Dua Puluh Dua

1K 71 4
                                    

"Undangan siapa ini!?"

Arlena secepat mungkin merebut undangannya.

"Jadi kamu mau nikah? AR–" putusku karna dia menutup mulutku dengan tanganya.

"Shhh, nanti ku jelasin" jawabnya, dia pun mengandeng tanganku dan masuk kerumah.

Dia menyuruhku membuka undangan tersebut yang ternyata bukan namanya.
"Temen kamu ya?" tanyaku memastikan.
"Iya sayang"

Aku pun lega dan mengangguk mengerti, ku kira itu undangan pernikahan Arlena dengan orang lain.

Besok adalah hari pernikahan temannya Arlena. Dia mengajakku untuk datang bersamanya dan entahlah, tapi itu terdengar spesial.

-----------------------------------------

Paginya kulihat Arlena bersiap lebih dulu, dia mengunakan jas warna putih dan semua serba putih.

"Kamu jadi bridesmaidnya?" tanyaku. Arlena mengangguk dan mengacak rambutku pelan, dia menyuruhku untuk segera bersiap.

Setelah bersiap kami bergegas ketempat acara pernikahan. Arlena sedari tadi mengandeng tanganku, dia terlihat gugup tapi juga senang.

"Hey Celisa?" sapa Viola yang mengenakan gaun putih cantiknya itu.

"Tunggu bentar, ini pernikahannya–" putusku.

"Iya, ayo kita udah di tunggu!"

Tanpa merasa bersalah Arlena justru tersenyum manis ke-arahku.

'Boleh gak ya mukul orang di depan publik bahagia ini heheHE' 

Sesampainya di sana, kami menyambut para tamu, aku bahkan yang gak tau apa-apa cuma tersenyum kebingungan.

"Cantik" puji seorang laki-laki yang tersenyum ke arahku.
Arlena langsung menatap kami dingin, dia menandaiku dengan tangannya yang sekarang berada di depanku.

"Oh enggak kok bukan playboy" sambung cowok itu dan kabur.

Aku tersenyum ke arahnya, ku peluk lengannya erat. Dia mengusap rambutku pelan dengan pandangan fokus tersenyum ke arah tamu, dan itu membuatnya terlihat sangat manis.

"Mari kita sambut pengantin kita..." salah satu pembawa acara akhirnya mendatangkan pengantinnya.

Ternyata yang menikah adalah kedua orang tua Arlena, mereka menikah lagi karna telah bercerai selama 2 tahun. Arlena tersenyum haru dan aku pun langsung memeluknya.

"Kamu beraninya ngeprank aku, aku hampir jantungan Lena..." bisikku pelan.

"Hehe kan surprisee"

"Hih, gak lucu tauu..."

Kami telah menghabiskan waktu berjam-jam disana, untungnya pesta pernikahan berjalan dengan lancar.

"Mbak, Mbak aduh anu tolong!" ucap ibu-ibu yang langsung menyuruhku mengendong anaknya.

"Titip ya mbak saya mau ini, ke pengantin...." hebohnya yang begitu saja pergi.

"Ehhh bunda eh ibuk" panikku.

Bayi itu sangat lucu, dia tersenyum ke arahku karna dia sadar aku terlihat panik. Anehnya juga bayi ini gak nangis di gendong orang asing.

"Celisa omg, ini anakmu?" heboh teman sekelasku yang namanya Hira.

"Iya anak kita!" jawab Arlena yang entah muncul dari mana.

Hira langsung melotot dan tersenyum takut, dia mengatakan kalau gak sepantesnya kita bercanda hal yang menyimpang seperti itu.

"Ini sayang, kamu mau aku suapin?" 
Arlena menyuapiku salad buah dan baby kecil tiba-tiba menangis.

"Eh, baby kecil gak boleh makan ini..." sambung Arlena yang menyentuh hidungnya cepat, Baby kecil itupun tertawa melihat Arlena yang bertingkah aneh demi menghiburnya.

'Lucu banget, dia kayaknya suka sama anak kecil' gumamku yang tak berhenti memandangi Arlena.

"Kamu makan dulu, aku gendong baby kecilnya" ucapnya. Aku mengangguk dan mengambil salad buah yang dibawanya.

"Beraaat, kamu pasti lapernya 24 jam ya?"

"huftyghajaahakkna" omel baby kecil yang di sambut tawa Arlena.

"Sayang kamu tuh jangan body shaming gitu deh, marah kan dia!" sambungku dengan nada ikut memarahinya. Baby kecil itupun tertawa melihatku memarahi dan memukul pelan Arlena.

"Oh jadi sekarang aku yang di bully!" kesalnya dengan nada gemas.

Tak lama Ibu dari baby kecil datang dengan tergesa-gesa lagi.

"Makasih ya udah di jagain..." ucap Ibu itu lega.

"Gakpapa kalau tante mau makan dulu? Baby kecil aman sama kita"

Ibu itupun langsung senang dan sangat berterima kasih karna ada yang mau menjaga bayinya.

Kami berjalan ke tempat orang tuanya Arlena karna aku belum sempat mengucapkan selamat. Arlena mengandengku sembari membawa Baby kecil yang sedari tadi tertawa dengannya.

"Tante, Om selamat ya. Semoga bahagia dan selalu bersama" ucapku senang.

"Makasih Celisa, tapi ngomong-ngomong ini Arlena kamu udah punya anak aja" gurau Ayahnya.

"Terus ini istri kamu ya?" sambung Mamah Arlena dan mereka tertawa kecil.

"Iya mah, kenalin ini istriku Celisa dan ini baby kecil namanya Arcesa..." ucapnya senang, orang tuanya pun menyelamati kami berdua.

Karna banyaknya tamu kami pun segera turun dari panggung untuk duduk dan beristirahat. Ibu baby itu juga tak lama datang untuk mengambil bayinya.

Arlena menatapku dengan tatapan dalam, dia tersenyum dan merangkulku dengan lengannya.

"Lain kali aku bilang yang itu tadi beneran" ucapnya.

"Lenaa..." jawabku malu.

Dua sahabat yang akhirnya saling jatuh cinta itupun membicarakan mimpi-mimpi mereka.

'Just dont date a man Lena, because you are mine...' -Celisa.

Just Don't Date A Man حيث تعيش القصص. اكتشف الآن