"Ada sesuatu di wajahku?"
!!
Aku tersentak kaget dan menarik tanganku langsung. Ah, Veronica, apa sih yang kau lakukan? Untuk apa pakai pegang-pegang segala? Gimana kalau dia tiba-tiba kesal lalu langsung memotong tanganmu??
Kan nggak keren kalau sampai kehilangan tangan!
"Tidak ada. Wajah papa terlihat mirip seperti gambar pangeran dalam cerita dongeng!"
Yah, hanya jawaban ini yang terpikir olehku dalam waktu singkat. Maaf-maaf saja deh kalau nggak sesuai dengan keinginanmu.
"Pfft--"
Aku mendongak dan terpana saat melihat Raizel tersenyum. Kyaaaa, kenapa papaku sangat keren dan tampan?!! Serius deh, walau banyak rumor yang tersebar tentang kekejaman papaku ini, tetap saja masih banyak perempuan di seluruh dunia yang mengantri untuk menjadi istrinya.
Para wanita itu pasti iri padaku kalau tahu aku sudah melihat senyum seorang Raizel, raja tirani yang kejam. Ah, mungkin mereka juga patah hati setelah tahu Raizel sudah memiliki seorang putri yang sangat cantik dan imut sepertiku ini. Waahh, kalau begini, aku bisa sombong sedikit lah, ya?
Sayang sekali ia hanya tersenyum untuk waktu yang singkat, ah maksudku dia menahan tawanya. Huh, menyebalkan! Kalau kau mau tertawa, tertawa saja dong! Ngapain pakai acara tahan tawa segala?
Detik itu, tanpa aku sadari, kesan Raizel yang dingin dan kejam hampir terhapus seluruhnya dari ingatanku. Benar-benar, aku tidak punya rasa pertahanan diri sama sekali, ya.
"Papa tersenyum," ucapku menunjuk kearahnya.
"Kamu salah lihat," jawabnya.
Tidak, papa, bisakah perbaiki dulu ekspresi wajahmu sebelum berbohong? Kamu jelas terlihat senang dan santai saat ini.
"Ayo masuk ke dalam," ucapnya kemudian aku balas dengan anggukan kecil.
#Veronica pov's end
.
.
.
Raizel yang tengah berjalan ke kamarnya dengan Veronica di gendongannya berpapasan dengan Bryan. Pemuda itu terkejut saat melihat Rajanya menggendong Tuan Puteri, namun ia tetap memberi hormat sambil menyembunyikan rasa kagetnya.
"Siapkan beberapa camilan dan antarkan ke ruanganku," ucap Raizel.
"Ya, Yang Mulia," balas Bryan.
Raizel pergi tanpa mengucapkan kata-kata lain sementara Bryan kembali berdiri dan menatap arah kepergian Raizel dan Veronica dengan tatapan penasaran.
Apa sejak dulu Rajanya selalu sebaik ini?
Hmm, mungkin dia yang lupa.
Tapi Bryan tersenyum senang saat tahu hubungan kedua orang itu dekat. Dengan begitu, ia segara pergi ke dapur kerajaan dengan senang hati untuk menyampaikan perintah Raizel pada chef dan pelayan di sana.
*
"Apa yang kau lihat?" tanya Raizel yang saat ini sedang membaca beberapa dokumen sambil memandangi putrinya yang sangat fokus melihat kamarnya.
"Kamar papa, besar," jawab Veronica.
Veronica tidak bohong. Ia benar-benar merasa kamar ayahnya sangat besar. Ini tiga kali lebih besar dari kamarnya di Istana Mawar. Walaupun, yah, dekorasinya terlihat kaku dan klasik. Khas seorang raja sepertinya.
"Kamarmu juga akan sebesar ini nanti," ucap Raizel sambil menandatangani dokumen yang baru ia baca.
Veronica menggelengkan kepalanya, "kamar Veronica kecil," ucapnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Became a Princess in Another World
Fantasy[END] [Persiapan Season 2] Venus, seorang gadis tahun pertama sekolah menengah membaca sebuah novel yang direkomendasikan oleh temannya. Novel 'Everlasting Sweet Love', dimana sang protagonis wanita diterima dan disayangi oleh semua orang, termasuk...