04.5

127 31 8
                                    

"ASTAGFIRULLAH MAMAH JAEHYUK KETABRAK!"

Brak!

Gedubrak!

Yang pertama, kakinya terantuk bagian ujung kasur yang terbuat dari kayu. Kemudian yang kedua, badanya terjatuh dari kasur karena saking terperangahnya.

Jaehyuk memegang kepalanya, siapa tau benar-benar bocor.

"Kepalaku gapapa, kan? Gapapa, kan?"

Rasa sakit jatuh dari kasur tak terasa karena Jaehyuk masih syok dengan mimpinya.

Iya, mimpi?

Jaehyuk menarik napas dalam-dalam, dan mengeluarkannya pelan-pelan, mencoba menenangkan dirinya.

Tok tok tok

Di saat ia masih berusaha menenangkan dirinya sendiri, tiba-tiba ada yang mengetuk pintu kamar tiga kali.

"Nak, ayo sarapan. Mamah udah pulang, nih."

"Sarapan?" Gumam Jaehyuk bingung.
Lantas dia melihat keluar jendela. Oh benar saja, hari sudah pagi sekarang.

"Siap, mah."

• • •


"Sepi ga di rumah? Kangen mamah?" Tanya mamah di sela suapannya.

"Hm." Jawab Jaehyuk singkat.

Mamah menghela napas mendengar jawaban singkat dari Jaehyuk. Ia merasa, anaknya sudah berubah sekarang. Dulu sang anak sangat lah ceria, banyak bicara juga banyak tingkah. Sekarang jangankan ceria dan banyak bicara, jawab pertanyaan saja singkat.

Mamah rindu, sangat rindu Jaehyuk yang dulu. Namun ia mengerti mengapa Jaehyuk berubah, dan ia tak bisa berbuat apa-apa selain menerima anaknya yang sekarang. Lagipula, ia mengakui jikalau salah satu hal yang menyebabkan anaknya berubah adalah berkat dia juga.

Lelah? Tentu. Rasa ingin meninggalkan tanggung jawabnya amatlah besar. Tapi kini, ia telah menjadi seorang yang bajingan, dan tak ingin tambah menjadi bajingan.

"Gimana pas ditinggal mamah lima hari? Semuanya baik-baik aja kan? Ga ada masalah?" Tanya mamah lagi.

"Baik---hah?"

"Kenapa?"

"Kok lima hari? Bukannya mamah pergi baru tiga hari ya?"

"Lah, ngelindur kamu." Kata mamah di akhiri kekehan.

"Serius--" Jaehyuk bingung dan heran.

"Udah, udah. Kamu lanjutin makan aj--"

"WOY BU REISA! KELUAR!"
"CEPAT KELUAR!"

Mamah dan Jaehyuk tersentak. Dari luar rumah terdengar seruan tidak santai sama sekali. Mereka berdua bertatapan, saling melempar tanya dan kebingungan.

"SOMBONG SEKALI! BU REISA, KELUAR CEPAT!"

Tanpa pikir panjang, mamah bangkit dari duduknya dan berjalan menuju luar rumah, disusul oleh Jaehyuk.

"Ada apa ya ini, pak, bu?" Tanya mamah ketika sudah di luar.

Di luar terdapat 3 tetangganya, yang sebenarnya mamah Jaehyuk tidak terlalu mengenal mereka.

"Pergi kamu dari rumah itu! Tinggalin komplek ini!"

"Lho, ada apa ya? Perasaan saya ga ngelakuin apa-apa. Lagipula saya orang baru di sini."

"Orang baru kok udah bikin masalah aja? Tuh liat anakmu, anakmu bikin gaduh!"

Mamah mengerutkan dahi, sehabis itu berbalik memandang Jaehyuk.

Five Wounds || Yoon JaehyukWhere stories live. Discover now