3. Negatif Thinking

137 7 35
                                    

❗❗❗PERHATIAN❗❗❗
ADA BAGIAN YANG DIPRIVAT
Follow Akun Penulis Untuk Membacanya.

Vote & comment gratis!!!

-oOo-

Selepas mengisi perut, ciwi-ciwi itu balik lagi ke sarang mereka, ruang ekskul dance.

Lagi, hanya ada mereka berempat, karena memang mereka lah pengurus inti.

"Senang banget gak sih rencana kita berhasil." Raeni berujar sambil memperhatikan gerakan dance yang baru mereka buat dan rekam.

"Ide Shinta emang best." Caca mengacungi jempol.

"Semoga aja dengan begitu Aksa gak bisa gangguin lo dulu, paling gak sampai lo sembuh." Shinta menatap Gwen.

"Jahat lu pada, kalo tuh cowok ngapa-ngapain gue gimana?"

"Ngapa-ngapain gimana sih, Gwen, kalo gue lihat dari lensa kacamata gue yang super kece ini," Raeni membanggakan kacamatanya.

"Iya tau kacamata lo baru!" Celetuk Caca.

"Kacamata gue berkata, dia orangnya baik, gak neko-neko."

"Pinter Gwen, jago karate juga, pas banget kan, pasti bisa tuh lindungin lo dari Aksa."

"Nah tumben bener tu otaknya, pasti gara-gara jus alpukatnya Rian."

"Ra!!!" Caca menatap tajam Raeni.

"Canda wey, candaa."

"Mata lo pada di taroh dimana geeerrls, muka batu kayak gitu, kayak jemuran kering, gak bisa senyum tuh orang, sakit atau gimana?" Gweni kesal dengan ide teman-temannya.

"Yaudah lo pulang sama Aksa aja, gue mah ogah dimarahin nyokap lo."

"Ih Shinta, mah."

Nasib Gweni emang. Tadi pagi ia nebeng dengan Shinta karena ingin lebih awal ke sekolah. Sedangkan angkot belum ada, bus sekolah yang biasa antar jemput juga lagi libur, karena istri si sopirnya lagi lahiran katanya.

-oOo-

Lima belas menit sebelum bel pulang berbunyi mereka mendapat pengumuman bahwa pembagian kelas sudah ada di mading-mading sekolah.

Gweni, Caca, Raeni, dan Shinta langsung berhamburan menuju mading kelas sebelas IPA.

Karena terlalu berdesakkan, akhirnya cukup Shinta yang berbaur ke sana lalu memotret semua lembar pembagian kelas.

Ke empat cewek itu beranjak menuju tangga, mereka mendudukan diri di undakan.

"Aaaaaa demi gue minum jus alpukat lagi pun gue rela, geeeerrlllsss kita satu kelaaaaasss." Caca langsung teriak-teriak histeris.

"Seriusan?!" Sahut Raeni tak percaya.

"Wih bener gerls,, satu kelas." Kali ini Gweni, Raeni langsung menghambil ponsel itu dari tangan Gweni.

ARSENIOWhere stories live. Discover now