Part 21

21.4K 3.2K 33
                                    

Raizel mengernyit kesal karena sejak tadi ia belum menemukan Veronica di manapun. Padahal, ia sudah mengerahkan semua ksatria kerajaan untuk mencari gadis kecil itu, termasuk ke Istana Mawar.

Namun gadis kecil itu tidak ditemukan di manapun.

Apa seseorang menculiknya? Ia ingat dua tahun yang lalu ada semut menyebalkan yang menculik putrinya dan memaksa masuk ke istananya bahkan mengancamnya.

Tapi tidak mungkin dia diculik. Karena sejak hari itu, keamanan istana sudah diperketat.

Tidak mungkin juga gadis kecil itu keluar istana sendiri. Mengingat jaraknya yang jauh dan tubuh kecil putrinya yang lemah.

Lalu, apa ada tempat tertinggal yang belum ia periksa? Karena tidak mungkin anak itu hilang ditelan bumi begitu saja.

Raizel kembali berpikir ulang dan akhirnya menemukan kalau ia belum memeriksa menara sihir kerajaan. Mungkinkah putrinya ada di sana? Tapi jarak menara sihir kerajaan dengan istananya cukup jauh. Raizel sendiri sampai bosan hanya untuk berjalan ke menara sihir.

Jadi, apa mungkin putrinya benar-benar ada di sana?

Setelah terdiam untuk sementara waktu, Raizel akhirnya memutuskan untuk pergi memeriksanya sendiri. Mungkin saja, penyihir elit kurang kerjaan itu menculik putrinya karena penasaran. Karena dia kurang kerjaan, Raizel tidak keberatan menambahkan lebih banyak tugas untuk penyihir itu nanti.

Sesampainya di menara sihir, Raizel langsung naik ke ruangan Harold. Niat awalnya sih dia mau datang dan masuk baik-baik. Hanya saja...,



"WHAT?!?! KAMU PUTRI KECILNYA RAIZEL?! RAJA BALOK ES YANG KURANG ASEM ITU?!?!"



Raizel malah berakhir mendengarkan teriakan alay dari temannya yang sepertinya sedang mengirimkan permohonan kematian. Dan lagi, panggilan aneh apa yang diberikan teman sialan itu untuknya?

Ditambah dengan fakta bahwa Harold sepertinya berteriak pada putrinya, alhasil, Raizel masuk dengan aura yang menekan menguar di sekelilingnya. Yah, sepertinya temannya itu memang sudah lama mengharapkan kematian. Raizel tidak keberatan untuk mengabulkannya.



BRAK!!



"Harold, kau berani menculik putriku tanpa izin?" tanyanya tanpa ekspresi.

Ia mengucapkan kata demi kata penuh tekanan, mengabaikan tiga orang yang menatap horror padanya. Saat ia melihat Harold sedang menggendong Veronica, keinginannya untuk menghajar teman laknatnya itu akhirnya mencapai puncak.

"Tu-tunggu, aku bisa jelaskan!!" Harold berucap kaku.



SRING!



"Aku akan menunggu penjelasanmu," ucap Raizel dengan senyum terpampang di wajahnya yang membuatnya terlihat semakin tampan, tentu saja dengan mengabaikan fakta tentang pedang yang baru saja ia keluarkan.

"AAAARRGH!! RAIZEL KAU TEGA!!"

"DIAM! BERI AKU PENJELASANMU!"

Hari itu, semua orang di istana menatap kaget ke arah menara sihir saat mendengar teriakan tragis sang penyihir kerajaan dan teriakan marah dari raja mereka. Semuanya berkeringat dingin dan memohon yang terbaik untuk sang penyihir walaupun mereka tidak tahu apa yang terjadi.

Namun, menilai dari seberapa tragis Harold berteriak, mereka menebak kalau yang terjadi di tempat itu sudah pasti bukan hal baik.

Luca dan Veronica sendiri—yang ngomong-ngomong nyaris dilempar oleh Harold ke Luca, menatap pemandangan kacau di depan mereka tanpa bisa berkata-kata.

I Became a Princess in Another WorldWhere stories live. Discover now