02🌴

21 20 13
                                    

•Selamat Membaca•

DUA orang gadis tengah berjalan menyusuri koridor dengan tangan di penuhi tumpukan makalah

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

DUA orang gadis tengah berjalan menyusuri koridor dengan tangan di penuhi tumpukan makalah. Alinka dan Tita, persahabatan dengan keyakinan masing masing. Alinka menghormati kepercayaan Tita begitupun sebaliknya. Mereka berteman dari awal Sekolah Dasar, mereka juga bertetangga, hal itulah yang membuat mereka menjadi sangat dekat.

"Ta, kayaknya makalah gue kebanyakan deh. Berat banget. Lo baginya ga rata nih! " sepanjang jalan Alinka selalu saja mengatakan hal yang sama, padahal makalah yang mereka bawa lebih banyak berada diatas tangan Tita.

"Lo dari tadi fitnah gue mulu! Udah ditolongin ga tau diri banget! Gue tinggalin tau rasa lo. "

Tita sangat kesal, bagaimana tidak. Pak Nurdin dosen mata kuliah yang terakhir kali mengajar meminta supaya Alinka mengantarkan semua makalah ke ruangannya. Hanya dia yang diminta bukan mereka berdua. Tapi lihatlah tingkah Alinka, sama sekali tidak tau kata terima kasih karena telah dibantu.

"Iih gitu aja ngambek tambah jelek tau ga. "

Bujukan macam apa itu? Bukannya mengatakan hal yang baik tapi malah mengucapkan hal yang menyakiti pendengaran.

"Jelek ya? Nih bawa semua sendiri! " Tita menyerahkan semua makalah ditangannya pada Alinka, membuat gadis tersebut hampir saja kehilangan keseimbangan.

Tita berjalan terlebih dahulu meninggalkan Alinka yang kesusahan membawa semuanya sendiri.

"Titaaa!!! Jahat banget sumpah! Ga lucu! Ini berat banget Tetott! " Alinka berteriak sekuat tenaga, tega sekali sahabatnya meninggalkan ia berjalan sendirian.

Akhirnya dengan langkah gontai Alinka berjalan menyusuri koridor kampus dengan tangan yang dipenuhi makalah. Mulutnya tidak henti-hentinya mengumpat atas kepergian Tita. Sampai akhirnya manik mata Alinka menangkap bayangan Alison bersama Gali yang tengah berdiri tidak jauh darinya. Alinka tersenyum sumringah ide cemerlang tiba tiba muncul begitu saha di kepala.

Ia berlari tergopoh-gopoh sambil menjaga keseimbangan semua makalah-makalah diatas tangannya, ia menghampiri kedua pemuda yang tengah asyik bergurau sampai tidak menyadari kehadiran Alinka.

Alinka menyenggol lengan Alison, " Son, bantuin gue dong. Makalahnya berat banget, tangan gue capek, bahu gue pegel, kaki gue linu juga," ucapnya sambil menaik turunkan kedua alisnya.

"Ngapain laporan kayak gitu ke gue? Gue bukan tukang pijet urut," jawab Alison dengan pandangan masih tertuju ke arah Gali. Sedangkan yang di tatap hanya diam menahan senyum.

"Siapa juga yang minta dipijitin, " ucap Alinka setengah berbisik namun masih bisa didengar. "Bantuin gue bawain ini ke rua-" belum sempat menyelesaikan kalimatnya, ucapan Alinka langsung dipotong Alison.

"Gue ga mau, pergi lo! "

Alinka kaget, baru kali ini ia dibentak dengan sangat lantang didepan banyak orang di koridor kampus. Gadis itu mundur dengan kepala menunduk, ia berucap maaf kemudian berjalan cepat meninggalkan kedua orang tersebut.

AMOR DIFERENTEWhere stories live. Discover now