Eps. 10

20 26 10
                                    

"Kenapa aku sangat gelisah?" Ucap Brisa dengan memegang dadanya, Brisa merasa sangat gelisah seakan-akan dia sedang dilanda sesuatu.

"Ada apa nak?"

"Hm.. gakpapa kok ma."

"Loh, gakpapa kayak gimana? Mama lihat kamu gelisah gitu."

"Gak kok ma, gakpapa."

Brisa pun langsung pergi ke atas dan masuk kekamarnya lalu dia duduk di kursi belajarnya sambil membuka catatan hariannya.

"Cinta bisa datang kapan saja, bahkan disaat kita tidak menginginkannya."

"hahahahha.. kok bisa aku menulis catatan seperti ini?"

Brisa pun membuka halaman selanjutnya.

"Jika kamu sekarang sedang bahagia maka nanti kamu akan menangis."

Brisa langsung terdiam dan merenungkan apa yang ada di catatan miliknya itu.

"Aku menulis semua ini? Kenapa tiba-tiba aku gelisah?"

Brisa lalu melanjutkan halaman selanjutnya.

"Jangan menanggap sepele cinta yang diberikan oleh seseorang kepadamu, karna mungkin saja cinta itu akan sangat berguna untuk hidupmu."

"Aku tidak pernah membayangkan kalau aku bisa mencatat ini.." ucap Brisa dengan ragu-ragu apakah dia mencatat nya atau tidak.

"Aku sangat merindukan kak David, sebaiknya aku menelponnya."

Brisa bergegas mengambil handphone yang ada di kasurnya lalu menelpon kak David menggunakan handphone tersebut.

  ~~~

"Ada yang nelpon?" Jefri langsung mengambil ponsel kak David dari kantong saku celananya.

"Bri-brisa?"

"Ada apa nak Jefri?" Ibu kak David tiba-tiba berada di belakang Jefri.

"Emm..gakpapa kok tan.."

"Itu telpon dari siapa? Kok gak diangkat?"

"Em bukan siapa-siapa." Jefri pun langsung mematikan telpon Brisa.

   ~~~

"Kok mati? Apa kak David sibuk ya?"

Brisa pun langsung melempar kan ponsel nya ke kasur dan membaringkan tubuhnya di kasur.

"Sekarang kak David lagi apa?"

"Aku merindukan kak David."

"Kenapa aku semakin gelisah?"

"Ini ada apa?"

"Kak David baik-baik aja kan?"

  ~~~

Hari sudah mulai malam tetapi Brisa tetap saja merasa khawatir dan gelisah tanpa tau apa sebab nya.

Saat di meja makan.

"Ma, dari tadi Brisa khawatir."

"Kenapa?" Tanya ibu Brisa sambil menyiapkan piring di meja makan.

"Gak tau, tapi Brisa khawatir aja gitu."

"Kamu sudah nelpon David?"

"Sudah, tapi gak diangkat."

Ibu Brisa pun langsung duduk di samping Brisa.

"Seperti nya ada yang gak beres."

"Gak beres gimana maksud mama?"

"Coba telpon mama nya David, siapa tau di angkat."

"Ah iya benar juga, bentar ya ma."

Brisa langsung mengambil handphone yang ada di hadapannya lalu menelpon ibu nya kak David.

"Gimana?"

"Ini tersambung ma, tapi belum diangkat."

"Halo nak Brisa?"

"I-iya tan..."

"Loh, kamu ngapain nelpon tante malem-malem gini?"

Disana Jefri yang berada di dekat ibu nya kak David pun langsung khawatir, Jefri takut kalau ibu nya kak David mengatakan bahwa kak David ada di rumah sakit dan dia sedang kritis.

"Enggapapa kok tan, Brisa mau tanya kak David nya ada?"

"Kak David?" Tanya ibu kak David dengan nada yang sangat aneh.

"Loh tante kenapa?"

"Kamu belum tau?"

"Tau apa tan?"

"Kalo David ..."

Saat ibu nya kak David ingin mengatakan hal yang sejujurnya Jefri pun memberikan isyarat dengan tangannya bahwa 'jangan katakan hal itu.'.

Ibu nya kak David mengerti bahwa Jefri tidak ingin membuat Brisa sedih tetapi hal ini tidak bisa disembunyikan terus menerus oleh mereka, kasihan Brisa yang sedang menunggu kabar dari kak David.

"Brisa.."

"Iya tan..? Kak David dimana?"

"David, David.."

"Ada apa tante? Katakan sama Brisa, kak David ada dimana?"

"David ada di...."

TAKDIRWhere stories live. Discover now