6. He's Crazy

4.9K 688 87
                                    

Malam telah tiba, Mikasa sudah berdiam diri di kamar, duduk di atas ranjang sembari mengamati sekitar

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Malam telah tiba, Mikasa sudah berdiam diri di kamar, duduk di atas ranjang sembari mengamati sekitar. Ini sudah dua puluh menit berlalu sejak dirinya duduk diam tanpa melakukan apapun.

Dia bingung, jam sudah menunjukkan pukul sepuluh malam. Lampu kamar sudah dimatikan. Mikasa tidak tahu apakah Levi sudah tidur atau belum.

Mikasa jadi teringat perkataan lelaki itu tadi pagi. Seketika Mikasa menatap ke arah jendela yang terbuka, menampilkan langit malam tanpa bintang yang ditemani sang rembulan.

Dia mungkin memang tak akan bisa kabur, Levi begitu cerdik. Dia pasti berhasil menangkapnya kembali andai Mikasa kabur. Tapi--entah mengapa Mikasa tidak memiliki niat untuk kabur, dia pasrah, menunggu untuk lelaki itu bunuh.

Helaan nafas keluar dari celah bibirnya yang ranum. Gadis itu memilih mengosongkan pikirannya, dia tidak ingin memikirkan apapun, entah dirinya, entah Levi atau apapun itu. Mikasa hanya ingin pikirannya kosong.

Dia membaringkan tubuhnya, menarik selimut untuk menutupi tubuhnya hingga sebatas dada, dia menatap langit-langit kamar dalam diam.

Selang tiga detik kemudian, Mikasa memejamkan mata. Melunturkan keluh kesah si benak. Berharap bukan mimpi buruk lah yang menjemputnya.

━━━━━━━━•Sweet Blood•━━━━━━━━

Nyatanya, tidurnya tidak se-nyenyak seperti yang Mikasa harapkan. Dia terbangun tepat kala jarum jam menunjukkan pukul dua dini hari. Mikasa bangun terduduk, mengambil gelas di atas nakas dan menghembuskan nafas menyadari dia belum menyediakan air.

Mikasa menyibak selimut, beranjak turun dari atas ranjang, melangkah keluar dari pintu. Gaun tidurnya bergaya vintage sedikit bergoyang kala dia melangkah.

Suasana begitu sepi dan gelap, membuat suasana terasa sedikit mencengkam. Mikasa melangkah dengan pelan tanpa menimbulkan suara menuju dapur. Di sana dia melakukan tujuan awalnya keluar, meminum segelas air putih yang membuat rasa hausnya kandas seketika.

Menghela nafas lega, Mikasa memutuskan untuk kembali ke kamar, namun cahaya yang menyala dari sebuah ruangan menarik perhatian Mikasa. Cahaya itu mengintip kecil dari celah pintu yang terbuka.

Mikasa melangkah menghampiri ruang itu dengan teramat pelan, sepasang alis Mikasa mengernyit, memikirkan mungkinkah Levi yang berada di ruangan itu, apa Levi belum tidur ? Setahu Mikasa kamar Levi berada tepat di samping kamarnya sedangkan ruangan ini letaknya cukup dipojok.

Sesampainya didepan ruangan itu, Mikasa berdiri mengintip ke dalam, pintu hanya terbuka sedikit membuat Mikasa melihat melalui celah pintu itu.

"Apa yang kau lakukan di sini ?"

Mikasa terkesiap, sontak membalikkan tubuhnya dan menahan nafas kala melihat sosok Levi berdiri tepat dihadapannya dengan netra kelam yang menghunus tajam. Ekspresi wajah lelaki itu begitu dingin, yang entah mengapa kali ini sukses membuat Mikasa menahan nafas takut.

Sweet Blood ✔Where stories live. Discover now