03. Memories

133 99 46
                                    

         
            Pagi hari itu, kegaduhan menyelimuti ruangan kelas Alpha. Mereka membahas tentang ujian fisika mendadak dari Bu Susi, yang di kenal sebagai guru killer.

Ceklekk..

Suara gagang pintu kelas terbuka, "Sstttt diam!" ujar ketua kelas.

Kelas yang sedari tadi gaduh pun tiba - tiba menjadi sunyi dan hening.

"Pagi, sudah siap kan dengan ujian dari Ibu hari ini?" tanya Bu Susi.

"Sudah, kami sudah siap, Bu," jawab ketua kelas saja, murid yang lain terdiam karena banyak yang tidak menyukai ide ujian dadakan ini.

"Sudah, kami sudah siap, Bu," jawab ketua kelas saja, murid yang lain terdiam karena banyak yang tidak menyukai ide ujian dadakan ini

اوووه! هذه الصورة لا تتبع إرشادات المحتوى الخاصة بنا. لمتابعة النشر، يرجى إزالتها أو تحميل صورة أخرى.


Ujian pun berlangsung dengan sangat serius, karena ini adalah ujian pertama mereka dimata pelajaran fisika.

Setelah dua jam, ujian pun selesai. Bu Susi meminta para murid mengumpulkan kertas ujian mereka ke depan.

"Baiklah, sekarang saya akan bagikan acak kertas ujian ini kepada kalian lalu kita koreksi bersama," ujar Bu Susi .

"Aishhh, ini mengingatkanku pada waktu itu," gumam Syaza lirih.

Flashback On

               Waktu itu, murid kelas enam SD Pertiwi sedang mengikuti ujian harian. Seperti biasa, setelah ujian selesai wali kelas menyuruh mereka mengumpulkan kertas ujian ke depan. Kemudian wali kelas membaginya lagi kepada para murid secara acak untuk dikoreksi bersama.

Betapa senangnya Syaza waktu itu, karena mendapatkan kertas ujian milik Reyvan, laki - laki yang telah dia sukai sejak kelas 3 SD.

Waktu yang sangat dini untuk mengenal rasa cinta.

Syaza menaruh hati pada Reyvan karena dia kagum. Reyvan adalah cowok yang kalem, pintar dan tentunya juga sangat tampan.

Hati Syaza seperti dipenuhi oleh bunga - bunga saat itu. Kertas yang dia pegang seakan - akan mempunyai tangan dan melambai, mengajaknya berpelukan seolah itu adalah Reyvan.

Tanpa sadar Syaza pun sudah menarik kertas itu ke dalam dekapannya. Sungguh seperti orang gila yang berpelukan dengan kertas.

Meskipun hanya sebuah kertas, tapi Syaza merasakan dia memeluk si pemilik kertas itu. Sesekali Syaza melihat ke arah Reyvan, memandanginya tanpa mengedipkan mata.

              Syaza pun tersadar, kemudian kembali melanjutkan mengoreksi jawaban milik Reyvan

اوووه! هذه الصورة لا تتبع إرشادات المحتوى الخاصة بنا. لمتابعة النشر، يرجى إزالتها أو تحميل صورة أخرى.


              Syaza pun tersadar, kemudian kembali melanjutkan mengoreksi jawaban milik Reyvan.

Setelah selesai mengoreksi, para siswa pun bersahutan menanyakan ada di tangan siapa kertas ujian mereka.

Reyvan yang tau kertas ujiannya ada ditangan Syaza pun datang menghampirinya untuk menanyakan berapa nilai yang dia dapat.

Jantung Syaza berdegup kencang saat berada di samping Reyvan. Pipi Syaza pun memerah bagaikan kepiting rebus waktu Reyvan tersenyum manis padanya, seakan - akan Reyvan juga mempunya rasa yang sama sepertinya.

"Sungguh aneh memang menganggap senyuman manis adalah tanda bahwa dia juga memiliki perasaan yang sama."

Flashback Off

            Setelah pelajaran usai, Syaza dan Teresa langsung bergegas ke ruang Laboratorium untuk mengikuti kelas extracurricular Biologi.

"Syazaaaaaa!!" teriak Verra dari dalam ruangan.

"Cepetan!! aku mau ngasih tau kamu sesuatu," ucap Verra sambil meringis.

Syaza pun segera mengambil kursi dan duduk di samping Verra, kemudian disusul oleh Teresa.

"Apaan, ?? kamu mau ngasih tau aku apa Ver,?" tanya Syaza penuh penasaran.

"Kamu tau kan cowok dari kelas Gamma yang ikut extracurricular ini? Kemarin dia minta nomor telephone kamu ke aku loh Za," ungkap Verra.

"Ha? Siapa sih? Maksudmu si Axel itu,?" tanya Syaza.

"Yapp betull! Kayanya dia naksir sama kamu deh, Za," bisik Verra sambil pergi kembali ke tempat duduknya.

Hyejin yang masih kebingungan pun hanya duduk sembari menopang dagunya dengan tangan. Dia masih mencerna omongan Verra tadi.

Sesampainya di rumah

Syaza POV

Drrt drrtttt drtttt...
Kudengar handphoneku berdering, kulihat ada sebuah pesan masuk dari nomor yang tak di kenal. Aku buka pesan itu dan langsung aku baca karena penasaran.

 Aku buka pesan itu dan langsung aku baca karena penasaran

اوووه! هذه الصورة لا تتبع إرشادات المحتوى الخاصة بنا. لمتابعة النشر، يرجى إزالتها أو تحميل صورة أخرى.


+6281234567890
"Haii, Syaza. Maaf malem - malem ganggu. Ini aku, Axel. Aku dapat nomor kamu dari Verra. Salam kenal ya, Syaza.

"Haii juga, Axel. Iya tadi siang Verra juga udah ngomong sama aku. Salam kenal juga Axel." Balasku.

Mulai malam itu Axel sering mengirimiku sebuah pesan singkat lewat handphone untuk sekedar menyapa ataupun menanyakan tentang pelajaran.

"Hmm, bukannya Axel itu teman akrab Reyvan ya? Mereka satu kelas dan aku sering melihat mereka berdua ke kantin barengan."

Apa Axel deketin aku karena diminta sama Reyvan biar dia bisa bantu lebih deket sama aku?
Ahhh tau ahhh...

Syaza POV End

Author POV

              Hati Syaza berbunga - bunga. Pikirannya sudah penuh dengan sosok Reyvan. Mulai saat itu, Syaza beranggapan bahwa Axel mendekatinya hanya karena ingin membantu Reyvan lebih dekat dengannya. Ya, begitulah Syaza, sudah over percaya diri.

Lalalala nanananaaa ...

Senandung kebahagiaan Syaza mengisi seluruh kamarnya. Dia sedang berbahagia dengan ekspektasi dan hayalannya sendiri.
Syaza pun mengambil buku diarynya dan menuliskan semua isi hatinya hari ini di buku pink bergambar mickey mouse kesayangannya itu.

Syaza pun tertidur pulas dengan segudang hayalannya.

~ To Be Continue ~

Hahahaha.. Gila bgt emang masih bocil udah kenal cinta wkwkwk...

Haii jangan lupa beri vote yaaa ;)

Komen juga boleh

See you in the next chapter guys :*

30 Juli 2021

rlillylova

EIGHT ( Revisi ) حيث تعيش القصص. اكتشف الآن