03.5

136 32 20
                                    

Warning: Banyak bahasa kasar dan bentakan

- - -

"I--itu pecahan beling.. Jangan bilang pecahan beling bola kaca dari kakak gua..?"

Enam orang yang berada di kamar tersebut secara bersamaan menengok ke arah pecahan beling yang telah ditunjuk Jaehyuk.

Jaehyuk yang masih berada di ambang pintu berjalan ke arah pecahan tersebut. Ia berjongkok, dan ya--

Terdapat kuda pegasus yang kepalanya telah potong, hal itu memastikan bahwa benda yang pecah itu sudah pasti bola kaca milik Jaehyuk.

"Kok bisa pecah? Siapa yang jatuhin sampai pecah kayak gini?" Jaehyuk berbalik ke arah teman-temannya.

"Anu Jae," omongan Yedam dipotong oleh Jaehyuk.

"Oh, haha.." Atensi Jaehyuk kini tepat mengarah kepada Mashiho.

"Dendam lu sama gua sampai berusaha ngerusak barang kesayangan gue?"

"Lho-- Lu ngomong sama siapa? Gue?" Ucap Mashiho heran ditambah dengan muka julid.

"Ya iya lah, lu!"

"Bukan gue si--"

BUGH!

"JAEHYUK!"

Yedam, Jeongwoo, dan Doyoung dengan cepat menahan Jaehyuk, sedangkan Asahi membantu Mashiho berdiri. Mereka panik, pasalnya, Jaehyuk baru saja membogem Mashiho dengan cukup keras.

"Masih berani lo bohong ke gue?!"

"Gue ga bohong bangsat! Noh pelakunya Jeongwoo!!"

"Udah eh udaahh.." Asahi mencoba untuk menenangkan kedua temannya, namun tak satu pun kosa-katanya didengar.

Yedam melirik Asahi sebentar, hanya dia yang mendengar perkataan Asahi. Yedam risau, Yedam panik, kekacauan yang sempat ia bayangkan semalam terjadi.

"Tuh si Jeongwoo, adik kesayangan lo tuh. Jangan pilih kasih, dia salah!"

"Kok gue sih?!" Jeongwoo malah ikut naik pitam.

"Ya emang elo lah!"

"Gue ga sengaja, woy!"

"Mau ga sengaja apa sengaja, lu tetap ngehancurin barang kesayangan gue!" Kini, Jaehyuk membentak Jeongwoo.

"Kok lo ikutan salahin gue bang? Kita kan bespren."

"Nevermind, lu juga, ngapain kesini, hm? Emang lu pikir gue udah maapin lu?"

"Bajingan."

"I'm tired with you. Then, you Woo, gue bakal nyalahin lo terus kalau ada kesempatan. Atau bahkan mengumbar rahasia gelapmu dan kakakmu haha. Bye."

Baru kali ini, Mashiho terlihat sangat seram. Dia sudah beberapa kali marah, namun auranya tak pernah sampai menakutkan seperti ini.

Mashiho meninggalkan ruangan dengan senyum.. Ya senyum, entahlah senyum apa.

"Jae, lo kok jadi kayak gitu? Kak Jaehyuk yang gue tau dulu ga kaya gini perasaan." Kata Doyoung.

"Kenapa, hm? Mau salahin gue? Barang kesayangan gue hancur, ya wajar gue ngamuk. Brengsek banget kalian," Jaehyuk menatap tajam satu-persatu teman-temannya.

"Udahlah, pergi sana. Kejutan kalian gagal, makasih. Oh ya, dekorasinya biarin aja, biar gue beresin sendiri dan jadi luapan amarah gue, hehe."

"Pergi cepetan, sebelum gue ngamuk besar ke kalian." Jaehyuk berujar datar dan dingin.

Setelah perkataan tersebut, ke-empat teman Jaehyuk pergi dari kamarnya. Juga Yedam yang tak lupa mengajak Junghwan yang terdiam tak berkutik di dekat pintu. Junghwan takut akan pertengkaran.

Tak ada kata yang keluar dari mulut mereka, yang ada hanya keheningan yang mengelilingi.

Mereka berpisah. Asahi pulang ke rumah, Doyoung pergi ke suatu cafè untuk nongki, dan Yedam menemani Junghwan ke rumahnya.

Sebenarnya Junghwan bisa pulang sendiri, namun Yedam tak tega melihat ekspresi Junghwan yang masih terlihat ketakutan. Jadi ia memutuskan untuk menemani Junghwan terlebih dahulu sebelum pulang ke rumah.

Oh iya, Jeongwoo terlupakan. Masih belum pasti arah dia sekarang kemana. Namun sepertinya tujuannya sekarang adalah tempat Mashiho berada.

• • •

Sudah sekitar empat hari setelah kejadian tak mengenakan di rumah Jaehyuk. Kalian tau? Jaehyuk jadi disegani sekarang. Berawal hanya Yedam, Asahi, dan Doyoung saja yang tak berani mendekat. Namun karena sifat Jaehyuk yang berubah menjadi lebih dingin, sarkas, dan menyeramkan, semakin banyak yang tak berani mendekati dirinya.

Bagaimana dengan Jeongwoo?.. Ah dia, dia watados sekali. Ia masih berani mendekat, tiap kali Jaehyuk marah kepada dirinya, Jeongwoo hanya membalasnya dengan cengengesan. Benar-benar terlihat tak merasa bersalah.

Aneh memang.

"Hhh.. Bosan." Lirih Jaehyuk sambil melihat ke luar jendela.

Kini sedang jam kosong, dan dirinya hanya duduk di bangku. Tak ada niat untuk bermain bola bersama yang lain, atau sekedar pergi ke kantin.

Jaehyuk melamun.

"Jae!" Baru saja dibilang melamun, ada seruan yang membuat lamunan Jaehyuk buyar.

Seruan itu berasal dari Yedam. Yedam datang tak santai, juga dengan muka yang terlihat panik.

"Hm?"

"Itu, lu tau, 'kan, Mashiho udah ga masuk empat hari karena katanya sakit?"

"Ya. Emang kenapa? Gue ga pedul--"

"Ternyata dia dibunuh."

"Hah?" Setelah sekian abad, akhirnya seorang Jaehyuk berekspresi lagi.

Matanya membesar, tak bisa dipungkiri bahwa ia benar-benar terkejut akibat perkataan Yedam.

"Dibunuh?"

"Ya."

TBC









Five Wounds || Yoon JaehyukTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang