02

139 36 8
                                    

Sejak kakaknya meninggal, kedua orangtuanya jadi sering bertengkar. Entahlah apa penyebab dari pertengkaran mereka. Yang Jaehyuk tau, penyebabnya hanya masalah kecil yang seharusnya tak diributkan.

Saking seringnya mereka beradu mulut, membuat telinga Jaehyuk seakan pening.

Ah, begini ternyata rasanya hidup di antara pertengkaran dan bentakan. Selama ini Jaehyuk hanya mendengar cerita-cerita di luar sana tentang kedua orang tua mereka yang bertengkar. Lalu sekarang ia merasakannya sendiri. Rasa yang Jaehyuk rasakan itu seperti muak, sedih, kesal, dan kecewa, yang bercampur menjadi satu.

"Dek, tolong beliin susu, beras, sama wip*ol." Pinta sang ibu.

Jaehyuk yang asik melamun tersadar, dan cepat-cepat menghampiri mamah.

"Berasnya berapa kilo, mah?"

"Sekilo aja. Nih, uangnya." Jawab mamah sambil memberi selembar uang berwarna merah muda kepada Jaehyuk.

Jaehyuk mengambil uang tersebut, "okei!"

Untuk pagi ini, Jaehyuk menghela napas lega karena suasana tentram. Sang bapak sedang pergi keluar kota untuk memeriksa salah satu cabang perusahaannya. Jadi tak ada pertemuan antara mamah dan papah, yang bisa membuat suatu keributan di rumah.

Ketika lelaki itu berjalan, tiba-tiba ada yang memanggil namanya dari belakang. Ia berhenti, lalu memutar balikan tubuhnya.

"Kak Jaehyuk!"

"Oh, hai Wan!" Sahutnya balik kepada orang yang dipanggilnya Wan, atau lebih tepatnya Junghwan.

"Kakak mau kemana?"

"Ke Indomei, lu?"

"Cuma jalan-jalan keliling komplek aja, kak. Eh, kakak ga make motor? Capek, lho."

"Deket gini. Sekalian olahraga juga, haha."

"Yaudah. Junghwan temenin kakak, boleh ya?"

Tak ada ucapan, Jaehyuk hanya membalas dengan anggukan serta senyum.

Mereka berjalan berdampingan, keadan hening, namun bukan hening yang awkward. Keduanya asik dengan dunianya masing-masing.

Tetapi tak berselang lama, Junghwan kembali bersuara.

"Kak, gimana keadaan keluarga kakak sekarang?" Tanya Junghwan.

"Keadaan gimana?"

"Iya itu, keluarga kakak setelah abang kakak pergi baik-baik aja?"

"Ouh, baik dong.." Jawab Jaehyuk sedikit berbohong, sedikit mungkin?

"Lu sendiri, keluarga angkat Junghwan baik-baik sama Junghwan? Aku udah lama ga nanya ini, sksk."

"Baik-baik aja kok, malah sekarang hubungan aku sama kedua orang tuaku makin erat." Jawab Junghwan dengan ekspresi ceria.

"Ah, begitu. Turut senang~"

"Kak, kakak suka ngerasain kangen suasana panti ga sih? Entah kenapa aku suka tiba-tiba kangen.. Entah temen-temen, suasana, atau ibu.."

"Sama, Wan.. Jujur, kakak kadang ngerasa waktu-waktu indah dan berharga kakak itu di panti dulu." Ucap Jaehyuk, raut wajahnya terlihat sedih namun juga bahagia.

"Iya.. Btw kabar kak Rangga, kak Adrian, sama kak Fariz gimana ya?"

"Ahaha, trio itu! Semoga baik. Eh waktu itu kakak dapet kabar, kak Rangga dan kak Fariz masih deket tapi mereka hilang kontak sama kak Adrian." Jelas Jaehyuk

Junghwan mengernyit, "kok bisa?"

"Kak Adrian pindah keluar negri katanya."

"Ooouuuh--" Junghwan mengangguk-angguk mengerti, dan tak sadar mereka berdua telah sampai di Indomei.

Five Wounds || Yoon JaehyukWhere stories live. Discover now