07🌴

15 6 8
                                    

°Selamat Membaca°

SEMILIR angin menerbangkan beberapa helai rambut Alinka

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

SEMILIR angin menerbangkan beberapa helai rambut Alinka. Gadis itu memejamkan mata, menikmati hembusan angin laut menerpa kulitnya yang putih. Terdengar jelas deru ombak di pantai memasuki indra pendengaran. Burung-burung pun terbang berkicau melewati atas kepala.

Alinka membuka matanya, ia melihat langit tampak begitu cerah. Arloji ditangannya masih menunjukkan pukul sembilan lewat lima belas menit.

Alinka duduk diatas ayunan tepat dibawah dua pohon rindang. Tangannya berpegangan pada tali di kiri dan kanannya, sesekali ia melangkah mundur lalu mengangkat kaki, membiarkan tubuhnya terayun kedepan berulang-kali.

Ia melihat ke depan, menatap kearah Tita dan Gali yang asik bermain pasir. Alinka lantas tertawa kecil ketika melihat Gali dengan jahilnya memercikkan air laut ke wajah sahabatnya. Hal itu membuat Tita kesal dan berakhir berlarian mengejar Gali untuk membalas perbuatan laki - laki itu.

Sudah lama sekali ia tidak bermain ke pantai, semenjak memasuki bangku Sekolah Menengah Atas sampai kuliah, Sarah selalu sibuk bekerja di Tokoh Bunga yang sudah lama didirikan oleh Bundanya.
Rasanya senang sekali bisa bermain seperti ini lagi.

"Banyak banget pikiriran lo, dari tadi ngelamun mulu."

Alison datang dari arah belakang, membawa dua kelapa muda yang sudah siap untuk dinikmati. Salah satunya ia sodorkan kepada Alinka.

Perempuan itu mengangkat sebelah alisnya, sedikit bingung. Alison yang mengerti pun langsung menjawab, "Buat lo," ujarnya dengan tangan yang masih menyodorkan kelapa muda tersebut.

Alinka mengambil uluran buah kelapa muda itu dengan senyuman canggung, "Thanks,Son."

Aneh, kenapa rasanya secanggung ini ketika Alison berbuat baik kepadanya. Dulu saja, Alinka yang selalu mencari cara supaya bisa diperhatikan oleh orang dihadapannya ini.

"Mau ngapain lo?"

Pertanyaan itu terlontar begitu saja dari bibir Alinka ketika laki - laki itu bergerak maju mengikis jarak diantara mereka.

Alison cukup kaget dengan pertanyaan Alinka yang sedikit berteriak kepadanya.

"Gue ga boleh ikut duduk?" Bukannya menjawab pertanyaan Alinka, Alison malah bertanya kembali.

Alinka menyengir kuda lalu mengangguk memperbolehkan. Ia sedikit menggeser duduknya ke samping, membiarkan Alison duduk disebelahnya. Di satu ayunan yang sama.

"Mikirin apa?" Alison kembali bertanya, ia ikut duduk disamping Alinka sambil sesekali meminum air yang berada didalam kelapa menggunakan sedotan.

"Ga mikirin apa - apa," jawabnya tanpa pikir panjang.

"Terus, kenapa ngelamun?"

"Kelihatan banget kalo dari tadi lo merhatiin gue."

Alinka mengulum senyum menahan rasa geli di perutnya. Ia melirik Alison sebentar sampai akhirnya tawanya pecah.

AMOR DIFERENTEWhere stories live. Discover now