Part 2

2.2K 442 45
                                    

Selama kelas berlangsung, selama itu juga Kaysha tidak bisa fokus pada apa yang di kemukakan oleh Dosen di kelasnya. Ia kembali membuka layar ponselnya yang menampilkan gambar sebuah jemari lentik dimana pada jari manisnya terselip sebuah cincin dengan bermatakan berlian yang sangat indah.

Itu adalah postingan Elina di akun pribadi instagramnya sejam yang lalu. Dengan hanya memberi caption love, postingan itu langsung di banjiri oleh like dan komentar dari para pengikutnya yang kebanyakan adalah mahasiswa di kampus mereka.

Kaysha ingat dulu sebelum memutuskan menerima cinta Aryan, Elina mulanya tak percaya dengan ketulusan yang Aryan tunjukan. Rentan usia Elina yang lebih tua dari Aryan menjadi pertimbangan sendiri bagi dosen mudah itu untuk menerima cinta dari mahasiswanya itu. Tapi rupanya pesona Aryan memang tidak bisa di abaikan begitu saja, selang beberapa lama usaha Aryan dalam mengejar cinta Elina pun membuahkan hasil. Elina kini jatuh dalam pelukan mahasiswanya sendiri.

Kaysha menarik nafasnya perlahan, sekedar untuk melonggarkan rasa sesak yang kini tengah bersarang di dadanya. Namun sesungguhnya bukan hanya itu yang kini membuat hati dan pikirannya risau. Isi kepalanya kini lebih di dominasi oleh keberadaan cincin itu di jari Elina. Bagaimana tidak, cincin itu adalah cincin yang minggu lalu pernah di cobanya atas permintaan Aryan ketika dirinya mengantarkan pria itu ke salah satu toko perhiasan.

Entah apa yang membuat hatinya menjadi ngilu? Jelas-jelas sedari awal ia tahu bahwa Aryan memang membelikan cincin itu untuk Elina. Tapi mengapa hatinya seakan tak rela mendapati hal itu? Ataukah benar ia hanya masih belum terbiasa mendapati sahabat yang dulu selalu memfokuskan perhatian padanya kini sudah memiliki prioritasnya sendiri--selain dirinya.

Ya, lagi pula sejak dulu Aryan memang menganggapnya sahabat bukan? Pun sama dengan perasaannya kepada Aryan yang hanya sebatas sahabat. Kaysha berusaha meyakinkan diri bahwa apa yang ia rasakan saat ini hanya kecemburuan seorang sahabat pada sahabatnya yang telah memiliki kekasih lantaran sibuk dengan kehidupan barunya dibanding bersamanya seperti dulu.

"Ke kantin yuk Kay," ajak Dea sahabatnya sejak SMP yang kini mengambil fakultas yang sama dengan dirinya dan juga Merlyn, sedan Aryan yang mengambil jurusan bisnis, berada di gedung berbeda dengannya.

Kaysha terkesiap kaget, yang kemudian langsung menyadari kelasnya telah selesai. Ia hanya mengangguk singkat sambil membereskan alat tulisnya.

"Oiya Kay, pulang kuliah aku sama Merlyn mau ke toko buku. Kamu ikut nggak? Sekalian pulangnya kita nonton."

Kaysha yang saat itu sedang berjalan di koridor menoleh kepada sahabatnya itu, ia sebenarnya ingin ikut. Tapi ia tidak tahu apa Aryan akan memberinya ijin untuk pergi dengan teman-temannya lagi? Mengingat beberapa hari lalu ia terlambat pulang lantaran asik hangout dengan Dea dan Merlyn.

"Bingung lagi?" tanya Merlyn dengan nada malasnya.

Kaysha menoleh pada Dea yang wajahnya terlihat kesal. Ia sebenarnya merasa tidak enak sebab sudah terlalu sering ia menolak ajakan dari sahabatnya itu.

Kaysha masih diam tapi kemudian ia ingat dengan cincin itu, hingga tanpa sadar tangannya mengepal. "Nggak ko', nggak masalah. Aku ikut kalian." Ia mengulas senyuman manisnya pada Dea yang matanya masih menyipit.

"Yakin? Nanti kalo Aryan marah lagi gimana?" sindir Merlyn, nampak sangsi pada sikap cuek yang coba Kaysha tunjukkan.

"Ya biarin aja. Lagian dia juga sering happy-happy sendiri ko', masa aku nggak boleh melakukan hal yang sama dengan kalian."

"Nah gitu dong." Suara Dea terdengar terkejut sekaligus senang atau apapun itu, yang jelas wajahnya di penuhi senyuman ketika mendapati Kaysha tak lagi memikirkan soal Aryan. "Itu baru sohib kita." Ia dengan penuh semangat memeluk tubuh Kaysha, tak peduli mereka sedang berada dimana saat ini.

Kaysha (ONLY YOU)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang