Mikasa tak tahu berapa jam berlalu setelah Levi pergi meninggalkannya kembali sendiri diruangan itu. Yang terpasti Mikasa masih berada di kondisi yang sama, terikat dengan tubuh yang mati rasa. Tenggorokan Mikasa terasa kering, suara yang keluar bahkan terdengar serak.
Cklek
Ah, lelaki itu datang lagi. Mikasa tak bergerak, hanya mendengarkan bagaimana langkah kaki Levi kian mendekat menghampirinya. Harum maskulin Levi langsung menghampiri indera penciuman Mikasa. Dia tahu lelaki itu tengah duduk dihadapannya karena terdengar suara derit kursi tadi.
"Buka mulutmu, kau belum memakan apapun dari kemarin"
Mikasa tak membantah, dia menurut dengan membuka mulutnya membuat levi menyuapi makanan ke dalam mulutnya, Mikasa langsung menguyahnya menikmati makanan yang Mikasa tidak ketahui apa itu.
Beberapa menit berjalan seperti itu--dengan Levi yang terus menyuapi Mikasa dan Mikasa yang diam dan menerimanya.
"Sekarang jam berapa ?"
Mikasa akhirnya membuka suara, dan seperti yang ia duga, suara yang keluar terdengar serak dan hanya berupa lirihan.
"Jam lima sore"
Ah, apa itu artinya sudah cukup lama Mikasa duduk dikursi ini dengan keadaan terikat. Dia diculik saat sekitar jam delapan malam, dan ini sudah jam lima sore, kalian bisa menghitungnya sendiri kan berapa jam Mikasa terduduk disini ?
Levi kembali menyuapi Mikasa hingga pada suapan terakhir, tak lupa lelaki itu memberikan Mikasa segelas air putih yang tentu langsung diminum hingga kandas oleh Mikasa. beberapa bulir air terjatuh mengalir membasahi leher Mikasa. Levi mengambil tissue untuk mengelap leher dan sekitar bibir sang gadis.
"Levi"
"Hm ?"
Terdim sejenak, Mikasa meneguk saliva gugup. Dia tahu levi tengah menunggu ucapan selanjutnya.
"Bisa kau lepas penutup mata ini ?"
Mikasa mungkin tak menyadari ada kerutan yang muncul di dahi Levi kala mendengar permintaan gadis itu.
"Untuk ?"
Mikasa ragu mengucapkannya, tapi dia tak bisa menghentikan mulutnya yang akhirnya mengeluarkan ucapan itu.
"Aku ingin melihatmu"
Hening, suasana seketika menjadi hening dan hawa terasa dingin mencekam. Mikasa menjadi berkerut cemas, apa dia mengatakan hal yang salah ? Mengapa Levi diam ? Mikasa berfikir bahwa mungkin Levi tak akan menuruti permintaannya dan dia sudah siap akan hal itu.
Tapi hal yang terjadi selanjutnya membuat Mikasa membeku, tangan Levi menyentuh wajahnya dan melepas kain penutup matanya membuat Mikasa perlahan membuka mata menyesuaikan diri dengan cahaya sekitar.
Dia berusaha membiasakan matanya pada kegelapan yang melingkupi. Hanya ada cahaya samar dari balik jendela yang tirainya ditutup rapat, juga satu garis cahaya lainnya yang masuk lewat celah pintu. Dan tak ada satu pun dari kedua cahaya itu, yang memperlihatkan sesuatu, membuatnya nyaris yakin bahwa tempatnya berada sekarang adalah sebuah ruangan kosong dengan dia yang duduk ditengah-tengah ruangan.
VOUS LISEZ
Sweet Blood ✔
Roman d'amour[M] Mikasa mendapati dirinya terikat di atas kursi kayu dengan sebuah kain yang menutup matanya. Tak ada satu pun di antara tangan dan kakinya yang bisa digerakkan, semua tubuhnya seperti mati rasa. Dimana Mikasa ? Mengapa dia diculik ? Mikasa inga...