BAB 7 ~ 😲 TAK DISANGKA 😲

15 9 2
                                    

Malam ...

Babah Tan balik lagi... jangan bosen ya.... 🤭🤭

Langsung baca aja yuk...!!!

Jangan lupa vote dan komen ya....😘😘

Happy reading....



😲😲😲



"Aku benar-benar nggak nyangka! Ya, Tuhan!" Tanujaya yang tengah duduk di kursi kerjanya mengusap kasar wajah perseginya. Ia lalu bangkit berdiri dan mendorong kursinya dengan belakang lututnya. Ia berbalik menghampiri jendela tinggi yang terbuka lebar yang tepat berada di belakang meja kerjanya. Kedua lengannya menekuk dan telapak tangannya yang besar berada di pinggang.

Tanujaya menggeleng-gelengkan kepalanya sembari bergumam, "Biarpun dah ada bukti-bukti yang semuanya mengarah padamu, tapi aku masih nggak percaya! Ini mustahil." Tatapan mata sipitnya mengarah pada pekarangan samping yang tampak menghijau. Berkas sinar mentari sore hari menimpa sebagian tanaman perdu yang tumbuh di dekat tembok keliling.

"Tapi Ganjar maupun Joni nggak mungkin kasih info sembarangan, apalagi Ganjar. Dia dah ikut aku selama belasan tahun. Dia pasti paham gimana dekatnya hubungan kami." Tanujaya menghela napas. Ia kembali menggoyangkan kepalanya. Tatapan matanya terangkat sedikit. Tembok bercat kuning gading itu dipandanginya dengan lama.

Benarkah ini semua ulahmu? Tapi kenapa? Aku masih nggak habis pikir dengan tindakanmu ini. Kamu bahkan tega nyebut aku Bajingan Tua! Astaga, ya, Tuhan! Ada apa ini sebenarnya? Memangnya apa yang dah aku lakukan sampai kamu tega mau menghancurkan usahaku? Padahal kamu yang paling tahu kalau usahaku ini salah satu hal yang paling kucintai selain keluargaku.

Tanujaya kembali berbalik sambil menghela napas panjang. Tatapannya langsung tertuju pada dua kursi kosong yang belum lama ini ditinggalkan oleh Ganjar dan Joni. Sembari memukulkan kepalan tangan kanan ke atas meja, Tanujaya menduduki kursi kerjanya lagi. Ingatannya kembali melayang ke belakang ketika Ganjar dan Joni memberi laporan akhir.

"Tuan, kami sudah berhasil menemukan siapa dalang dari kejadian-kejadian yang menimpa usaha Tuan belakangan ini," lapor Ganjar begitu pantatnya bersentuhan dengan kursi kayu di hadapan Tanujaya.

"Bagus. Kalau begitu cepat beri tahu siapa orangnya!" pinta Tanujaya dengan nada sedikit tak sabar.

"Ah, tapi maaf kalau berita yang akan kami sampaikan ini mengejutkan Tuan."

"Hmm," sahut Tanujaya yang semakin penasaran, "memangnya siapa orang ini?"

"Mungkin sebaiknya Tuan mendengarkan penuturan Joni dulu karena dia yang pertama kali menemukan fakta ini," saran Ganjar. Tanujaya akhirnya menekan rasa ingin tahunya dan menyuruh Joni untuk segera berbicara.

"Be ... begini, Juragan. Selama hampir seminggu ini, ka ... kami terus memantau gerak-gerik Pak Agus. Se ... selain dari yang sudah kami laporkan se ... sebelumnya, kalau saya berhasil menemukan dan membuntuti ti ... tiga orang yang ternyata dibayar oleh Pak ... Pak Agus serta penemuan beberapa ka ...karung goni bekas pembungkus bawang da ... dan cengkeh di rumah kontrakan Pak Agus, keesokan harinya, te ... tepatnya dua malam yang lalu saya tak sengaja melihat Pak A ... Agus keluar dari kontrakannya malam-malam. Ke ... kebetulan malam itu saya sedang keluar ber ... bersama teman pakai motor, ja ... jadi saya mengajak teman saya untuk i ... ikut membuntuti Pak Agus." Joni berhenti sejenak, mengambil napas sembari melirik Tanujaya.

Tanujaya masih bergeming menyimak penuturan Joni. Punggungnya disandarkan ke belakang. Sementara jari-jemari kedua tangannya saling bertautan di depan perutnya yang rata. Ia hanya mengangguk menyemangati Joni untuk bertutur lebih lanjut.

(Bukan) Ke Lain Hati ~ (TAMAT) ~ TERBIT E-BOOKWhere stories live. Discover now