Bagian 6

8 3 0
                                    

REGINA

"Makasih, Kak," ujarku pada Kak Sania.

Kak Sania tersenyum membalasku dan berlalu pergi setelah pamit pada Kak Ravindra.

Sehabis mata kuliah, aku menghubungi Kak Sania dan menanyakan keberadaannya tadi. Dia ada di kantin, tapi dia mengajakku ke sekret himpunan yang langsung kuiyakan.

"Masih banyak, Re?" tanya Kak Ravindra. Hanya kami berdua yang ada di sekret.

Aku menggeleng. "Tinggal Kak Gavin dan Kak Saka, Kak," ujarku bersamaan dengan Kak Gavin dan Kak Saka yang datang.

"Nah, itu. Kebetulan,"

"Apaan?" Kak Saka berujar sewot.

"Hai..." sapaan Kak Gavin terdengar menggantung. Membuat kami bertiga menoleh padanya, tak terkecuali Kak Saka. "Re," ucapan selanjutnya yang keluar dari mulut Kak Gavin membuat mata mereka bertiga menoleh padaku.

"Hai..." aku tersenyum, terpaksa. Aku merasa bukan tersenyum, malah lebih meringis jatuhnya. "Kak," cicitku.

Kak Gavin tertawa kecil setelahnya. "Belum balik?"

Apa pertanyaan itu butuh jawaban, kalau dia sudah jelas-jelas melihat keberadaanku di sini?

"Baru kenalan sama Sania. Lo berdua belum katanya," itu Kak Ravindra, dia membantu aku menjelaskan.

"Gue diwakilin sama Gavin," ujar Kak Saka. "Khusus Rere," sambungnya kemudian berlalu setelah mengangkat telpon dan mendekatkan ke telinga.

"Emang bisa?" pertanyaan Kak Gavin terlontar, seperti pertanyaan yang juga ingin kulontarkan. "Bisa?" tanya Kak Gavin ulang pada Kak Ravindra.

Kak Ravindra mengangguk ragu dan perlahan. "Untuk kali ini aja,"

"Thanks, bro," ujar Kak Gavin mengacungkan jempol.

Maksudnya apa? Makasih untuk apa? 'kan harusnya aku yang berterimakasih karena sudah dipermudah. Tapi sepertinya tidak, pasti ada sesuatu yang terjadi makanya ucapan terimakasih tersampaikan oleh Kak Gavin.

Membuat aku menghabiskan waktu dengan Kak Gavin misalnya. Iya, kan? Bisa saja.

"Udah tau belum?" tanya Kak Gavin seraya berjalan dan mengambil duduk di sebelahku.

Apa? Aku bungkam.

"Kamu jadi bagian panitia kesehatan," lanjutnya.

Aku mengangguk. Aku udah tau soal itu. Kak Galen yang menyampaikan. Katanya, Kak Galen gabung panitia acara, Kak Gavin gabung panitia sponsorship, dan aku gabung panitia kesehatan. "Kita jadi anggota, koordinator dari anggota BEM sendiri. Nanti aku kirim kamu kontak koordinator panitia kesehatan," ujarnya tadi saat kami bertemu di koridor.

"Erik panitia keamanan," tambah Kak Gavin yang membuat aku mengenyit.

"Lalu?"

Kak Gavin menggeleng. "Mau kasih tau kamu aja,"

Buat apa coba. Gak ada untung-rugi juga buat aku kalau aku tau atau enggak, apa peran Kak Erik dikepanitiaan Dies Natalis ini.

"Oi!" panggilan dari balik pintu sekret membuat kami menoleh, itu Kak Galen. Hanya kepalanya yang tampak. "Buruan," panggilnya yang ditujukan pada Kak Ravindra dan membiarkan pintu tertutup. Kak Ravindra menggendong tasnya, berlalu tanpa pamit. Meninggalkan aku berdua dengan Kak Gavin.

"Jadi? Apa yang mau ditanyain?" suara Kak Gavin memecah hening.

"Gak ada,"

"Maksudnya?" Rere tau semua tentang gue dan Saka, gitu?

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Aug 09, 2021 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

COMETHRU | Jungwoo & TzuyuWhere stories live. Discover now