Part 13

2.2K 409 56
                                    

"Loh kok malah pada ngumpul disini?"

Suara teguran Adara mengudara, menyentak ketiganya yang dengan serentak mengalihkan tatapan ke wanita paruh baya itu.

"Yan, kamu nggak kuliah?" Adara menatap putra sulungnya dengan menegur.

"Kata Mama, Aryan disuruh jagain Kaysha?" Aryan menjawab dengan memamerkan wajah sok polosnya.

"Itu kan kemarin, sekarang ada gue. Dah sana lo kuliah aja. Biar Kak Kay, gue aja yang jagin," sela Daren lengkap dengan senyum jumawanya.

Aryan memelototi Daren dengan kesal, ingin rasanya ia menyumpali mulut adiknya itu dengan sesuatu agar berhenti menyambar ucapannya.

Adara melangkah pelan menuju ketiganya sambil melempar tatapan menegurnya kepada Daren. "Kamu juga, sengaja kan bangun kesiangan biar bisa bolos?"

"Mama sok tahu nih?" Daren pura-pura memberengut. "Tapi emang bener sih. Hehe."

Plakk.

Tepakan keras Daren dapatkan di kepalanya dari sang kakak yang kini tengah menatapnya gemas.

"Dasar bocil!"

"Apaan sih Kak, sakit tahu!" Daren mengusap-usap kepalanya dengan lebay.

"Kalian nih cari kesempatan dalam kesempitan aja, ntar Mama laporin Papa kalian loh, biar tahu rasa!" Adara berkacak pinggang seraya memasang wajah galaknya pada kedua putranya.

"Jangan dong Ma, nanti uang saku Daren di potong lagi kayak minggu kemarin." Rengek Daren seraya menarik-narik baju sang Mama.

"Tahu ah, Mama nggak peduli." Adara memang terlihat tidak peduli, ia kini sudah berdiri di samping Kaysha hanya untuk menyentuh kening wanita itu.

"Kamu udah sembuh Kay?" tanyanya pada Kaysha yang sejenak seperti terasingkan di ruangan itu.

"Sudah, Tante." Kaysha terlihat malu dengan perhatian yang ia dapatkan dari wanita paruh baya itu. "Terimakasih ya Tan, kemarin udah mau ngerawat Kay yang sakit."

Lembut, Adara menepuk lengan Kaysha. "Kok pake bilang terimakasih segala Kay? Kayak sama siapa aja kamu nih."

Kaysha tersenyum canggung mendapati jawaban yang Adara berikan.

"Kaysha kan memang begitu Ma. Udah sering Aryan bilangin padahal, kalo Mama nih lebih sayang sama dia di bandingkan anak-anaknya sendiri." Aryan menyela dengan senyuman mengejeknya yang terkulum sempurna.

Kaysha memelototi Aryan yang kini tengah menyandarkan bokongnya di tepi nakas, sementara sepasang lengannya melingkari perutnya yang sixpack.

"Makanya yang nurut kalo di bilangin biar Mama juga bisa sayang sama kalian." Adara menimpali dengan asal.

"Nggak apa-pa Ma, Daren nggak keberatan kok Mama sayang sama Kak Kay. Itung-itung Mama lagi latihan sayang ke calon menantu." Daren menaik-turunkan alisnya sambil menatap Kaysha dengan genit.

"Kamu tuh ya siapa yang ngajarin sih? Kecil-kecil udah genit banget ke cewek." Adara menjewer telinga Daren hingga bocah itu mengaduh sakit. "Perasaan Papa kamu aja dulu nggak begini sama Mama."

"Aduuh duduh Ma sakit." Daren memegangi telinganya yang kini memerah akibat jeweran dari mamanya.

Gelak tawa Aryan membahana, terlihat puas dengan apa yang menimpa pada adiknya. "Mama kayaknya bakal syok kalo Aryan ceritain berapa cewek yang Daren pacarin di sekolah?"

"Beneran yang kakakmu bilang itu?" tanya Adara yang kini terlihat terkejut pada kabar yang baru saja di dengarnya.

Daren meringis. "Ya, nggak apa-apa sih Ma cewek banyak, yang penting kan sepantaran. Itu artinya anak Mama ini banyak yang naksir. Dari pada Aryan, cewek satu tapi udah tua. Apa coba namanya kalo nggak laku?"

Kaysha (ONLY YOU)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang