Tujuh

852 102 5
                                    

Kamis,

"Celisa!" panggil Arlena.

"Arlena cukup, aku gak mau lagi berurusan sama kamu!"

"Tapi dengerin penjelasanku dulu, Viola itu bukan seperti yang kamu kenal. Aku–" putusnya.

Viola tiba-tiba merangkulku dari samping dan menatap mata Arlena dengan tatapan tajam.

"Udahlah len, Celisa gak akan percaya sama kata-katamu yang penuh kebohongan"

"Buang-buang tenagamu sendiri, gak capek?" lanjut Viola lagi.

"Gak akan pernah capek buat jelasin ke Celisa" jawab Arlena dingin.

"Aku gak butuh penjelasanmu!" sambungku yang langsung menarik tangan Viola untuk segera pergi dari situ.

Selama pelajaran ku coba fokus, meskipun Arlena menatapku beberapa kali tapi aku tetap menghiraukannya.

"Baik, ayo bikin kelompok maksimal 2 orang" jelas bu Riri.

"Ce..." putus Arlena.

"Miu, aku sama kamu ya hehe!" senangku karna Miu mengiyakannya. Hari ini rencanaku adalah fokus ke pelajaran.

Tapi ternyata berkelompok dengan Miu membuatku menyesal karna dia terlihat sangat santai bahkan dia tidak memikirkan jawabannya. Ku lihat Arlena tersenyum dengan Cia teman sekelas kami.

'udah lah, lebih baik juga begini'

Selesai sekolah ku putuskan untuk pulang lebih awal dari pada biasanya. Viola langsung mendatangiku dia lagi-lagi menawariku untuk pulang bersama dan kali ini aku mengiyakan.

"Gimana tadi di kelas?" tanya Viola.

"Emm, agak menyebalkan sih karna temen sekelompok–" putusku.

Saat di jalan pulang, ku lihat Arlena bercanda dengan laki-laki yang bisa di bilang tampan. Viola melihatku dan langsung membuyarkan pandanganku.

"Dia sahabatnya Arlena waktu di SMP, gak ku sangka mereka masih bisa bertemu padahal Ran beda sekolah" jelas Viola.

"Oh" jawabku yang masih terfokus ke arah mereka berdua.

"Sudah ku bilangkan..." sambungnya lagi.

Buru-buru Viola menarikku pergi, ku rasa dia tau bahwa aku tidak suka melihat Arlena dan Ran bersama.

'Sebenarnya ada apa denganku?'

Viola mengantarkanku pulang dengan mobilnya, dia terlihat lebih mewah dari pada anak-anak di sekolahku bahkan kakak kelas yang lain. Tiba-tiba HPnya berbunyi,

"Gue lagi sama temenya Arlena, hmm gue tau, gak lah buat apa juga suka!" katanya dengan cepat, ku rasa Viola tidak tau bahwa aku mendengar perkataannya itu,

"Bangun udah sampe nih!" panggil Viola

Aku segera bangun lalu berterima kasih sama Viola. Dia langsung bergegas pergi entah kemana.

Sebenarnya aku gak ada perasaan sama Viola tapi dia terlihat ingin mendekatiku, apa perkataan Arlena bisa di percaya kali ini? Kenapa sepertinya Viola dan Arlena sama-sama bermain dengan perasaanku?

'Sebentar, bukanya Viola dan Arlena bertaruhan? pasti aku sudah hilang ingatan, bisa-bisanya lupa!'

Viola memang baik tapi dia sepertinya juga tidak terlalu baik, tidak ada yang bisa di percaya dari mereka berdua.

'Celisa, kamu bodoh banget!'

TBC

Just Don't Date A Man Where stories live. Discover now