang kurang pas di salah satu kata.

"kontor? Kontlor? Eh bukan deng. Entahlah nggak tahu. Otak tiba-tiba ngelag. Sialan!" pikirku dongkol pada diri sendiri karena tak kunjung mengingatnya.

Lantas netraku samar-samar melirik mas Bisma. Ekspresinya sulit dijelaskan.

Ia berdehem, lalu berkata, "Bilang sama Mas, konto apa sayang?"

Aku membisu. Sementara suamiku kembali terkekeh dan menampilkan raut geli.

"Yang kamu maksud apakah konto yang ini? Pakai huruf el, bukan?"

Arah pandangku reflek mengikuti kemana tangannya singgah dan di detik itu juga mataku membeliak kaget. Karena di depanku sekarang, benda berbentuk panjang dengan bagian ujungnya menyerupai helm serta berwarna agak kecoklatan tersebut tampak mencuat keluar dari balik resleting celana.

"Astagfirullah ... mantab!" batinku tercengang, ngeri sekaligus takjub sebab disuguhi pemandangan yang merusak akal sehat.

Setelah puas cuci mata, butuh sepuluh detik untuk menormalkan diriku.

"Jangan cuma di lihat! Mau coba pegang?" tawarnya ringan sambil menaik turunkan alisnya. Bermaksud menggodaku.

"Dih, ogah. Dasar sarap! Punya suami gini amat ya Allah," sangkalku ketus sambil melengos malu ke samping yang dibalas derai tawa olehnya.

"Halah, sok-sokkan nolak. Padahal sebenarnya pengin, kan?"

Aku hendak menyangkal, akan tetapi ia lebih dulu menyerangku dengan ciuman menuntut penuh nafsu. Bibirku di pagut, di jilat serta di sedotnya tanpa ampun.

"Eungh ... Mas ... " erangku ketika menyadari sesuatu yang kokoh dan keras menusuk-nusuk bagian miss v.

Seolah tak melewatkan kesempatan, mas Bisma secepat kilat kembali membungkam dan memasukkan lidahnya guna mengobrak-abrik isi rongga mulutku. Sementara pinggulnya aktif bergerak maju mundur sembari menggesek-gesekkan penisnya yang sudah menegang ke dalam celah-celah selakanganku. Tak urung aksinya membuatku berkedut di bawah sana.

Aya dan Pak Dosen Galak!Where stories live. Discover now