01.5

187 43 14
                                    

Rekomen: Baca sambil dengar lagu 'Mungkin Hari Ini Esok Atau Nanti'

----

"Sialan."

Jaehyuk termenung. Sungguh, ia tidak menyangka hal ini akan terjadi. Kakaknya bunuh diri, lalu sayangnya nyawanya tidak bisa diselamatkan. Dan kini, hatinya sungguh terpukul ketika kedua orang tuanya yang sedang menangisi jasad kakaknya yang sudah dibaluti kain di depan mereka.

Pikiran dan hatinya berkecamuk. Kalian tau rasanya kehilangan seseorang yang dibenci dan sudah benar-benar malas untuk memikirkannya, namun sebenarnya masih ada rasa sayang kepada orang tersebut dan tanpa sadar tidak ingin kehilangan orang itu? Ya, hal itulah yang Jaehyuk rasakan sekarang.

Namun bukan hanya itu yang menganggu, ini berhubungan dengan jasad sang kakak. Jasadnya agak tidak mirip dengan kakaknya, tapi ya sudah lah. Dia tak mau ambil pusing untuk memikirkannya.

Usai pemakaman, Jaehyuk serta keluarganya langsung pulang ke rumah. Sesampainya di rumah, Jaehyuk berjalan menuju kamarnya meninggalkan kedua orang tuanya yang masih terbaluti oleh rasa sedih dan kehilangan.

Di kamar, Jaehyuk duduk di kursi yang berada di depan cermin. Cermin yang biasa ia gunakan untuk melihat ketampanannya, kini beralih menjadi alat untuk melihat dirinya yang lusuh. Namun, beberapa detik kemudian dia menyeringai dan terkekeh.

"Cuma kehilangan satu orang aja, kamu sampe lusuh begini, Jae. Lagian orang itu bukan orang yang kamu sayang."

Setelah berkata, Jaehyuk berdiri. Lalu menidurkan badannya di kasur. Tak ada kerjaan untuk sedih terus, jadi ia memutuskan untuk tidur. Tapi, baru saja ingin memejamkan mata, ada yang mengetuk pintu kamarnya.

"Argh, siapa sih.."

"Buka, dek. Ini mamah."

Oh, ternyata mamahnya. Jaehyuk yang malas pun, dengan penuh kepaksaan bangun dari posisi telentang.

Klek

"Iya, apa mah?" Tanya Jaehyuk ketika sudah di depan sang ibu.

"Ikut mamah." Ajaknya.

Jaehyuk menyerngit bingung, tetapi tetap mengikuti mamahnya yang kini sedang berjalan mendahului dirinya.

Jaehyuk bingung, tapi makin bingung lagi setelah tau tempat yang dituju adalah kamar sang kakak.

Jaehyuk dan mamah memasuki kamar kakak, dengan mamah yang masuk terlebih dahulu. Ia membawa sebuah kotak yang berada di meja belajar kakak.

"Ini, coba ade liat ini."

"Ini apa, mah?"

"Mamah juga ga tau. Kemarin malam, kakakmu membawa ini ke sini. Kakak bilang, suruh ade buka ini pas kakak udah pergi jauh--"

"Semalam mamah seneng banget saat kakak dateng ke rumah, seminggu dia ngilang bikin mamah khawatir banget. Tapi ternyata.. Ya.."

Mamahnya berucap lancar, namun tak bisa dipungkiri raut wajahnya seperti sedang menahan tangis.

Jaehyuk menerima kotak tersebut tanpa melihat muka ibunya. Ia tak mau sakit hati.

"Mamah keluar ya," Jaehyuk mengangguk sebagai jawaban.

Setelahnya sang ibu berjalan keluar kamar meninggalkan Jaehyuk sendiri di dalam kamar sang kakak.

Jaehyuk duduk di tepi kasur yang ada di kamar tersebut, dengan kotak pemberian kakaknya di pangkuannya.

Jaehyuk membuka kotak tersebut, di dalamnya terdapat-- eh tunggu.

"Apa ini?"

Jaehyuk mengeluarkan suatu barang yang dibalut kertas. Ia menyobek kertas itu. Di dalamnya terdapat dua gelang dan satu hoodie.

Five Wounds || Yoon JaehyukTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang