Part 14

30.5K 4.7K 55
                                    

"Apa ini nama lengkap ibu?" tanya Luca.

"Ya," jawab Raizel mengangguk singkat.

"Aku akan menanyakan ini hanya untuk sekali. Apa kau ingin membangkitkan kekuatan sihir di dalam dirimu?" tanya Raizel kemudian.

"A-apa?"

"Ibumu, Roseline adalah adik kembarku. Dia adalah pemilik sihir terkuat ke lima saat itu. Jika kau putranya, kau pasti mewarisi sihir Roseline, yang berarti kau juga adalah pangeran dari kerajaan Orleandrix."

Luca terpana. Ia tidak pernah tahu kalau ibunya adalah seorang putri kerajaan sampai saat ini. Luca menatap lukisan Roseline lekat-lekat untuk mengkonfirmasi kesalahan sekecil apapun. Namun tidak ada. Gadis dalam foto itu benar-benar mirip dengan ibu yang ia kenal.

"Kalau dia adikmu, kenapa dia bisa berada di kerajaan musuh?" tanya Luca.

"Kau harus mencari jawabannya sendiri," jawab Raizel acuh tak acuh.

"Di mana aku bisa mendapatkan jawabannya?" tanya Luca lagi.

"Itu bukan masalahku," jawab Raizel. "Jadi, jawabanmu?" tanyanya kemudian.

"Aku ingin mencobanya," jawab Luca tanpa berpikir.

Tanpa berpikir panjang, Luca pasti akan memilih ibunya. Hanya sosok ibunya yang ia ingat. Untuk sosok ayah? Heh! Luca tidak pernah mengakui pria itu sebagai ayahnya. Ayah yang tidak pernah bertanggung jawab sedikitpun pada putranya.

Sejujurnya, Luca membenci dirinya yang harus mirip dengan pria itu. Rambut coklat dan mata kuning, dia benar-benar membencinya. Tidak bisakah ia mirip dengan ibunya? Luca selalu suka melihat rambut pirang ibunya dan mata merah mudanya.

Karena itu, saat Raizel menanyakan ini, Luca menginginkannya karena ia pernah membaca, penampilan seseorang terkadang akan berubah sesuai dengan darah dan kekuatan yang mendominasi dalam tubuhnya. Luca berharap, darah dan kekuatan ibunya lah yang dominan dalam dirinya.

"Ikut aku," ucap Raizel kemudian setelah menutup kembali potret itu dengan kain seperti sebelumnya.

Lagi-lagi, Luca hanya bisa mengikuti dengan diam. Namun, dia mendapat pengertian baru. Pria ini bilang kalau ibunya tadi adalah adik kembarnya, bukan? Ah, maka dia adalah paman Luca.



***



"Sudah mengambil keputusan?" tanya Harold saat melihat Raizel datang bersama Luca.

"Hm," angguk Raizel.

"Urus ini olehmu, aku harus pergi memeriksa sesuatu," ucapnya kemudian pergi.

Harold dan Luca menyaksikan Raizel pergi tanpa berkedip. Dengan demikian, hanya mereka berdua yang ada di tempat ini. Keduanya saling tatap sejenak sebelum Harold tersenyum dan membuka percakapan.

"Jadi, siapa namamu?" tanya Harold.

"Luca," jawab Luca singkat.

"Oh, apa itu Luca Esther?" Harold berbalik dan berjalan ke arah sebuah ruangan diikuti oleh Luca.

"Tidak, hanya Luca. Aku tidak suka memakai nama tambahan itu," jawab Luca mengerutkan keningnya tak suka.

"Baiklah, Luca. Aku sudah mengetahui situasimu dari Raizel. Jadi, kau ingin membangkitkan sihirmu?"

"Ya."

Mereka berdua berhenti di tengah ruangan yang memiliki rangkaian pola rune aneh di lantainya. Luca menatapnya takjub. Kalau ia tidak salah ingat, ia pernah melihat ibunya menggunakan sihir. Saat itu pola rune-nya berbeda dengan yang ada di lantai ini, namun tetap terlihat indah.

I Became a Princess in Another WorldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang