19. Your Fault

13.9K 1.5K 103
                                    

Harry tak main-main dengan upayanya dalam memberikan asupan makanan yang bergizi untuk Draco dan Narcissa. Lihat lah keduanya, setelah hampir 10 hari tinggal bersama Harry di Grimmauld Place no.12, berat badan keduanya naik beberapa kilo gram karena terlalu menikmati masakan Harry, tapi tenang saja badan Draco masih sangat proposional di mata Harry.

Draco jadi bertanya-tanya dari mana Harry mendapat keahlian memasaknya, pasalnya dia kira masa kecil Harry bagaikan burung dalam sangkar emas, hampir mirip dengannya, tak mungkin Harry mau menapakkan kakinya di dapur. Tanpa sepengetahuannya, semua dugaannya hanya omong kosong belaka. Harry bahkan ragu bila dia memiliki memori indah saat kecil dulu, karena awal mula kebahagiaannya bermula dari Hogwarts, dan sebagian besar yang membuatnya bahagia sudah tenang di atas sana. Walaupun begitu, kenangan bahagia bersama mereka akan selalu bersemayam dalam hatinya, tak akan pernah pudar.

Draco suka saat memperhatikan Harry yang sedang berkutat dengan kuenya, Harry terlihat sangat manis saat memakai apron merah kesukaannya. Tangan yang yang selalu ingin dia genggam itu bergerak lincah mengaduk dan mengolah, memperlihatkan seberapa pandai nya dia mengendalikan dapur.

"Dear?" Panggilnya sembari menopang dagu memperhatikan Harry dari belakang. Sampai kapanpun Draco tak akan pernah melepas Harry, karena apapun alasannya Harry hanya tercipta untuknya.

"Ya Dray? Sebentar." Balas Harry tanpa menoleh ke arahnya, tak apa Draco suka melihat bagian belakang Harry.

Draco tak menjawab, dia sudah terlarut dalam lamunannya, memikirkan betapa manisnya masa depan mereka berdua. Oh astaga Draco ingin memiliki banyak anak, dia harus memastikan nanti anak-anaknya harus lebih banyak dari keluarga Weasley.

"Sudah siap!"

Lamunan Draco terhenti, yeah Harry sudah selesai berkutat dengan masakannya, dan sekarang kekasihnya itu sedang berjalan pelan kearahnya sembari membawa sebuah toples berisikan kukis coklat. Draco berjalan cepat mendekati Harry, mengambil alih toples kukis di tangan Harry, dan menuntunnya berjalan ke arah ruang bersantai. Mau bagaimana lagi , Draco itu tipe kekasih yang sangat posesif dan overprotektif.

Setelah memastikan Harry berhasil duduk dengan nyaman tanpa ada kecederaan, Draco menyimpan toples yang tadi dia ambil dari Harry. "Kau harus mengurangi kegiatan mu, dear." Ucapnya sembari menyandarkan kepalanya di bahu Harry. Wangi tubuh Harry adalah salah satu candunya, menghirup bau tubuh Harry sekarang sudah menjadi kegiatan yang wajib dilakukan oleh Draco setiap hari.

"Tapi aku suka memasak, Dray." Bantah Harry, memasak adalah salah satu tempatnya untuk mengapresiasikan diri, tempatnya untuk berkreasi. Namun sedikit yang tidak dia mengerti, di saat dirinya pandai memasak kenapa ramuan terasa sangat sulit untuknya?

"Kau boleh memasak, hanya saja kau harus sedikit mengurangi kegiatan mu itu. Aku takut kau dan little one kenapa-napa." Jawab Draco dengan suara yang begitu lembut.

Draco selalu menyukai kegiatan mengelus perut Harry, terlebih saat little one mereka merespon dengan tendangan-tendangan kecil, kegiatan itu terasa sangat menyenangkan. Namun di satu sisi kadang dia kasihan pada Harry yang waktu tidurnya berkurang drastis, karena tendangan little one di malam hari membuat Harry hampir terjaga sepanjang malam.

Dengan raut berpikir dan bibir yang mengerucut akhirnya Harry menjawab, "Emhhh, baiklah." Seberapapun keras kepalanya, Harry sangat-sangat memprioritaskan little one mereka, terlanjur jatuh sayang katanya.

Draco tersenyum lebar mendengar jawaban Harry, kekasih yang sebentar lagi berubah status menjadi teman hidupnya memang dapat diandalkan.

"Aku mencintai kalian berdua dengan seluruh hidupku."

By AccidentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang