1. In the Dark

10.5K 1K 119
                                    

Mikasa berdesis pelan, membuka matanya dan mencoba menggerakan tubuhnya yang seperti mati rasa

Oops! Ang larawang ito ay hindi sumusunod sa aming mga alituntunin sa nilalaman. Upang magpatuloy sa pag-publish, subukan itong alisin o mag-upload ng bago.

Mikasa berdesis pelan, membuka matanya dan mencoba menggerakan tubuhnya yang seperti mati rasa. Kala dia membuka mata, kegelapan menyelimuti--ada sebuah kain yang menutup matanya. Tidak ada yang terlihat olehnya. Matanya menjadi buta oleh kegelapan di sekeliling, dan yang bisa dia lakukan hanya mendengarkan. Dan merasa.

Dia sedang duduk di atas sebuah bangku kayu. Tubuhnya terikat erat di situ. Tak ada satu pun di antara tangan dan kakinya yang bisa digerakkan, semua tubuhnya seperti mati rasa. Tapi dia tahu bahwa dirinya masih berpakaian lengkap membuatnya sedikit merasa lebih lega.

Kepalanya kembali memutar kejadian semalam, alasan mengapa dia bisa berada dalam keadaan yang menyedihkan seperti ini. Malam itu, Mikasa pergi keluar dari rumahnya ke supermarket untuk membeli kebutuhan sehari-hari. Dia memang pulang sedikit larut malam.

Yang terakhir dia ingat hanyalah Mikasa sedang berjalan untuk pulang sendirian, lalu dia merasa seperti ada yang mengikuti, Mikasa berkali-kali menoleh ke belakang dan mempercepat jalannya, namun tiba-tiba sesuatu membekap mulutnya menggunakan kain yang Mikasa yakini memiliki obat bius di dalamnya hingga akhirnya membuat Mikasa tak sadarkan diri. Hanya itu yang ia ingat. Komplek rumahnya berada di kawasan yang sepi Itulah mungkin mengapa hal ini bisa terjadi.

Mikasa mencoba menggerakkan tangannya, setidaknya sebuah usaha kecil untuk meregangkan tali ini, tetapi nihil. Tak ada satupun dari tubuhnya yang bisa digerakkan. Entah tali ini yang mengikat terlalu erat atau tubuh Mikasa memang terasa kaku dan mati rasa.

Permukaan kasar dari tali itu menggesek kulit lengan Mikasa yang membuat Mikasa yakin akan meninggalkan memar disana. Mungkin jika terus digerakan sedikit demi sedikit kulitnya akan terkikis dan akan menimbulkan rasa perih.

Gadis itu menghela nafas semampu mungkin mengingat betapa tali itu mengikat tubuhnya cukup erat yang membuatnya cukup kesulitan untuk bernafas. Tenang, bisiknya pada diri sendiri. Merasa panik dan takut tak ada gunanya, dia harus tenang, setidaknya membuat tubuhnya lebih rileks.

Kali ini dia mempertajam indra pendengarannya. Hening. Tidak ada suara kendaraan lewat, suara angin yang membuat dedaunan berdesir, kicauan burung atau apa pun yang menunjukkan tanda-tanda kehidupan. Saking heningnya, dia sampai bisa mendengar detak jantungnya sendiri yang berdebar cukup tenang.

Bibir tergigit pelan sembari alis berkerut, sampai detik ini, Mikasa tak mendapatkan sebuah jawaban atas mengapa dia diculik. Untuk apa ? Ingin dijadikan budak? untuk dibunuh ? Atau penghangat ranjang ? Ah tidak, Mikasa tidak ingin menduga-duga lebih lanjut lagi karena apa pun jawabannya, ia perlu memikirkan cara agar bisa keluar dari tempat ini dan kabur tentunya.

Cklek

Bunyi pintu yang terbuka dan langkah kaki yang mendekat membuat Mikasa refleks menegakkan tubuhnya, merasa waspada. Hidungnya mengendus, menyerap aroma cologne maskulin yang semakin pekat seiring langkah kaki sosok itu yang kian dekat. Dia mendengar bunyi desiran pakaian yang bergesekan dengan udara saat sosok yang ia yakini lelaki itu berjongkok di depannya, dan dia tanpa sadar memajukan tubuh. Usaha yang gagal, karena dia masih terikat erat di kursi.

Sweet Blood ✔Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon